Mohon tunggu...
Rachmat Dharmawan
Rachmat Dharmawan Mohon Tunggu... lainnya -

orang bodoh yang ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Hasrat Membawa Lupa

23 Maret 2014   22:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:35 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan binar senyum tersipu donopati pulang dari latihan memanahnya dan lekas menghadap ibunya, berusaha keras membalut rasa sumringahnya dengan sungkem dan mengatakan bahwa dia ingin mengakhiri keperjakaannya, lantas sang ibu pun dengan bahagia bertanya " siapakah gerangan gadis yang begitu membuatmu tersipu wahai donopati anakku ?", dan berceritalah donopati bahwa sewaktu dia berlatih memanah dia bertemu dengan gadis catik bak dewi khayangan dan mempunyai perilaku sempurna seorang gadis yang bisa " ngemong serta ngayomi " bernama dewi sukesi putri dari prabu somali dari negeri alengka.

Namun dewi sukesi pujaan donopati pangeran lokapala itu mempunyai syarat sebagai saimbara barang siapa yang bisa memberitahu apa hakekatnya ajian satra jendra hayu ningrat pangruwat diyu maka orang tersebutlah yang akan menjadi suaminya, disisi lain paman dewi sukesi patih dari alengka jambu mangli yang terkenal tiada tanding di negeri alengaka juga membuat syarat untuk saimbara jika ingin melamar dewi sukesi maka harus bisa mengalahkan jambu mangli.

Hal itu membuat donopati menghadap ayahanda begawan wisrawa untuk meminta pangestu agar mengikuti saembara tersebut, namun begawan wisrawa tahu betul bahwa untuk menguasai ajian sastra jendra hayu ningrat pangruwat diyu adalah mahkluk yang "seleh" atau meninggalkan segala sesuatu yang berkaitan dengan hawa nafsu keinginan duniawi jika tidak maka akan terjadi kerusakan karena ledakan angkara murka sementara donopati putra begawan wisrawa itu meminta restu berangkat dengan keinginan atas dewi sukesi, atas kasih sayang orang tua, begawan wisrawa melarangnya untuk berangkat dan menjelaskan betapa berakibat buruk jika hal itu dilanjutkan, namun donopati terlanjur jatuh hati bukan kepalang terhadap dewi sukesi dan begawan wisrawa pun menawarkan solusi melamarkan dewi sukesi untuk donopati, karena mengukur diri dan merasa tak mungkin sanggup menguasai aji sastra jendra donopati pun setuju untuk mempercayakan keinginannya kepada sang ayahanda.

Donopati dengan gagahnya menggelar rapat kerajaan lokapala dan mengumpulkan seluruh pembesar mulai dari penasehat kerajaan, patih, ahli strategi dan para kesatria lokapala untuk mengawal ayahandanya menuju alengka agar supaya jambu mangli tidak menghalangi ayahandanya menemui prabu somali untuk melamarkan dewi sukesi agar dapat di boyong ke negeri lokapala sebagai calon istri donopati.

Dalam perjalanannya sesuai yang diperkirakan bahwa jambu mangli menjajal kedikjayaan semua kesatria yang berusaha melamar dewi sukesi di gerbang alengka dan semua pun tumbang termasuk para kesatria lokapala,hiruk pikuk itu membuat begawan wisrawa yang merupakan salah satu begawan tersakti di jagad raya terpaksa memporak-porandakan tubuh jambu mangli dengan pusaka andalannya "Gandik Kencana" dan mengalahkan jambu mangli.

Begitu menghadap prabu somali begawan wisrawa meminta maaf atas kematian jambu mangli adik prabu somali, prabu somali pun memaklumi dan merasa hal itu memang pantas didapatkan jambu mangli atas "jobriyo" kesombongannya yang bertindak semaunya tanpa mematuhi prabu somali, kemudian begawan wisrawa menjelaskan maksud kedatangannya jauh-jauh sari lokapala ke alengka untuk melamar dan memboyong dewi sukesi untuk di peristri putranya donopati, prabu somali pun memanggil putrinya yang terus berdiam diri di dalam kamar, perlahan dewi sukesi pun datang menghadap tanpa mengurangi hormat sungkemnya terhadap tamu ayahandanya, dan berkatalah begawan wisrawa kepada sukesi " maukah kau ku boyong ke lokapala ?", " wahai prabu maka jelaskanlah apa hakekat ajian sastra jendra hayu ningrat pangruwat diyu " dengan satun tutur dewi sukesi.

Karena ajian sastra jendra merupakan ajian rahasia yang hanya mahkluk tertentu di jagad raya ini yang mengetahuinya begawan wisrawa meminta izin kepada prabu somali untuk meninggalkan mereka berdua lalu dijabarkannya ajian para batara itu kepada dewi sukesi disertai kilatan cahaya yang menghiasi seluruh negeri alengka, sejenak terhening seisi negeri karena ajian sastra jendra yang mensucikan. dengan haru birupun sukesi bersedia di boyng ke negeri lokapala setelah meminta restu ayahandanya prabu somali.

Dalam perjalan dan diskusi panjang saling mengenal dewi sukesi baru mengetahui bahwa dia diboyong ke lokapala sebagai calon istri donopati putra begawan wisrawa, "jagad dewa batara" sukesi pun menangis hebat yang seakan mengguncangkan jagad, dia berkata bahwa janji prasetyanya hanya akan mencintai dan bersedia menikah dengan orang yang bisa menjabarkan hakekat dari ajian sastra jendra namun begawan wisrawa tak menghiraukannya, waktu demi waktu yang beriringan dengan kian lirihnya tangis dewi sukesi suasana pun berubah, dengan tubuh lemas isak tangis dewi sukesi terjatuh pada pangkuan begawan wisrawa, iba sang begawan pun tak terbendung lagi, diskusi membawa perasaan yang lahir dari hati terjadi hingga keduanya pun terbungkus aura cinta kasih namun kini bukan lagi sebagai calon mertua dan menantu melaikan dua insan manusia.

Hal yang tak seharusnya dilakunkan seorang begawan pun terjadi bersama aliran waktu, hingga otak rasional begawan wisrawa kembali menuntunnya kepada dirinya yang sebenarnya dan meledaknya penyesalan seorang begawan " jagad dewa batara apa yang terjadi ?" rintihnya beserta tangis sambil lari kembali menuju kerajaan alengka untuk segera meminta maaf kepada prabu somali atas semua ke khilafannya, sukesi pun derdiam dalam kepatuhannya mengikuti wisrawa menuju ayahanda.

Dengan segala hormat prabu somali menerima begawan wisrawa yang juga calon koalisi besar kerajaannya, sontak tercenganglah prabu somali mendengar pengakuan sang begawan di pangkuannya dan tanpa sedikitpun tutur kata yang menuntut dan tiada brani menyarankan prabu somali memeluk begawan wisrawa, tengan terisak sang begawan akan menanggung semua akibat perbuatan hinanya.

Di lokapala donopati dan sang ibu tak sabar menanti pulangnya sang ayahanda, namun sekian lama hingga berbulan-bulan sang ayahanda tak kunjung pulang, di utuslah para teliksandi lokapala oleh donopati yang kawatir dengan keadaan sang ayah beserta calon istrinya, namun kaget dan tersentak yang memicu murkanya donopati yang mendengar berita pernikahan sang ayah begawan wisrawa dengan dewi sukesi, rasa marah membaranya bercampur kekecewaan membuatnya bergegas menuju alengkah dan memimpin langsung seluruh pasukan untuk menghukum ayahandanya yang tak lagi terhalangi oleh sang ibu yang juga kecewa atas perbuatan suaminya.

Dengan teriakan menggelegar donopati menjawab janur kuning melengkung yang menandai pernikahan ayahandanya dengan dewi sukesi kekasih tercintanya di depan gerbang, kalaplah donopati dengan angkara murkanya mengalahkan seluruh prajurit penjaga alengka dan meluluh lantahkan seluruh kota peristiwa inilah untuk pertama kalinya alengka dibakar menjadi arang, begawan wisrawa pun keluar dari kerajaan untuk menemui donopati untuk memberi penjelasan serta meminta maaf kepada sang putra atas segala kesalahanya, namun donopati yang terlanjur tenggelam dalam rasa marah pun untuk pertamakalinya melawan ayahnya, pertempuran ayah anak bak istilah "kebo ditanduk gudhel" yang diringi gelapnya langit, derasnya hujan dan dasyatnya gutur itu pun berlangsung namun begawan wisrawa yang merasa bersalah tiada sedikit pun melawan donopati, sang begawan menerima seluruh hujangan donopati dengan isak tangis hingga donopati membidikan pusaka panah gandik mas kearah ayahandanya, bukan makin kuat serat busur yang di tarik donopati namun justru kian kendor karena samudra hatinya tumpah ruah dan memadamkan seluruh amarahnya, kasih sayang donopati terhadap ayahandanya yang tak tega melihat ayahnya tersungkur pun menjatuhkan busur panahnya dan berlari memeluk sang ayah.

Donopati memaafkan seluruh perbuatan ayahnya dan merelaka dewi sukesi menjadi istri sang ayah dan kembali bersama sang ibu dengan secuil kesedihan menuju lokapala dan meninggalkan sang ayah di alengka untuk bertanggung jawab atas janin yang di kandung dewi sukesi, bulan demi bulan berlalu lahirlah putra wisrawa yang pertama itu yang kemudian kita kenal sebagai rahwana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun