Saya dan keluarga banyak sekali berutang budi atas kebaikan jasa beliau. Karena di samping beliau memang bekerja dengan keluarga kami sebagai buruh cuci, tapi beliau tidak menolak apabila kami memintai bantuan untuk mengurus anak kecil, karena pada saat itu, kakak saya tengah dikarunai anak pertama dan butuh tenaga bantuan untuk membantu mengurus putranya.
Ibu Yanti bagi saya dan keluarga adalah sosok inspirasi yang banyak membantu keluarga kami. Di tengah kehidupannya yang kekurangan dari segi finansial, namun beliau selalu semangat bekerja untuk mencari nafkah sehingga berhasil menyekolahkan kedua putranya hingga kini kedua putranya lulus dari sekolah menengah atas.
Tak hanya itu, Ibu Yanti memberikan banyak pelajaran bagi saya dan keluarga agar selalu melakukan setiap pekerjaan dengan tulus dan ikhlas di mana pun dan kapan pun.
Kini, di usianya yang ke-46, Ibu Yanti berharap agar bisa diundang menjadi tamu-Nya Allah Ta'ala untuk bisa ke Tanah Suci Mekkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawaarah. Semoga Allah Ta'ala mengabulkan segala hajat dan impian Ibu Yanti untuk pergi ke Tanah Suci.
Terima kasih Ibu Yanti, telah mengajarkan kepada saya dan keluarga apa arti kesabaran dan apa artinya berjuang.
Tulisan ini diikutsertakan juga di landing page http://bit.ly/berkahberlipatmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H