Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Makna Sumpah Pemuda untuk Milenial, Perbanyak Karya Bukan Bergalau Ria

28 Oktober 2018   20:05 Diperbarui: 29 Oktober 2018   15:31 1654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak sampai di situ bahkan sesekali sulit untuk menemukan sparing partner dengan tim futsal kampus lain karena waktu dan tempat yang tidak sesuai dan masalah tersebut ternyata hal yang sering terjadi kepada penggiat olahraga futsal lainnya yaitu sulitnya mencari lapangan terdekat dengan jadwal yang kosong dan sulitnya mencari teman bermain futsal dengan waktu yang sesuai. 

terlebih jika harus membayar uang DP dulu ke lokasi lapangan secara langsung yang membuat semakin ribet. Berangkat dari kegelisahan dalam hatinya tersebut, Iqbal bersama rekan-rekannya membuat startup "Replay Sport" ini.

3. Muhammad Ravi Cahya Ansor, berbisnis "Rafin's" agar Karya Anak Bangsa Tidak Dipandang Sebelah Mata

Foto Muhammad Ravie Cahya Ansor (Dokumen Pribadi)
Foto Muhammad Ravie Cahya Ansor (Dokumen Pribadi)

Produk Rafins Snack (Dokumen Pribadi)
Produk Rafins Snack (Dokumen Pribadi)

Selanjutnya adalah Muhammad Ravie Cahya Ansor, Mahasiswa yang masih duduk di semester 6 ini dan tergolong masih menjadi mahasiswa baru di kampus, sudah mulai terjun ke dunia bisnis. 

Ia berinovasi untuk membuat produk di bidang snacks (makanan ringan). Makanan ringan ini adalah berbentuk crispy fish skin Karena makanan ringan, sebagian besar sangat disukai di kalangan anak-anak muda. Ketika saya mewawancarainya, dia berkata bahwa dia mendirikan bisnis ini belum lama. 

Bisnis ini berdiri sejak 3 bulan yang lalu, tepatnya tanggal 14 Agustus 2018. Awal mula munculnya ide produk ini ialah dari keresahan hatinya akan banyaknya peminat dari snack sejenis namun lebih memilih impor dari Singapura. Berangkat dari hal tersebut inilah dirinya membuat produk "Rafins." Target awalnya ialah membuat produk propaganda untuk melawan produk impor tersebut. 

Adapun 2 hal yang paling dia tekankan disini adalah rasa nasionalisme dengan membeli produk Indonesia dan harga yang "bumi langit," yang mana produk sejenis bisa dibanderol dengan harga 175.000 per 100 gram kita hanya menjual sekitar 18.000 per 50 gram-nya. 

Jadi dari rasa tingginya nasionalis serta dicocokan tingkat marketnya ternyata snack ini bisa cukup booming juga. Dia ingin pula membuat produk-produk yang dihasilkan anak bangsa tidak dipandang sebelah mata.

Jadi apakah inti dari hasil ulasan wawancara di atas yang telah sata tulis? Intinya adalah, "masih muda perbanyak karya, bukan bergalau ria di sosial media. Masih muda perbanyak prestasi, bukan menggalaukan diri dengan hal yang tidak pasti." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun