Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karena Menikah Muda Bukan Sekadar Ikutan Tren Tanpa Persiapan

27 Januari 2017   12:20 Diperbarui: 10 November 2017   13:30 2012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

konsep pernikahan yang elegan, classy, dan tidak pasaran adalah dambaan bagi setiap pasangan yang ingin menikah | Sumber: Instagram wedding inspiration
konsep pernikahan yang elegan, classy, dan tidak pasaran adalah dambaan bagi setiap pasangan yang ingin menikah | Sumber: Instagram wedding inspiration
Benarkah Sudah Yakin untuk Menikah?

Hendaknya pertanyaan di atas benar-benar menjadi pemikiran yang matang untuk saya dan /atau kalian yang ingin menikah nanti. Saat masih sendiri, ketika gajian, uang kita bisa kita belanjakan untuk keperluan kita sendiri, tapi kalau sudah menikah? Tentunya pengeluaran  harus diatur ulang. Untuk belanja bulanan, tabungan, investasi, dan masih banyak yang lainnya.

Teman-teman saya pun yang sudah menikah memberi pandangan, jika seandainya setelah menikah masih harus tinggal dengan ibu mertua, hendaknya kita harus menunjukkan sikap baik dan santun, pada waktu masih sendiri inilah saat yang tepat bagi kita untuk memantaskan diri, untuk yang perempuan, saat masih sendiri (single) perbanyak belajar untuk mengurus rumah tangga dengan baik, mengurus rumah bukan aktivitas yang gampang. Jika belum terbiasa maka akan sangat ribet dan melelahkan. Belajar masak untuk perempuan, juga penting. Karena konon, menurut teman-teman saya yang sudah menikah, suami lebih senang makan masakan dari istrinya.

Lalu, bukan berarti yang banyak memantaskan diri hanya perempuan nya saja, lelaki pun demikian. Lelaki seyogyanya juga harus lebih memantaskan diri karena dialah nanti yang akan menjadi kepala keluarga, menjadi seorang ayah. Kalau lelaki yang hobby nya masih suka kebut-kebutan di jalan, suka minum-minuman gak punya kerjaan tetap mau melamar anak gadis orang, Si Bapak anak gadis tersebut pasti tidak akan menyetujuinya dong? Lelaki harus bisa menjadi ‘Imam rumah tangga yang baik’ dalam agama saya, proses lelaki untuk memantaskan diri adalah dengan perbaiki sholat 5 waktu, tadarus qurán, juga dengan hal-hal positif lainnya. Gunanya apa sih lelaki juga harus memantaskan diri sebelum menikah? Kelak Sang Ayah dari calon wanita yang akan dinikahi nya nanti merasa lega dan bahagia karena putrinya tidak dijaga oleh lelaki yang salah.

***

Karena pernikahan bukan perlombaan, bukan siapa cepat, yang lama nikah artinya ‘gak laku’ (emang barang sembako di warung, gak laku? Hahaha). Artikel ini hanya sekadar berbagi tanpa maksud menggurui. Jangan hanya pikirkan tentang halalnya saja. 

Karena pernikahan itu sejatinya membuat seseorang lebih dewasa dalam bertutur dan bertindak. Bukan berarti harus pacaran lebih lama, tapi kesiapan mental juga sangat diperlukan. Jika sudah siap melangkah ke jenjang yang lebih serius, semoga kalian selalu berbahagia bersama pasangan ya! (DEW)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun