Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisi] Sosok Bidadari Surga yang Nyata

23 Desember 2016   21:15 Diperbarui: 23 Desember 2016   21:25 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Keheningan malam, ada yang diam-diam menengadahkan tangan

Menengadahkan tangan pada Sang Pencipta guna memohon ampunan dan kebaikan

Wanita mulia terbaik sepanjang masa dalam kehidupan

Wanita terbaik yang Tuhan telah kirimkan untuk mewarnai kehidupan

***

Dia, Ibu ku...

Sebuah gelar Bidadari Surga pantas disandangnya

Beliau tak kenal lelah untuk mengajarkan dan menyadarkan betapa pentingnya makna dari kebaikan

Beliau yang tak kenal lelah mendidik putra dan putri nya agar menjadi sebaik-baiknya insan yang bertakwa di hadapan-Nya.

***

Ibu, ku ingin kau tahu.

Kaulah wanita terbaik sepanjang masa untuk kehidupanku

wanita yang tidak akan tergantikan oleh apapun

wanita yang telah Tuhan kirimkan sebagai penyejuk untuk hatiku

***

Kau selalu ada disaat terbaik bahkan saat terburuk ku sekalipun

Kaulah sebenar-benarnya kebaikan yang nyata.

kaulah sebenar-benarnya bidadari surga yang hakiki 

Kaulah bintang bersinar yang mampu menembus keburukan.

***

Karena aku sadar, aku belumlah bisa menjadi anakmu yang terbaik

tapi, dalam hidupku kaulah Ibu yang terbaik.

Karena aku sadar aku belumlah bisa menjadi anak yang membanggakan

tapi, aku begitu bangga mempunyai ibu seperti dirimu

***

Segala doa dan kebaikan selalu ku panjatkan pada Sang Maha Pencipta

Segala kasih sayang serta ampunan selalu ku lantunkan dengan lantang untukmu di hadapan Sang Maha Rahman

Segala cinta yang tak bertepi selalu aku hadirkan untukmu

Wahai Ibu ku.

***

Puisi ini saya persembahkan untuk Ibu saya di hari Ibu tanggal 22 desember juga sebagai kado ulang tahun beliau yang jatuh pada bulan desember ini.

Jakarta, 23 Desember 2016

DEW

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun