Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menyicip “Hungry John Bread”, Roti dengan Panjang 43 Cm

20 September 2016   16:32 Diperbarui: 21 September 2016   00:54 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roti (Sumber Gambar: Instagram Eat Happens)

Dunia kuliner di Indonesia memang selalu menarik untuk dibahas lebih dalam, terutama di negara kita sendiri, negara Indonesia, kuliner di sini kian beragam. Mulai dari namanya yang terdengar “biasa-biasa” saja di telinga hingga nama makanan yang terdengar “unik dan menggelitik” di telinga, ya di Indonesia, semua bisa kita jumpai.

Demikian dengan saya yang selalu enthusiast kalau diajak untuk kulineran, kali ini saya mau berbagi sedikit kepada para Kompasianer di sini tentang restoran yang pernah saya coba, yakni restoran “Eat Happens” yang terletak di daerah Bekasi.

Sentra kuliner di Bekasi saat ini kian beragam, dalam artikel sebelumnya, saya pernah mengulas tentang "What’s Up Café” kali ini, saya akan mengulas restoran yang tak kalah kekinian nya dengan restoran dalam artikel saya sebelumnya.

Restoran Eat Happens menjajakan makanan dan minuman sama hal nya dengan restoran-restoran pada umumnya, dengan dekorasi yang sangat “Anak Muda Banget” ini menjadikan restoran “Eat Happens” selalu ramai dikunjungi tak hanya di hari libur, namun juga di hari kerja.

Saya sering melihat, para muda-mudi datang ke restoran ini, bersama rekan-rekan nya, tidak hanya berdua atau bertiga, mereka datang dengan sahabat/rekan-rekannya lebih dari dua atau tiga orang. Saya perhatikan raut muka pengunjung restoran ini, sangat menikmati nuansa restoran serta makanan dan atau minuman yang tersaji di restoran ini.

Hal ini yang membuat saya semakin penasaran “Kenapa sih restoran ini selalu ramai pengunjung?” untuk menuntaskan rasa penasaran saya, saya tanya ke admin restoran “Eat Happens” ini, “Boleh nggak kalau saya nanya-nanya sedikit tentang restoran ini?” dan ternyata admin restoran ini memberikan saya email restoran ini, yang nantinya bisa saya pergunakan untuk bertanya-tanya.

Ternyata, yang membalas email saya tersebut adalah ownernya langsung, yakni Bapak Martin Sunu. Suatu kehormatan bagi saya dapat langsung dibalas emailnya oleh beliau. Ada 5 pertanyaan yang saya ajukan dan beliau membalas kesemua pertanyaan saya.

Awal Mula Restoran Eat Happens Berdiri

Restoran ini berdiri sejak tahun 2015, tepatnya di bulan mei. Awalnya sang Owner melihat bahwa begitu banyak festival dan bazar makanan saat itu yang sudah menjamur di sana - sini. Dari situlah owner berpikir bahwa akan menciptakan tempat yang memiliki berbagai macam makanan yang “kekinian”, sehingga terciptalah restoran “Eat Happens” yang mengusung tema “Mini Foudcourt”ini.

Sebelumnya, Sang Owner restoran ini, bapak Martin Sunu telah mempunyai dan mengelola Burger Café di tahun 2013, sang owner berkata “Ada masa-masa nya ketika saya ingin menyerah mengelola bisnis food and beverage ini, tapi ketika datang ide untuk membuat Mini Food Court restoran, maka saya menjadi semangat lagi hingga mengubah seluruh konsep restoran yang ada.”

Arti dari nama “Eat Happens” itu sendiri, menurut bapak Martin selaku owner berkata kepada saya “Dalam memilih nama restoran, kami ingin nama restoran ini catchy dan mudah diingat.

Makanan Favorit Pengunjung di Restoran Eat Happens

Ternyata di restoran ini punya makanan yang menjadi favorit para pengunjung, saya sempat bertanya kepada bapak Owner, beliau berkata “ketika kami membuat menu di sini, dari kami sendiri selalu bilang “makanan ini kira-kira cocok gak kalau buat di foto dan di posting di instagram atau bahasa beken nya instagramable? Jika menurut kami makanan dan/atau minuman ini banyak yang penasaran dan ingin mencoba menyicipnya barulah kami membuat menu dan tentunya memastikan rasa nya juga.”

Dan menu favorit di sini adalah roti semacam hot dog dengan panjang 43 cm yang diberi nama “Hungry John Bread” wah kok panjang banget rotinya? Memang, roti ini sebenarnya lebih cocok untuk dimakan 2 sampai 3 orang karena porsinya yang super besar. Waktu berkunjung ke sini, saya sempat memesan roti “Hungry John Bread” ini dan rasanya memang lezat, terbuat dari roti pilihan, ditambah irisan daging sapi dan sosis, ditambah pula dengan telur dan keju yang menjadikan kudapan ini bernilai gizi tinggi. Yang anak kost nih, boleh banget patungan sama temen-temen nya buat nyicip menu ini, bisa perbaikan gizi bareng-bareng kan? Huehehe

Dan selain itu di sini juga tersedia “Martabak Happens”  dan martabak yang menjadi favorit pengunjung adalah Martabak 8 Rasa. Jadi dalam satu martabak ukuran besar, per slice nya, terdiri dari 8 topping, seperti coklat, keju, kacang, greentea, dan sebagainya.

Martabak Happens 8 Rasa | Sumber: Instagram Eat Happens
Martabak Happens 8 Rasa | Sumber: Instagram Eat Happens
Chicken Ramen ala Happens | Sumber: Dokumen Pribadi
Chicken Ramen ala Happens | Sumber: Dokumen Pribadi
Hungry John Bread | Sumber: Instagram Eat Happens
Hungry John Bread | Sumber: Instagram Eat Happens
Sewaktu saya berkunjung kesini, saya memesan Chicken Ramen ala Happens, dan teman saya memesan spaghetti carbonara, dan Rice Bowl Sapi Lada Hitam. Menurut saya sih rasanya enak dan cocok di lidah, kuah ramen nya juga enak, kental dengan rasa oreintalnya.

Sebelum pulang, saya juga icip Espresso Coffee nya di sini | Sumber: Dokumen Pribadi
Sebelum pulang, saya juga icip Espresso Coffee nya di sini | Sumber: Dokumen Pribadi
***

Dan jikalau, restoran lain setiap hari buka, baik hari kerja maupun hari libur, maka restoran Eat Happens ini, libur setiap hari senin saja. “Lho kok Senin sih hari yang dipilih restoran ini untuk libur?” ternyata jawaban dari sang owner adalah karena hari senin, pengunjung tidak sebegitu banyak pengunjung di hari lain nya. Dan hari senin biasanya dipergunakan untuk review pelatihan koki.

Kemudian di akhir perbincangan saya dengan sang owner, bapak Martin Sunu, beliau menitipkan pesan untuk para wirausahawan/wirausahawati baru yang ingin memulai untuk merintis bisnisnya di dunia kuliner. “Jangan membuat bisnis untuk sekadar ikut-ikutan, karena persaingan di dunia kuliner begitu ketat, harus punya konsep dan nilai jual yang unik, sehingga membuat orang penasaran ingin datang ke restoran tersebut. Perhatikan saran dan kritik dari para pelanggan, karena itu sangat penting untuk perbaikan kualitas masakan dan restoran kedepannya.” Ujar bapak Martin. (DEW)

Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun