2. Psikoterapi: Eksplorasi Mendalam untuk Perubahan Jangka Panjang
Sedangkan menurut pasal 71 ayat 2 yang dimuat dalam Kode Etik Psikologi Indonesia oleh HIMPSI yang membahas tentang Konseling dan Psikoterapi Psikologi menjelaskan bahwa terapi psikologi adalah kegiatan yang dilakukan sebagai upaya penyembuhan untuk menyembuhkan diri seseorang dari gangguan psikologis yang dialami atau masalah kepribadian berdasarkan pada prosedur baku dan teori yang relevan dengan ilmu psikoterapi. Istilah untuk subyek yang menjalani layanan terapi psikologi adalah klien, sedangkan orang yang menjalankan terapi psikologi disebut psikoterapis. Terapi psikologi disebut Psikoterapi. Kegiatan Psikoterapi dapat dilakukan secara individual maupun klasikal.
Fokus Utama:
Psikoterapi, sementara tetap praktis, melibatkan eksplorasi mendalam terhadap masalah psikologis yang mendasari. Terapis bertujuan membantu individu memahami dan mengubah pola pikir, perasaan, dan perilaku yang mungkin menjadi akar dari masalah mereka.
Durasi dan Frekuensi:
Sesi psikoterapi dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama dan kurang sering daripada konseling. Pendekatan ini memungkinkan waktu yang lebih banyak untuk memahami masalah yang lebih kompleks dan untuk mencapai perubahan yang mendalam.
Pendekatan:
Psikoterapi mencakup berbagai pendekatan, termasuk kognitif, perilaku, psikodinamik, atau humanistik. Terapis bekerja untuk menciptakan hubungan terapeutik yang kuat dan mendukung sambil membimbing individu dalam eksplorasi mendalam tentang aspek-aspek psikologis dari masalah mereka.
Pentingnya Memilih Pilihan yang Tepat
Memahami perbedaan antara konseling dan psikoterapi membantu individu mengidentifikasi pendekatan yang paling sesuai dengan masalah kesehatan mental mereka. Jika tujuannya adalah penanganan langsung dan praktis, konseling mungkin menjadi pilihan yang lebih sesuai. Namun, jika masalahnya lebih kompleks dan memerlukan pemahaman mendalam, psikoterapi dapat memberikan manfaat yang lebih besar.
Pemahaman perbedaan ini juga membantu individu memiliki ekspektasi yang realistis terkait dengan proses dan hasil dari intervensi yang mereka pilih. Konseling dapat memberikan perubahan yang cepat, sementara psikoterapi mungkin memerlukan waktu yang lebih lama. Keputusan antara konseling dan psikoterapi juga dapat dipengaruhi oleh pertimbangan praktis seperti biaya dan waktu. Konseling mungkin lebih terjangkau dan dapat diakses lebih cepat, sedangkan psikoterapi mungkin membutuhkan komitmen waktu dan sumber daya yang lebih besar.