Kesehatan mental yang optimal adalah komponen krusial dalam mencapai keseimbangan dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita merasa tertekan, cemas, atau mengalami kesulitan emosional, mencari bantuan dari profesional kesehatan mental seringkali menjadi langkah bijak.Â
Namun, penting untuk memahami perbedaan antara dua pendekatan utama yang sering digunakan: konseling dan psikoterapi. Pilihan yang tepat antara keduanya dapat memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan kesehatan mental seseorang.
1. Konseling: Solusi Praktis untuk Tantangan Sehari-hari
Berdasarkan pasal 71 ayat 1 yang dimuat dalam Kode Etik Psikologi Indonesia oleh HIMPSI, konseling psikologi didefinisikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seseorang untuk mengatasi masalah psikologisnya. Proses ini berfokus pada pencegahan masalah dan pengembangan potensi diri, serta menggunakan prosedur yang didasarkan pada teori yang relevan.Â
Kegiatan konseling psikologi dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah di ranah pendidikan, perkembangan manusia, atau pekerjaan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Orang yang menjalani layanan konseling psikologi disebut klien, sedangkan orang yang menjalankan kegiatan konseling psikologi disebut konselor.
Fokus Utama:
Konseling adalah pendekatan yang terfokus pada memberikan solusi praktis untuk masalah sehari-hari. Konselor membantu individu mengatasi kesulitan interpersonal, meningkatkan keterampilan komunikasi, dan menemukan cara praktis untuk mengelola stres.
Durasi dan Frekuensi:
Sesi konseling cenderung lebih singkat dan dilakukan lebih sering. Fokus pada masalah konkret memungkinkan pencapaian solusi yang lebih cepat, dengan sejumlah sesi yang dapat berkisar dari beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Pendekatan:
Konseling menggunakan pendekatan yang lebih terkonsentrasi pada solusi. Konselor bekerja dengan klien untuk mengidentifikasi masalah dan memberikan panduan untuk mengatasi atau merespons situasi tertentu.
2. Psikoterapi: Eksplorasi Mendalam untuk Perubahan Jangka Panjang
Sedangkan menurut pasal 71 ayat 2 yang dimuat dalam Kode Etik Psikologi Indonesia oleh HIMPSI yang membahas tentang Konseling dan Psikoterapi Psikologi menjelaskan bahwa terapi psikologi adalah kegiatan yang dilakukan sebagai upaya penyembuhan untuk menyembuhkan diri seseorang dari gangguan psikologis yang dialami atau masalah kepribadian berdasarkan pada prosedur baku dan teori yang relevan dengan ilmu psikoterapi. Istilah untuk subyek yang menjalani layanan terapi psikologi adalah klien, sedangkan orang yang menjalankan terapi psikologi disebut psikoterapis. Terapi psikologi disebut Psikoterapi. Kegiatan Psikoterapi dapat dilakukan secara individual maupun klasikal.
Fokus Utama:
Psikoterapi, sementara tetap praktis, melibatkan eksplorasi mendalam terhadap masalah psikologis yang mendasari. Terapis bertujuan membantu individu memahami dan mengubah pola pikir, perasaan, dan perilaku yang mungkin menjadi akar dari masalah mereka.
Durasi dan Frekuensi:
Sesi psikoterapi dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama dan kurang sering daripada konseling. Pendekatan ini memungkinkan waktu yang lebih banyak untuk memahami masalah yang lebih kompleks dan untuk mencapai perubahan yang mendalam.
Pendekatan:
Psikoterapi mencakup berbagai pendekatan, termasuk kognitif, perilaku, psikodinamik, atau humanistik. Terapis bekerja untuk menciptakan hubungan terapeutik yang kuat dan mendukung sambil membimbing individu dalam eksplorasi mendalam tentang aspek-aspek psikologis dari masalah mereka.
Pentingnya Memilih Pilihan yang Tepat
Memahami perbedaan antara konseling dan psikoterapi membantu individu mengidentifikasi pendekatan yang paling sesuai dengan masalah kesehatan mental mereka. Jika tujuannya adalah penanganan langsung dan praktis, konseling mungkin menjadi pilihan yang lebih sesuai. Namun, jika masalahnya lebih kompleks dan memerlukan pemahaman mendalam, psikoterapi dapat memberikan manfaat yang lebih besar.
Pemahaman perbedaan ini juga membantu individu memiliki ekspektasi yang realistis terkait dengan proses dan hasil dari intervensi yang mereka pilih. Konseling dapat memberikan perubahan yang cepat, sementara psikoterapi mungkin memerlukan waktu yang lebih lama. Keputusan antara konseling dan psikoterapi juga dapat dipengaruhi oleh pertimbangan praktis seperti biaya dan waktu. Konseling mungkin lebih terjangkau dan dapat diakses lebih cepat, sedangkan psikoterapi mungkin membutuhkan komitmen waktu dan sumber daya yang lebih besar.
Dalam memilih antara konseling dan psikoterapi, yang terpenting adalah memahami kebutuhan dan tujuan kesehatan mental pribadi. Keduanya memiliki peran yang penting dalam merawat kesehatan mental, dan pilihan yang tepat akan membantu individu mencapai kesejahteraan mental yang optimal.
Seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental, memahami perbedaan antara konseling dan psikoterapi menjadi semakin signifikan. Keduanya dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung perjalanan individu menuju kesejahteraan mental yang seimbang dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H