Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memahami Penyakit Tuberkulosis

22 Januari 2010   09:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:19 2573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di Indonesia, diberikan sebelum berumur dua bulan.
Imunisasi TB ini tidak sepenuhnya melindungi kita dari serangan TB. Tingkat efektivitas vaksin ini berkisar antara 70-80 persen. Karena itu, walaupun telah menerima vaksin, kita masih harus waspada terhadap serangan TB ini. Karena efektivitas vaksin ini tidak sempurna, secara global ada dua pendapat tentang imunisasi TB ini.

Pendapat pertama adalah tidak perlu imunisasi, Amerika Serikat adalah salah satu di antaranya. Amerika Serikat tidak melakukan vaksinasi BCG, tetapi mereka menjaga ketat terhadap orang atau kelompok yang berisiko tinggi serta melakukan diagnosa terhadap mereka. Pasien yang terdeteksi akan langsung diobati. Sistem deteksi dan diagnosa yang rapi inilah yang menjadi kunci pengontorlan TB di AS.

Pendapat yang kedua adalah perlunya imunisasi. Karena tingkat efektivitasnya 70-80 persen, sebagian besar rakyat bisa dilindungi dari infeksi kuman TB. Negara-negara Eropa dan Jepang adalah negara yang menganggap perlunya imunisasi. Bahkan Jepang telah memutuskan untuk melakukan vaksinasi BCG terhadap semua bayi yang lahir tanpa melakukan tes Tuberculin, tes yang dilakukan untuk mendeteksi ada-tidaknya antibodi yang dihasikan oleh infeksi kuman TB.

Jika hasil tes positif, dianggap telah terinfeksi TB dan tidak akan diberikan vaksin. Karena jarangnya kasus TB di Jepang, dianggap semua anak tidak terinfeksi kuman TB, sehingga diputuskan bahwa tes Tuberculin tidak perlu lagi dilaksanakan.

Setiap pasien patut mendapatkan pelayanan yang baik dan benar dalam keadaan yang akrab dengan dukungan yang sungguh-sungguh dari keluarga, teman dan masyarakat. pasien juga patut memeroleh nasihat dan pengobatannya berdasarkan aturan yang berlaku. MDR-TB adalah penyakit TB yang kebal obat sehingga pengobatannya memelurkan waktu sekurang-kurangnya 2 tahun sedangkan pasien TB-HIV adalah pasien TB yang terinfeksi HIV.

Pasien patut mengetahui nama, jumlah takaran, cara dan waktu minum obat yang akan diterimanya. Bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (efek samping) harus memeriksakan pada petugas pelayan kesehatan. yang mudah tertular TB adalah anak-anak, lansia dan orang dengan status gizi yang rendah.

Menutup mulut bila batuk dan bersin, dahak dibuang ke wadah tertutup yang diberi air sabun agar tidak membahayakan orang lain. Ingat, gejala TB yaitu batuk berdahak terus menerus selama 2 minggu, demam, nafsu makan kurang, malam berkeringat walau tanpa melakukan aktivitas. Setiap pasien TB harus saling membantu mengingatkan menelan obat dan saling memberi dukungan.

SEMOGA ANDA LEKAS SEMBUH.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun