Rachmadany Fitri Wijaya
1406621069
Sosiologi 2021
Universitas Negeri Jakarta
Setiap individu dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan berusaha agar keinginan dari dirinya dapat terpenuhi. Tentu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia memerlukan jasmani yang bugar dan sehat. Apabila jasmani atau tubuh terganggu, maka semua aktivitas yang ingin dilakukan dan semua kebutuhan yang ingin terpenuhi juga akan terganggu. Menurut World Health Organization (WHO), sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara penuh, jadi bukan semata-mata hanya terbebas dari penyait dan keadaan yang membuat dirinya terlihat lemah.Â
Apabila mental dan jasmani seorang individu tersebut sehat dan sejahtera, tentunya akan semakin kecil kemungkinan terjadinya gangguan pada saat mereka melakukan aktivitas sehari-hari. Begitu juga dengan keadaan keehatan mental seseorang, jika mental individu tersebut sehat maka individu tersebut dapat terhindar dari segala gejala -- gejala gangguan dan penyakit jiwa, sehingga ia dapat menyesuaikan diri dan dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang dimiliki.
Kesehatan mental menurut paham ilmu kedokteran merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari sesorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Kesehatan mental manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Kedua faktor tersebut tentunya saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit atau terganggu sehingga dapat menyebabkan gangguan jiwa atau penyakit jiwa.Â
Masalah yang sering timbul pada perkembangan intelektual dan emosional remaja adalah adanya ketidakseimbangan anatara keduanya. Kemampuan intelektual para remaja ini telah dirangsang sejak awal melalui berbagai sarana prasarana yang disiapkan di rumah dan menggunakan bebagai macam media di sekolah. Para remaja kini telah dibanjiti oleh berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan melalui media massa. Semuanya tentu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan remaja sekarang. Dengan banyaknya informasi yang tersaji di internet baik itu positif maupun negative, mendidik maupun tidak mendidik, tentu diperlukan sebuah akhlak atau perilaku bijak dalam penggunaan internet yang harusnya dimiliki oleh seluruh remaja. Akan tetapi, dunia pendidikan lebih mengutamakan mengejar ilmu pengetahuan daripada mendidik dan membina kepribadian dan akhlak yang baik. Padahal, gejala-gelaja emosional para remaja seperti rasa sayang, marah, takut, bangga, malu, cinta, benci, dan sebagainya, justru perlu dicermati dan dipahami dengan baik.
Pelayanan kesehatan jiwa khususnya bagi para kalangan remaja tentu harus ditingkatkan. Pelayanan kesehatan jiwa ini dapat dimulai dari masyarakat dalam bentuk pelayanan kemandirian individu dan keluarganya, pelayanan tokoh masyarakat formal dan non formal di luar sektor kesehatan, pelayanan di PUSKESMAS, dan pelayanan di tingkat kabupaten/kota. Sedangkan pelayanan kesehatan jiwa di rumah sakit dimulai dari pelayanan akut pada rumah sakit umum dan pelayanan spesialistik di rumah sakit jiwa.Â
Kemenkes RI berupaya untuk memfasilitasi percepatan pencapaian derajar kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiapsiagaan ditingkat desa. Paradigma kesehatan Indonesia berfokus pada peningkatan danpencegahan penyakit dengan memberdayakan potensi yang ada pada masyarakat secara optimal agar masyarakat lebih mandiri dalam menjaga kesehatannya.Â
Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang diaktifkan adalah membentuk dan melatih kader kesehatan agar mempunyai kemampuan tertentu, salah satunya yaitu kemampuan sebagai Kader Kesehatan Jiwa (KaderKeswa). Deteksi dini kesehatan jiwa perlu dilakukan untuk meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat agar individu yang sehat akan tetap sehat, dan individu yang memiliki potensi mengalami gangguan jiwa akan secepatnya mendapatkan pelayanan yang tepat sehingga masyarakat dapat mandiri dan produktif.
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan mental ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri untuk kesehatan mentalnya, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental, serta meningkatkan dukungan dan peran aktif stakeholders.Â
Masyarakat tentu sangat perlu memiliki pengetahuan tentang kesehatan mental khususnya pada anak dan remaja, karena kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kesehatan mental para anak dan remaja dapat mempengaruhi masa depan mereka sbeagai individu dan dapat berimplikasi pada keluarga dan masyarakat. Maka dari itu, kekhawatiran ini tentu merambat baik bagi institusi media maupun peneliti akademis. Oleh karena itu, kekhawatiran ini berkembang baik bagi institusi medis maupun peneliti akademis. Pemahaman tentang kesehatan jiwa  anak  dan  remaja  memerlukan  pemahaman  tentang  faktor-faktor  mana  saja  yang  dapat mengancam  kesehatan mental  dan  faktor-faktor  apa  saja  yang  dapat  melindungi kesehatan  mental anak.  Faktor  risiko  meningkatkan  kemungkinan  kerentanan  anak, sedangkan faktor pelindung menciptakan kemungkinan kekuatan.
Pembentukan karakter pertama kali bagi seorang anak yaitu adalah lingkungan keluarganya, namun jaman sekarang tidak sulit menemukan anak yang mendapatkan kasih sayang yang kurang dari keluarganya, maka dari itu perlu diadakannya bentuk pemberdayaan remaja di luar lingkungan keluarga sehingga para anak  yang medapatkan perhatian yang minim dari keluarganya, mereka akan tetap bisa mendapatkan pengetahuan serta pembentukkan karakter yang baik, dan juga kesehatan mental yang stabil.Â
Ada berbagai bentuk pemberdayaan masyarakat khususnya bagi kalangan remaja mengenai kesehatan mental, mulai dari sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental, adanya beberapa kampanye mengenai kesehatan mental remaja ataupun komunitas yang berdiri khusus untuk menangani kesehatan mental para remaja. Bahkan sekarang juga tidak sedikit menemukan istitusi pendidikan seperti sekolah maupun universitas yang menyediakan layanan konsultasi psikologi untuk menjaga kesehatan mental para peserta didiknya.Â
Dengan memperbanyak kegiatan pemberdayaan yang melibatkan remaja juga dapat membantu para remaja untuk menjaga kesehatan mentalnya. Dengan bersosialisasi tentu membantu untuk pembentukan karakter seorang remaja yang pada usianya masih terbilang cukup labil serta dapat membangun rasa percaya diri dan dapat mulai belajar hal baru serta belajar hidup berdampingan dengan orang lain. Pada saat proses bersosialisasi juga seorang remaja dapat belajar untuk mengendalikan diri, menjadi kreatif, dan mampu untuk memecahkan masalah.
Pemberdayaan masyarakat khususnya bagi kalangan remaja juga dapat berupa pemberian pelatihan keterampilan dalam berbagai bidang, bentuk pelatihan ini sering diberikan kepada anak yang putus sekolah dan ditemukan biasanya pada daerah-daerah kecil yang angka kemiskinannya masih sangat tinggi.Â
Selain pendidikan non formal, penyuluhan mengenai kenakalan remaja, pemberian pemahaman tentang kesehatan reproduksi, penyuluhan tentang permasalahan pernikahan dini, serta mengenai pergaulan juga merupakan salah satu bentuk pemberdayaan remaja yang nantinya akan berdampak bagi kesehatan mental mereka. Kesehatan mental yang tidak stabil tentu akan memiliki potensi risiko yang nantinya akan mempengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku ramaja di linkungannya, dan apabila hal tersebut semakin buruk, maka hal tersebut tidakk hanyaka kan merugikan dirinya sendiri, melainkan akan  merugikan orang lain yang berada di sekitar lingkungannya juga.
Sudah banyak program pemberdayaan remaja yang dilakukan oleh baik itu pemerintah maupun non pemerintah seperti karang taruna yang ada di setiap wilayah dimana dalam suatu himpunan remaja tersebut di dalamnya terdapat kegiatan yang produktif seperti kegiataan keagamaan, pendidikan, maupun sosial dan juga beberapa pembinaan remaja yang diselenggarakan oleh beberapa istitusi baik itu kesehatan dan lainnya.Â
Maka dari itu perlu adanya kesadaran yang tinggi baik itu dari pemerintah, lingkungan keluarga, maupun lingkungan sekolah mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental para remaja atau anak muda sebagai penerus generasi bangsa. Dengan adanya kesadaran terhadap kesehatan mental ini tentu dapat mempermudah generasi muda dan masyarakat dalam menanggulangi dan tau langkah yang harus diambil apabila membutuhkan bantuan. Individu juga mampu mengetahui gejala apa saja dan dapat mengatasi seusai dengan kebutuhannya. Bersama generasi muda yang sehat secara mental dan fisik serta berkarakter, tentu hal tersebut akan mampu membantu Indonesia untuk mewujudkan cita-cita dan tujuannya sebagai bangsa yang maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H