Tentu saja pencemaran lingkungan terjadi dimana-mana dengan sampah plastik yang berserakan, kantong plastik yang berserakan serta menumpuk dialirkan sungai atau laut dapat menyumbat aliran sungai dan menyebabkan banjir bandang, bahkan dapat merusak turbin waduk, bahaya selanjutnya yang juga berbahaya akibat sampah plastik ialah jika dibakar sampah plastik akan menghasilkan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakarannya tidak sempurna plastik akan mengurai diudara sebagai diloksin, senyawa ini sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia. Dampaknya akan memicu penyakit kanker, Hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Maka perlu solusi dalam masalah tersebut.
Bagaimana solusi untuk mengurangi sampah plastik?
Dengan cara menumbuhkan kesadaran setiap individu dengan tidak menggunakan bahan dasar kantong plastik jika berbelanja, ganti dengan kantong yang ramah lingkungan atau membawa sendiri kantong seperti rajutan dari rumah.Â
Pemerintah seharusnya mencari seorang guru atau tutor yang dapat memberi pelajaran dalam pengelolaan sampah plastik menjadi suatu keterampilan kreativitas yang memiliki nilai jual tinggi supaya nanti dapat membuka usaha keterampilan dari sampah plastik dan mengurangi jumlah pengangguran khususnya di Indonesia, berkontribusi dengan pemerintah dengan ditetapkannya pajak pabrik pengelolaan sampah, maka dari pajak itu dapat membayar hutang negara.
Seharusnya pejabat atau petinggi didaerah masing-masing membuat peraturan yang berlaku tentang kegiatan pemberantasan sampah plastik disetiap lembaga baik itu sekolah, kampus misalnya melakukan suatu kegiatan rutin ntah itu seminggu sekali dengan bergotong royong membersihkan sampah didaerah wisata misalnya pantai atau juga bisa ditempat keramaian (umum) seperti jalan dan seharusnya ada sanksi khusus yang diberikan untuk para pembuang sampah sembarangan agar mereka sadar. Maka dengan cara seperti itu insyaallah lingkungan akan bersih dan nyaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H