Pernahkah kalian berpikir, sebenarnya apa yang menjadi penyebab timbulnya penyakit-penyakit seperti Kanker, Diabetes ,Stroke , dan rusaknya Liver? Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah penderita penyakit diatas terus bertambah, salah satunya di akibatkan oleh pola makan dan pola hidup yang buruk. Contohnya saja manusia jaman sekarang lebih suka mengkonsumsi fast food, menggunakanMSG berlebihan, terlalu sering terpapar radiasi ponsel dan kurangnya berolahraga. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi yang mengubah gaya hidup manusia menjadi serba praktis. Faktanya, perkembangan teknologi tidak selalu berdampak negatif, jika digunakan dengan benar maka akan berdampak positif bagi kehidupan manusia. Melalui Kecanggihan teknologi, akhirnya muncul sebuah inovasi baru di dunia medis baru bernama “Stem Cell” atau sering disebut juga dengan “ Sel Punca “ .
Apa sih sebenarnya Stem Cell itu ?
Apa sih yang pertama kali terlintas dipikiran kalian ketika mendengar Cell atau sel? Ya, sebenarnya sel itu adalah bagian terkecil yang menjadi komponen dasar penyusun tubuh makhluk hidup. Sebagian sel memiliki diameter 1-100 mikrometer, karena ukurannya yang sangat kecil maka didalam tubuh manusia terdapat 30-40 triliun sel. Sel pertama kali ditemukan oleh ilmuan Inggris yang bernama “Robert Hooke” pada tahun 1655 lewat penelitian sel gabus. Sedangkan kata Stem berasal dari bahasa inggris yang berarti batang. Nah, jadi Stem Celladalah pemanfaatan sel yang belum mengalami spesialisasi menjadi sel jenis baru. Teori ini sudah ada sejak tahun 1960-an yang kemudian masih terus dikembangkan sampai sekarang.
Konsep Dasar Stem Cell
Kalian pasti bertanya-tanya, apa sih yang spesial dari sel ini? Jadi, Stem Cell memiliki 2 sifat utama yang menjadi ciri khas sehingga berbeda dari jenis-jenis sel lainnya. Yang pertama, dapat memperbarui dirinya sendiri melalui pembelahan sel dalam jangka waktu yang lama. Kedua, dapat diubah menjadi sel yang memiliki fungsi spesifik. Dengan 2 sifat ini, para peneliti mengembangkan teori Stem Cell. Sel ini dprogram oleh para peneliti dan para medis untuk menghasilkan jenis sel, jaringan, dan bahkan organ yang baru sesuai dengan keinginannya. Dapat di analogikan seperti pekerja kantoran, ketika ada masalah dalam kantor tersebut maka pimpinan kantor akan memerintah anak buahnya untuk menyelesaikan masalah tadi. Dengan adanya Sel Puncaini, para peneliti yakin bahwa suatu saat nanti akan ditemukan obat untuk penyakit-penyakit yang masih belum ada obatnya seperti HIV. Saat ini di Indonesia, stem cell digunakan untuk terapi dan solusi penyakit berat seperti kanker, lupus, gangguan hati, gagal jantung, luka bakar, cedera tulang rawan, dan masih banyak lagi.
Ragam Stem Cell
Walaupun ukurannya sangat kecil dan hanya dapat dilihat melalui mikroskop, ternyata sel ini masih di klasifikasikan menjadi 2 lho! Berdasarkan kemampuan berdeferensiasi, sel ini dibedakan menjadi totipotensi, pluripotensi, multipotensi, dan unipotensi. Sedangkan berdasarkan asalnya, dibedakan menjadi 4 yaitu, embrionik, germinal, fetal, dan dewasa.
Cara memperolehStem Cell
Gimana sih caranya memperoleh sel ini? Apakah setiap manusia memiliki Stem Cell? Jawabannya adalah ya, setiap manusia memiliki Sel Puncaditubuhnya, mungkin saja kita yang tidak tahu dimana sel itu berada. Sampai saat ini metode yang diunakan adalah dengan metode trasnplantasi? Pasti kalian udah sering dengar tentang istilah ini. Transplantasi atau nama lainnya cangkok adalah sebuah proses mengganti, menukar, dan memindahkan suatu organ yang biasanya sudah tidak dapat berfungsi secara optimal dengan organ yang dapat bekerja dengan baik. Contohnya ketika seseorang mengidap penyakit gagal ginjal, maka cara mengobatinya dapat dilakukan dengan cara ini, ginjal yang tidak berfungsi secara baik itu akan digantikan oleh ginjal yang baru dari pendonor. Nah, dengan transplantasi kita dapat mendapatkan Stem Cell dari 4 sumber nih. Apa aja ya kira-kira? Langsung aja kita bahas.
1. Sumsum Tulang Belakang.
Sumsum tulang belakang merupakan sebuah jaringan yang lunak dan memiliki peran krusial bagi tubuh. Didalamnya terdapat sel hematopoietik yang berfungsi untuk memproduksi sel darah merah. sel darah putih, dan juga trombosit. Transplantasi menjanjikan tingkat keberhasilan yang tinggi, tetapi juga memiliki resiko yaitu sel darah putih yang terkontaminasi virus harus dihancurkan terlebih dahulu. Akibatnya jumlah sel darah putih akan berkurang dan berdampak pada rentan terserang bakteri atau virus.
2. Tali Pusat
Kalian pasti tahu apa itu tali pusat atau bahasa ilmiahnya plasenta. Plasenta memiliki peran yang penting bagi bayi yaitu, memberikan nutrisi dan juga oksigen. Cara mendapatkannya adalah dengan mengambil darah yang ada pada plasenta ketika seorang bayi dilahirkan. Dalam darah plasenta ini mengandung jutaan sel punca. Cara ini memiliki keunggulan daripada trasnplantasi sumsum tulang belakang bagi orang-orang tertentu.
3. Stem Celldarah tepi
Peredaran darah tepi juga merupakan sumber sel punca, meskipun jumlahnya tidak sebanyak kedua cara diatas. Dengan cara ini stem cell lebih mudah didapat dan tidak memberikan rasa sakit yang hebat. Sedangkan kelemahannya berada pada sel itu sendiri, sel punca yang didapatkan dari peredaran darah tepi tidak setangguh sumsum tulang sehingga lebih rentan.
4. Sel Induk Embrionik
Sesuai dengan namanya, embrionik berasal dari kata embrio. Embrio adalah hasil dari pembelahan zigot yang terbentuk setelah 3-5 minggu masa kehamilan. Sel-sel yang ada dalam embrio atau janin yang masih baru belum mengalami perubahan menjadi organ-organ seperti kepala, tangan, dan kaki sehingga dapat dimanfaatkan untuk stem cell. Jadi kita bisa memperolehnya melalui embrio manusia.
Etika Biomedis dalam Stem Cell
Stem cell memang dikembangkan oleh para peneliti untuk megubah keadaan dunia kesehatan. Memang benar peribahasa “ Tak ada gading yang tak retak”, meskipun memiliki tujuan yang baik tetap saja penggunaan sel ini menuai kontroversi. Masalahnya adalah terkait sumber atau metode yang digunakan untuk mendapatkan sel punca ini. Sel ini bisa didapatkan dengan banyak cara, tetapi yang diperdebatkan adalah stem cell yang didapatkan dari embrio atau janin yang sudah gugur. Dalam kehidupan sehari-hari, etika atau moral adalah sesuatu yang penting karena menunjukkan bagaimana cara kita bersikap terhadap sesuatu. Sama halnya dalam dunia medis, juga terdapat sebuah etika yang disebut etika biomedis. Dalam etika biomedis terdapat 4 prinsip fundamental yang menjadi dasar yaitu, hormat kepada otonomi, tidak merugikan, berbuat baik, dan keadilan.
Mungkin sebagian orang berpikir secara logis bahwa janin atau embrio yang sudah gugur boleh dimanfaatkan untuk memperoleh stem sel. Tetapi mungkin juga bagi sebagian orang, hal ini bertentangan dengan etika karena dekat hubungannya dengan aborsi. Aborsi adalah suatu tindakan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan sengaja. Beberapa pemuka agama menyatakan pendapatnya bahwa mengambil stem cell dari janin atau embrio sama saja dengan pembunuhan.
Di Indonesia, sampai saat ini sudah ada 11 rumah sakit yang memiliki fasilitas pelayanan stem sel. Direktur Stem Cell Indonesia, Djohan berpendapat "Kita ingin terapi masa depan benar-benar bisa muncul dan berkembang di Indonesia. Ini kesempatan Indonesia mengejar. Kita masih di awal penelitiannya," tuturnya. Sejauh ini Praktik stem cell terus dipantau dan diawasi oleh pemerintah, serta diatur dalam UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 834/MENKES/SK/IX/2009
Saya sendiri setuju dengan metode pengobatan stem cell, karena masih banyak penyakit-penyakit yang belum ada obatnya semetara itu jumlah pasien yang terjangkit penyakit tersebut terus meningkat setiap tahunnya. Mengenai pengambilan sel punca dari embrio atau janin yang sudah mati menurut saya boleh saja dilakukan, selama ada persetujuan antara pihak rumah sakit dengan keluarga sang janin serta tidak melanggar hukum yang ada seperti dijual secara ilegal. Karena sel ini dapat berguna bagi jutaan orang dan dapat menjadi obat penyakit mematikan dikemudian hari. Tetapi jika stem cell yang diambil berasal dari janin yang masih ada didalam kandungan saya sangat tidak setuju. Karena hal ini sama saja dengan mengakhiri nyawa seseorang dengan sengaja meskipun ada beberapa alasan yang kuat. Sementara itu pengambilan stem cell melalui plasenta sebaiknya dilakukan dengan hati-hati. Karena jika seorang bayi baru lahir, plasentanya diikat dan dipotong terlalu cepat akan berakibat fatal. Ketika aliran darah yang didiapatkan bayi belum cukup, maka bayi akan kekurangan oksigen dan nutrisinya yang dapat berdampak pada kecacatan dan kematian.
Kesimpulannya penggunaan stem cell harus dipertimbangkan tidak hanya dari sisi logika tetapi juga dari sisi etika. Kesehatan bukanlah suatu hal yang dapat dianggap remeh, jika tubuh sudah tidak sehat maka akan berdampak buruk bagi aktivitas kita. Maka dari itu daripada kita mengobati penyakit, lebih baik kita mencegahnya. Akhir kata saya meminta maaf jika ada kesalahn penulisan dan kata-kata yang kurang berkenan, tak lupa saya ingin memberi sebuah quotes “ Your body is your most priceless possession, take care of it “-Jack Lalane. Sekian dan terima kasih
Daftar Pustaka
https://etikaterapan.wordpress.com/2016/06/02/stem-cell-dalam-perspektif-etika-biomedis/
https://tirto.id/terapi-stem-cell-dan-berharganya-sel-manusia-cymR
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306844-D%201306-Posisi%20etika-full%20text.pdf
https://ipscell.com/apakah-itu-stem-cell-sel-punca/
Jiauw, Davinarta Yuwono
XI D/16
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H