2. Tali Pusat
Kalian pasti tahu apa itu tali pusat atau bahasa ilmiahnya plasenta. Plasenta memiliki peran yang penting bagi bayi yaitu, memberikan nutrisi dan juga oksigen. Cara mendapatkannya adalah dengan mengambil darah yang ada pada plasenta ketika seorang bayi dilahirkan. Dalam darah plasenta ini mengandung jutaan sel punca. Cara ini memiliki keunggulan daripada trasnplantasi sumsum tulang belakang bagi orang-orang tertentu.
3. Stem Celldarah tepi
Peredaran darah tepi juga merupakan sumber sel punca, meskipun jumlahnya tidak sebanyak kedua cara diatas. Dengan cara ini stem cell lebih mudah didapat dan tidak memberikan rasa sakit yang hebat. Sedangkan kelemahannya berada pada sel itu sendiri, sel punca yang didapatkan dari peredaran darah tepi tidak setangguh sumsum tulang sehingga lebih rentan.
4. Sel Induk Embrionik
Sesuai dengan namanya, embrionik berasal dari kata embrio. Embrio adalah hasil dari pembelahan zigot yang terbentuk setelah 3-5 minggu masa kehamilan. Sel-sel yang ada dalam embrio atau janin yang masih baru belum mengalami perubahan menjadi organ-organ seperti kepala, tangan, dan kaki sehingga dapat dimanfaatkan untuk stem cell. Jadi kita bisa memperolehnya melalui embrio manusia.
Etika Biomedis dalam Stem Cell
Stem cell memang dikembangkan oleh para peneliti untuk megubah keadaan dunia kesehatan. Memang benar peribahasa “ Tak ada gading yang tak retak”, meskipun memiliki tujuan yang baik tetap saja penggunaan sel ini menuai kontroversi. Masalahnya adalah terkait sumber atau metode yang digunakan untuk mendapatkan sel punca ini. Sel ini bisa didapatkan dengan banyak cara, tetapi yang diperdebatkan adalah stem cell yang didapatkan dari embrio atau janin yang sudah gugur. Dalam kehidupan sehari-hari, etika atau moral adalah sesuatu yang penting karena menunjukkan bagaimana cara kita bersikap terhadap sesuatu. Sama halnya dalam dunia medis, juga terdapat sebuah etika yang disebut etika biomedis. Dalam etika biomedis terdapat 4 prinsip fundamental yang menjadi dasar yaitu, hormat kepada otonomi, tidak merugikan, berbuat baik, dan keadilan.
Mungkin sebagian orang berpikir secara logis bahwa janin atau embrio yang sudah gugur boleh dimanfaatkan untuk memperoleh stem sel. Tetapi mungkin juga bagi sebagian orang, hal ini bertentangan dengan etika karena dekat hubungannya dengan aborsi. Aborsi adalah suatu tindakan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan sengaja. Beberapa pemuka agama menyatakan pendapatnya bahwa mengambil stem cell dari janin atau embrio sama saja dengan pembunuhan.
Di Indonesia, sampai saat ini sudah ada 11 rumah sakit yang memiliki fasilitas pelayanan stem sel. Direktur Stem Cell Indonesia, Djohan berpendapat "Kita ingin terapi masa depan benar-benar bisa muncul dan berkembang di Indonesia. Ini kesempatan Indonesia mengejar. Kita masih di awal penelitiannya," tuturnya. Sejauh ini Praktik stem cell terus dipantau dan diawasi oleh pemerintah, serta diatur dalam UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 834/MENKES/SK/IX/2009
Saya sendiri setuju dengan metode pengobatan stem cell, karena masih banyak penyakit-penyakit yang belum ada obatnya semetara itu jumlah pasien yang terjangkit penyakit tersebut terus meningkat setiap tahunnya. Mengenai pengambilan sel punca dari embrio atau janin yang sudah mati menurut saya boleh saja dilakukan, selama ada persetujuan antara pihak rumah sakit dengan keluarga sang janin serta tidak melanggar hukum yang ada seperti dijual secara ilegal. Karena sel ini dapat berguna bagi jutaan orang dan dapat menjadi obat penyakit mematikan dikemudian hari. Tetapi jika stem cell yang diambil berasal dari janin yang masih ada didalam kandungan saya sangat tidak setuju. Karena hal ini sama saja dengan mengakhiri nyawa seseorang dengan sengaja meskipun ada beberapa alasan yang kuat. Sementara itu pengambilan stem cell melalui plasenta sebaiknya dilakukan dengan hati-hati. Karena jika seorang bayi baru lahir, plasentanya diikat dan dipotong terlalu cepat akan berakibat fatal. Ketika aliran darah yang didiapatkan bayi belum cukup, maka bayi akan kekurangan oksigen dan nutrisinya yang dapat berdampak pada kecacatan dan kematian.