Oh ya, saat momen GMT tadi, saya berlari ke rumah di seberang sekolah untuk meminjamkan 1 kacamata khusus pengamatan pada orang rumah, kebetulan beberapa tetua desa sedang berkumpul di rumah sejak subuh, maklum persiapan sholat gerhana. Saya meminta kakak saya di rumah untuk membantu saya sosialisasi tentang pengamatan GMT ini.
Sepulang dari sekolah, saya mendapat cerita dari kakak di rumah, bahwa tetua tadi sangat senang dapat mengamati momen langka ini dan menyesal tidak mengijinkan anak dan cucunya untuk mengamati GMT. Ya, ada sedikit kelegaan di hati saya. Kelegaan bahwa sekarang mitos itu dapat diatasi, kita bisa mengamati momen langka ini dengan cara yang aman. Semoga momen Gerhana berikutnya kelak, tak ada lagi keraguan masyarakat di desa tempat saya bertugas untuk dapat menyaksikan momen Gerhana Matahari dengan cara yang aman. Dan yang penting, mari kita menjadikan momen GMT ini sebagai sarana edukasi.
Esok hari, 10 Maret 2016, anak-anak yang terlibat bersama saya mengamati GMT, pagi ini mendatangi saya dan memberikan catatan reportase mereka tentang pengamatan GMT kemarin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H