Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum kesepuluh baru baru ini dilaksanakan pada 18 Mei 2024 di Bali, Indonesia, yang dimana konferensi kali ini menggunakan tema "Water for Shared Prosperity". Konferensi yang akan dilaksanakan dari tanggal 18 sampai 25 Mei 2024 ini dihadiri oleh 148 negara yang akan membahas mengenai 120 proyek strategis untuk mendanai aksi iklim dan penanganan krisis air global.
Seperti biasanya, ada beberapa agenda yang akan didiskusikan pada setiap konferensi atau pertemuan World Water Forum dalam mengatasi isu air global. Dilansir dari kompas.com, Senin (13/5/2024), konferensi World Water Forum kali ini akan membahas tentang empat agenda, yakni konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Pada konferensi kali ini para partisipan menargetkan tema yang lebih mengarah kepada penanggulan krisis global, termasuk isu air bersih. Kita tahu bahwa krisis lingkungan terutama air sudah merajalela dan menjadi isu yang sangat penting untuk dibahas dan ditangani. Maka dari itu, World Water Forum sejak 1997 sudah rutin menyelenggarakan konferensi dan mendiskusikan isu lingkungan dan air secara relevan.
Namun seperti yang kita tahu, agenda forum-forum internasional tidak semata-mata bisa terlaksana dengan baik dan sempurna. Maka dari itu, konferensi dari sebuah forum harus dilaksanakan secara rutin dengan tema yang relevan, dengan evaluasi dari hasil konferensi sebelumnya sebagai referensi.
Konferensi World Water Forum juga begitu. Isu lingkungan terutama air (yang menjadi pokok bahasan forum World Water Forum) sudah menjadi isu yang sulit diselesaikan, apalagi di tengah lapisan ozon yang semakin menipis. Isu air bersih dan krisis air bersih semakin digencarkan guna mengatasi permasalahan global yang akan datang kedepannya.
Lantas, apa sajakah diskusi utama mengenai empat agenda yang akan menjadi fokus utama akan dibahas di dalam konferensi World Water Forum ke-10 bersama dengan isu lingkungan lain yang berkaitan? Lalu apakah empat agenda ini efektif bagi isu air global kedepannya?
1. Konservasi Air
Konservasi air merupakan pengelolaan air yang bertujuan untuk melindungi umat manusia dari kelangkaan air. Konservasi air meliputi peningkatan kualitas air dan pemerataan distribusi air.
Air bersih merupakan sumber daya alam yang semakin langka akhir-akhir ini karena cuaca panas, polusi udara, dan juga limbah yang semakin tidak terkontrol jumlahnya.Â
Dengan melalukan konservasi air, World Water Forum dapat mengevaluasi kondisi air global saat ini dan juga memperbarui rencana-rencana relevan yang akan dilaksanakan kedepannya, sehingga pendistribusian air global bisa terus dilakukan dengan merata dan lebih luas.
Dilansir dari celebesmedia.id, (20/5/2024), presiden World Water Council (WWC), Loic Fauchon memperingati bahwa masalah air tidak akan terselesaikan apabila keputusan yang diambil atau kebijakan yang dibuat masih bersifat terpusat atau sentralistik. Yang dimana artinya kebijakan mengenai distribusi air tak hanya dilaksanakan kepada pemerintah pusat, namun juga kepada pemerintah daerah.
2. Air Bersih dan Sanitasi
Air bersih merupakan sumber daya alam yang semakin langka. Karena kelangkaan inilah, harga air bersih di beberapa negara menjadi sangat tinggi. Padahal selain digunakan untuk mencuci barang, air juga digunakan untuk membersihkan tubuh dan juga minum. Hal ini membuat topik air bersih dan sanitasi yang dibahas dalam konferensi World Water Forum kesepuluh menjadi salah satu topik yang terpenting diantara yang lainnya.
Ketika harga air tinggi, maka masyarakat akan sulit mengaksesnya. Yang kemudian jika dibiarkan, maka hal itu akan mengarah kepada krisis air di suatu daerah yang dapat mengancam kehidupan warganya.
Fauchon pada World Water Forum kemarin juga menyerukan kepada negara-negara yang hadir untuk membatalkan utang terkait air bagi negara-negara atau kota-kota termiskin di dunia, sehingga akses terhadap air bersih tidak dipersulit bagi negara-negara tersebut. Ia juga menekankan kepada pemerintah untuk memahami kondisi air di negaranya masing-masing.
Pernyataan Fauchon sebelumnya sangat bijak dan relevan dengan situasi global pada saat ini. Seperti yang kita ketahui bahwa World Water Forum tak hanya dihadiri oleh negara dan lembaga negara, World Water Forum juga kerap dihadiri oleh pengusaha swasta yang ingin mengembangkan bisnisnya.Â
Dengan memberikan pernyataan seperti sebelumnya, Fauchon secara tidak langsung telah memperingati para pengusaha agar tidak memonopoli air untuk kepentingan pribadi, yang tentu saja membuat pengusaha akan mempertimbangkan hal ini sebagai salah satu agenda bagi kemajuan bisnis mereka kedepannya.
3. Ketahanan Pangan dan Energi
Masih dalam topik pendistribusian air, pada konferensi kali ini juga negara-negara mendiskusikan mengenai ketahanan pangan dan energi meliputi ketersediaan air. Sehingga, air termasuk air bersih dapat dipertahankan kuantitasnya untuk didistribusikan ke seluruh daerah dengan merata.
Dengan adanya diskusi mengenai agenda ini, partisipan dapat mengetahui bahwa kuantitas air harus dipertahankan demi keberlangsungan hidup. Membawa agenda ini di dalam konferensi merupakan hal yang sangat bermanfaat.Â
Selain mengingatkan kembali pada partisipan bahwa air sudah semakin berkurang, agenda ini juga menjelaskan kepada mereka bahwa mendistribusikan air secara merata akan mengurangi kepadatan penduduk yang kemudian dapat berujung kepada pemenuhan kualitas air yang layak secara menyeluruh.
Dilansir dari celebesmedia.id (20/5/2023), selain mendiskusikan kondisi dan metode penyelesaian ketahanan pangan dan energi, pada kesempatan kali ini juga presden Joko Widodo menyampaikan pencapaian Indonesia dalam upaya pengelolaan airnya. Seperti pembangunan PLTS terapung di Waduk Cirata yang merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.
4. Mitigasi Bencana Alam
Jika tiga agenda sebelumnya berfokus pada penjagaan kualitas air dan pendistribusian air, maka agenda kali ini berfokus kepada upaya pecegahan bencana alam yang disebabkan oleh air.Â
Jokowi mengatakan bahwa terlalu banyak dan terlalu sedikit air dua-duanya dapat menjadi masalah bagi dunia. Seperti halnya kekeringan, bencana alam seperti banjir dan sejenisnya juga dapat menciptakan keresahan.
Memang benar, air yang tidak terkontrol jumlahnya, seperti banjir dan tsunami dapat menciptakan masalah baru yang serius seperti korban jiwa dan juga kehancuran infrastruktur.Â
Walapun pada agenda ini Jokowi lebih memfokuskan kepada pencegahan banjir, namun fokus agenda pada kali ini juga memberikan gambaran jelas mengenai bencana alam oleh air lainnya yang sama-sama dapat menciptakan kerugian.
Berbeda dengan ketiga agenda sebelumnya yang membahas hal yang bisa diprediksi dan diperkirakan, agenda kali ini pembahasannya adalah bencana alam yang kapanpun bisa terjadi, bahkan secara tiba-tiba.Â
Dengan diadakannya diskusi mengenai agenda ini, maka negara-negara di dunia dapat mencegah bencana-bencana alam yang berkaitan dengan air di negara mereka secepat dan seefektif mungkin, sehingga korban jiwa dapat dihindari.
Kesimpulannya, isu air adalah tanggung jawab bersama, apalagi dengan keadaan dunia yang semakin "memburuk". Kita sebagai manusia harus memiliki kesadaran akan hal ini dan terus menerus mencari cara untuk menyelesaikannya. Begitu juga dengan partisipan yang menghadiri konferensi World Water Forum pada kali ini. Hadirnya partisipan dengan kepentingan peribadi seperti pengusaha swasta juga membuktikan bahwa isu air merupakan isu yang penting untuk dibahas.
Namun  jika kita bertanya mengenai efektivitas dari agenda-agenda ini, maka jawabannya belum diketahui, karena penerapan dari agenda-agenda kali ini belum diberlakukan secara maksimal diikuti oleh keadaan global saat ini, seperti penipisan lapisan ozon, bahkan perang.Â
Oleh karena itu, dengan tetap diselenggarakannya konferensi World Water Forum, kekhawatiran mengenai air dapat dikendalikan. Konferensi ini juga akan terus berlangsung, karena negara-negara di dunia tak habis-habisnya berusaha untuk membuat rencana terbaik yang relevan bagi kelangsungannya masing-masing dan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H