Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tanggal 14 Juli 2017 telah meminta Internet Service Provider (ISP) untuk melakukan pemutusan akses (pemblokiran) terhadap sebelas Domain Name System (DNS) milik Telegram yang kemudian dinformasikan secara resmi melalui Siaran Pers dengan No. 84/HM/KOMINFO/07/2017 Tentang Pemutusan Akses Aplikasi Telegram.
Alasan pemblokiran ini karena alasan keamanan di mana konten di dalam Telegram banyak mengajarkan radikalisme, bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
"Saat ini kami juga sedang menyiapkan proses penutupan aplikasi Telegram secara menyeluruh di Indonesia apabila Telegram tidak menyiapkan Standard Operating Procedure (SOP) penanganan konten-konten yang melanggar hukum dalam aplikasi mereka. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)" papar Dirjen Aplikasi Informatika Semuel A. Pangerapan.
Tentang Telegram
Kalau kita telusuri, Telegram memulai debutnya pada 14 Agustus 2013 di perangkat iOS, kemudian tersedia di perangkat Android pada tanggal 20 Oktober 2013. Pada tahun pertamanya Telegram sudah memiliki 100.000 pengguna aktif harian. Dalam waktu enam bulan kemudian melonjak tajam menjadi 15 juta (Maret 2014). Pengguna aktif Telegram menyentuh angka 35 juta dan terus meningkat ke angka 50 juta pada bulan Desember 2014. Tahun 2015, pengguna aktif Telegram menyentuh angka 60 juta per bulan dan mencapai 100 juta pengguna aktif pada bulan Februari 2016. Peningkatan super cepat ini tak lain menandakan bahwa pengguna menerima dengan baik apa yang dihadirkan oleh Telegram.
Aplikasi Telegram dibidani oleh dua bersaudara, Nikolai Durov (Ahli Matematik dan Programmer) dan Pavel Durov ("Zuckerberg"nya versi Rusia). Nikolai fokus pada pengembangan aplikasi dengan menciptakan protokol MTProto yang menjadi motor bagi Telegram. Sementara Pavel bertanggung jawab dalam hal pendanaan dan infrastruktur melalui pendanaan Digital Fortress.
Salah satu kecanggihan Telegram adalah fitur penyampaian pesan yang terenskripsi yang hanya bisa dibaca oleh penerima yang dituju. Fungsi "chat" rahasianya memiliki fitur yang dapat menghapus pesan dalam rentang waktu dua detik hingga satu minggu.
Dari segi tampilan, Telegram sederhana rapi dan bersih seperti WhatsApp dan fitur yang dihadirkan selengkap BlackBerry Messenger ataupun LINE.
Keunggulan Telegram dibanding aplikasi lain di antaranya adalah aplikasi ini gratis selamanya, mengirim pesan lebih cepat, butuh resources yang sangat ringan, multitasking, dapat berbagi file dengan ukuran besar, grup yang bisa menampung anggota yang sangat besar. Versi terbarunya 4.1 (7 Juli 2017) bahkan mendukung "Supergroups" yang dapat menampung hingga 10.000 anggota. Terdapatnya fitur penyiaran (broadcasting), interaktif, fitur BOT yang dilengkapi dengan AI (Artificial Intelligence) serta fitur enkripsi untuk keamanan yang sangat baik (fitur yang paling banyak ditakuti oleh negara yang tidak/kurang demokratis). Sedemikian banyak keunggulannya, wajar jika aplikasi ini sangat populer tidak hanya di Rusia tetapi juga di dunia.
Beberapa rekan dan tim kami menggunakan fitur BOT Telegram untuk mengontrol beberapa device untuk mengembangkan perangkat IOT, di mana kecenderungan dunia saat ini mulai ramai-ramai menuju era Internet of Things.
Sistem Keamanan Telegram Terbaik Saat Ini
Berkaitan dengan masalah keamanan aplikasi Telegram, Ahli kriptografi diseluruh dunia diundang dalam sebuah kontes yang bernilai USD 200.000 - USD 300.000 untuk memperkuat sistem enkripsi protokol MTProto, protokol yang digunakan Telegram. Oleh karenanya aplikasi ini merupakan aplikasi penyampai pesan teraman dimuka bumi untuk saat ini.
Karena sangat aman, aplikasi ini disukai oleh banyak orang termasuk orang-orang radikal yang berniat tidak baik. Aplikasi lain yang relatif mudah untuk disadap, hal ini tidak berlaku bagi Telegram. Tentu saja aplikasi ini pasti disukai oleh para koruptor dan juga pelaku kriminal lainnya. Padahal jika kita berpikiran positif, aplikasi ini memiliki sangat banyak manfaatnya. Aplikasi yang aman justru baik untuk pemerintah dalam hal berkordinasi untuk hal yang sangat sensitif dan tidak ingin bocor ke publik. Dari segi pelaku bisnis, diskusi produk yang aman dan belum ingin diinformasikan ke publik bisa dimanfaatkan dengan baik.