Jangan ya nak, jangan mencari sesuatu yang hilang itu di sosok laki-laki siapa pun. Ayahmu tidak ada yang bisa menggantikan. Yang hilang itu tetap akan hilang. Biarkan Allah yang mengisi kehampaan itu., batinku.
"Kaka jangan lupa berdoa terus yaaa. Jangan lupa sholat. Itu penting banget loh! Supaya hati kaka selalu terisi. Nanti kaka akan mengerti. InsyaAllah nanti Allah tolong supaya kaka mengerti."
"Aku bisa ketemu ayah gak bu?"
"InsyaAllah bisa. Ketemu di surga. Kaka banyak doain ayah ya. Kakak sholehah nanti masuk surga dan ketemu ayah."
Dia kemudian tersenyum dan kembali menatap jendela dengan wajahnya yang sendu. tiba-tiba dia menatapku dan bertanya banyak hal.
"Bu, ayah itu untuk apa sih?"
Aku pun terbata-bata untuk menjawab.
"Ayah itu ada dalam sebuah keluarga. Ayah itu pemimpin. Ayah itu yang melindungi kita."
"Lalu kita gak ada yang pimpin dong!"
"Ada dong! Ibu pemimpinnya hehehhe. Gini loh ka, Kaka gak ada ayah itu berarti udah Allah pilih. Ayah gak sama-sama kita itu maunya Allah. Maka semua udah Allah siapin untuk kita. Tetap bahagia dan bersyukur ya" jawabku dengan suara yang kurang begitu jelas karena air mata sulit dibendung.
Tak lama teleponku berbunyi.