e. Penglihatan bercak, pengamatan terhadap objek ada bagian-bagian tertentu yang tidak terlihat.
Adapun beberapa faktor penyebab terjadinya kebutaan, yaitu:
1. Faktor bawaan atau keturunan, seperti glaukoma.
2. Infeksi atau keracunan, baik yang langsung menyerang mata atau pembuluh darah mata, maupun yang terjadi saat seseorang sedang mengandung.
3. Penyakit atau kondisi, seperti diabetes, katarak, atau glaukoma
4. Kecelakaan, seperti trauma, luka, atau terkena benda tajam atau bahan kimia.
5. Kekurangan vitamin A, yang dapat menyebabkan kerusakan atau kebutaan jika tidak tertangani, dan
6. Kondisi patologis yang penyebabnya tidak jelas.
Dengan adanya pendidikan inklusif ini, kita dapat mengetahui bahwasannya pendidikan tersebut penting bagi tunanetra. Dengan pendidikan ini anak tunanetra dapat belajar bersama teman sebaya yang tidak memiliki keterbatasan, mereka dapat mengembangkan keterampilan sosial, belajar berkolaborasi dan membangun hubungan yang bermakna. Hal ini dapat membantu mereka menjadi lebih siap untuk berinteraksi dengan masyarakat secara luas di masa mendatang.
Lingkungan belajar yang inklusif juga dapat merangsang perkembangan kognitif anak tunanetra secara optimal. Melalui berbagai aktivitas dan interaksi, mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah dan kreativitas. Maka ketika anak tunanetra merasa diterima dan dihargai oleh teman-temannya, mereka akan merasa lebih percaya diri dan memiliki harga diri yang tinggi. Hal ini akan mendorong mereka untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
Pendidikan inklusif juga membantu menghilangkan stigma negatif terhadap anak berkebutuhan khusus. Dengan melihat langsung kemampuan dan potensi anak tunanetra, teman-temannya akan lebih menghargai perbedaan dan belajar untuk saling menerima.