Indonesia berencana membangun program Green Naval Fleet dan Minimum Defense Force mulai tahun 2005 untuk memperkuat militernya dan menjadi kekuatan maritime(minimum essential force/MEF) . (Kurniawan, 2016). TNI Angkatan Laut adalah badan pemerintah yang menjaga keamanan laut dalam menjalankan misinya yang diatur oleh Tata Tertib (Protap) yang didukung oleh  TNI melalui TNI Angkatan Laut.Â
Secara umum, TNI memiliki tiga peran utama: peran militer, peran polisi, dan peran diplomasi. Ketiga peran tersebut diseimbangkan dengan misi utama TNI AL. Tugas Angkatan Laut diatur dalam Pasal 34 Undang-Undang Tahun 2004. (Tugas Pokok TNI AL, 2020). TNI AL telah melakukan tindakan preventif dan represif untuk menjamin keamanan di Selat Malaka.Â
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, hal itu bertujuan untuk mencegah beberapa pihak  melakukan kegiatan ilegal di laut dengan menggelar patroli laut dan udara di daerah rawan, jalur strategis, dan Koridor Maritim Kepulauan Indonesia (ALKI). Sementara itu, tindakan represif sedang dilakukan, seperti mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak tertentu yang terbukti melanggar hukum maritim. Upaya tersebut dilakukan melalui pemberian sanksi yang berimbang untuk mencapai efek jera. ( Strategi Pertahanan Indonesia di Selat Malaka).
TNI Angkatan Laut melakukan operasi keamanan maritim untuk menjaga keamanan maritim dan menjamin kedaulatan dan hak maritim di seluruh perairan Indonesia. Selain angkatan laut, operasi ini dilakukan bersama dengan organisasi terkait seperti Bakamla, KPLP, Bea Cukai Korea, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.Â
Operasi keamanan laut juga didukung oleh Operasi Pengamanan ALKI yang luas cakupannya (PAM ALKII). Operasi tersebut dilakukan selama 300 hari untuk mencegah dan merespon segala bentuk ancaman dan pelanggaran di laut. Â TNI AL juga melakukan Operasi Siaga Korps Marinir yang dikenal dengan Operasi Trisila.Â
Wilayah operasi Trisila tumpang tindih dengan operasi keamanan laut bersama dan operasi PAM ALKII. (Pailah). Untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengatasi masalah keamanan di Selat Malaka, Indonesia telah membentuk  Komando Angkatan Laut (Puskodal) untuk memerangi perompak dan perompak angkatan laut di Batam dan Belawan. Puskodal memiliki perlengkapan dan pasukan khusus  yang siap beraksi jika terjadi insiden di laut. (Sondakh).
Kemampuan Militer AL dan Penjaga pantai di Singapura
Dalam melindungi perairannya, Singapura melibatkan tiga lembaga yaitu Angkatan Laut Singapura atau yang disebut The Republic of Singapore Navy (RSN), Singapore Police Force (SPF), dan Police Coast Guard (PCG). Misi utama  RSN  sebagai SLOC yang berkontribusi pada perdamaian dan keamanan regional adalah menjaga pertahanan maritim dan mengamankan rute laut ke Singapura.Â
Untuk melakukan ini, RSN bekerja sama dengan lembaga maritim internal dan eksternal serta masyarakat internasional yang lebih luas seperti otoritas pelabuhan dan maritim Singapura dan polisi penjaga pantai untuk mencapai misinya.
Selama perang, RSN akan mencoba untuk mengalahkan semua musuh  di laut dengan cepat. Selain sebagai unit tempur,  juga melakukan misi diplomatik  bekerja sama dengan angkatan laut lainnya . RSN diperlukan untuk mempertahankan Selat Malaka, salah satu jalur SLOC, karena ekonomi Singapura bergantung pada perdagangan pelabuhan. (Kurniawan L. S., 2017).
Mengikuti AS, Inisiatif Megaport Singapura juga memasang detektor radiasi di pelabuhan untuk memindai kontainer untuk bahan nuklir dan radioaktif. Untuk mencegah teroris membajak kapal potensial, Angkatan Laut Singapura telah membentuk Tim Pengawal Keamanan Maritim (ASeT) seperti sheriff bersenjata yang memungkinkan mereka untuk  memilih kapal dagang mana yang masuk dan meninggalkan pelabuhan. (Ho, 2006) .