"kenapa ustadzah?" kata Akbar
"ya...karena kejadian kemaren bar, masa anta dah lupa?" sambung Iza
"hehehe" cengir Akbar, walau tetap dengan raut wajah kebingungan.
"ana kemarin terlalu emosi bar, maaf ya... ana gak mau anta nyimpen perasaan kesal terus ke ana, karena sikap ana itu. intinya, ana gak mau anta punya sakit hati banget ke ana, yang nantinya bisa jadi kenangan tidak baik tentang ana di kemudian hari" sambung Iza panjang.
Emang Akbar mengerti? Iza yakin, Akbar belum paham apa yang Iza maksud, tapi, setidaknya ketika dia lagi mengingat kejadian tidak baik itu, yang dia tau Iza sudah meminta maaf. Dan mudah-mudahan itu menjadi pembelajaran untuknya ketika Akbar sudah dewasa.
Walau sembari kami berbicara, ada temannya yang ikutan nimbrung.
"ada apa ustadzah?" kata Ilman.
"karena kejadian kemarin man, jadi ana minta maaf" sambung Iza
"koq minta maaf ustadzah?" sambung Ilman
"kan ana yang salah man, nuduh kejadian yang tidak jelas siapa pelakunya" kata Iza
"alah, biasa itu ustadzah"