By. Rabea Merry Susana
Awal perkenalan saya dengan kompasiana terbilang cukup unik. Mengapa unik??? Karena dimulai dengan sharing dari seorang kompasianer. Sebelumnya saya tidak pernah tahu tentang kompasiana karena minim informasi tentang media online ini. Ketika membuat akun di blog kompasiana agar dapat menerbitkan sebuah tulisan, saya kembali dibantu oleh seorang kompasianer yang baik hati. Ini pun saya katakan unik karena banyak kompasianer membuat akun, cukup dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.
Lalu beberapa waktu kemudian tulisan pertama saya terbit dihalaman blog kompasiana. Hati saya senang dan inipun berkat seorang rekan kompasianer yang membantu menerbitkan. Masih banyak keunikan-keunikan yang saya alami dalam perjumpaan dengan kompasiana. Dibalik semua keunikan itu, saya bersyukur karena bisa menuangkan ide-ide ke dalam tulisan.
Perjumpaan yang unik ini, membuat saya termotivasi untuk mencoba menulis dan mengembangkan diri melalui tulisan. Saya sempat bertanya dalam hati, “apakah tulisan-tulisan yang saya buat layak dibaca oleh sidang pembaca? Bagaimana kalau tulisan saya terlalu sederhana?? Apakah ide-ide saya bisa diterima oleh pembaca yang budiman?” berbagai pikiran pesimis muncul dan membuat saya takut melangkah.
Namun dengan kondisi yang sedikit pesimis dan nekat, saya mencoba menulis lalu mengirimkan tulisan perdana tersebut ke kompasiana. Hemmm hasilnya tidak mengecewakan sebab dari tulisan itu paling tidak ada puluhan orang yang membaca dan membagikan artikel tersebut. Saya senang dan bahagia karena tulisan saya bermanfaat bagi orang lain. Saya yakin bahwa tulisan yang sederhanapun jika dibagikan maka dapat bermanfaat bagi sesama. Selama tulisan itu adalah ide original yang kita miliki dan menghasilkan suatu karya maka tidak pernah ada yang sederhana.
Ide-ide cemerlang yang kita tuangkan dalam tulisan menjadi mahal dan berharga karena lahir dari pemikiran yang original. Jadi tak perlu takut untuk melangkah dan tak perlu pesimis untuk mencoba. Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali. Ahhhhh ternyata menarik juga berkenalan dengan kompasiana. Awal yang unik namun membuat saya bisa melangkah untuk maju.
Selain perjumpaan yang unik dengan media online ini ternyata ada lagi yang lebih menarik. Keunikan itu saya alami ketika bertemu langsung dengan para penggelola media online ini. Tidak pernah menyangkah, apalagi bermimpi bisa bertemu dengan orang-orang hebat di balakang layar, yang setia dan tekun mengelolah media ini. Pertemuan dengan para penggelola kompasiana dimulai dengan acara Kompasiana nangkring bareng BKKBN dalam rangka Hari Keluarga Nasioan 2016.
Acara di gelar di Propinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya di kota Kupang (Rabu, 27 Juli 2016). Sebelum kegiatan ini berlangsung, Salah seorang penggelola kompasiana yaitu Mas Nurul mengajak saya dan teman-teman kompasianer untuk bertemu alias kopi darat. Semula saya tidak berniat untuk mengikuti Kopdar ini sebab saya pikir masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun percakapan di grup Whatsapp kompasianer Kupang semakin ramai, membuat saya penasaran. Dan akhirnya saya putuskan untuk mengikuti acara Kopdar.
Benar kata pepatah bahwa “kesempatan itu tidak pernah datang dua kali, selagi ada kesempatan langsung ambil.” Saya melihat bahwa ini adalah kesempatan untuk mengembangkan relasi dan network. Tidak banyak orang memiliki kesempatan langkah dan unik ini yaitu bisa bertemu dengan orang-orang hebat yang memilik kemampuan dan kapasitas dibidangnya yaitu menulis.
Saya bersyukur karena sudah mengambil kesempatan unik dan langkah ini. Kami sebelumnya tidak pernah saling menyapa, belum pernah berkenalan dan belum pernah bertemu akhirnya dipertemukan karena kesamaan passion yaitu menulis. Tulisan mempertemukan kami dalam persahabatan yang indah.
Unik dan menarik ketika perbincangan kami dilandasi ketulusan dan visi yang sama. Sama-sama ingin menyebarkan virus menulis kepada semua orang di negeri ini. Kopi darat pertama dengan tim kompasiana yang terdiri dari Mas Nurul, Bang Rizky dan Kang Pendi termasuk dibilang unik karena pertemuan pertama langsung akrab dan bersahabat bahkan sangat terasa suasana persaudaraan.
Tempat pertemuan yang menjadi perjumpaan awal kami juga termasuk unik sebab pertemuan itu bukan terjadi di rumah mewah ataupun di restoran mahal tetapi terjadi di warung tenda “Sedap Malam” kampung solor pusat makanan yang ada di kota Kupang. Menunya pun termasuk unik yaitu kerang asam manis dan ikan bakar. Sambil bercerita dari hal-hal ringan sampai sejarah berdirinya kompasiana dan rencana pembentukan komunitas kompasianer di Kupang.
Percakapan yang menarik dan asik untuk disimak disertai canda tawa, membuat kami lupa waktu sehingga pemilik warung harus bolak-balik ke meja kami dan mengusir secara halus. Syukurnya kami masih memiliki kepekaan sehingga kami harus mengakhiri Kopdar pertama tersebut dengan janji akan bertemu dalam acara kompasiana nangkring bersama BKKBN. Luar biasa perjumpaan dan perbincangan yang unik namun memberikan banyak inspirasi untuk menulis.
Saya yakin bahwa pertemuan yang disertai dengan ketulusan akan melahirkan persahabatan dan persaudaraan yang indah. Begitu juga passion yang sama akan menyatukan kami dalam visi yang sama yaitu memyebarkan virus menulis ke setiap pelosok negeri ini. Dan saya percaya bahwa di setiap pertemuan yang baik pasti akan ada pembelajaran dan hasil yang baik juga.
Keikutsertaaan dalam acara kompasiana nangkring bareng BKKBN membawa kesan yang unik juga. Uniknya bisa berkenalan dengan orang-orang baru dan langsung akrab bahkan serasa seperti saudara baru. Tidak pernah membayangkan orang-orang yang akan saya temui dalam acara ini. Saya sempat berpikir bahwa acara ini pasti akan dihadiri oleh ibu-ibu PKK dan anak-anak sekolah tingkat SLTA. Karena tema yang diangkat “Nikah usia ideal meraih masa depan cemerlang”. Sempat membayangkan juga bahwa acara seperti ini biasanya monoton dan kurang menarik.
Namun semua pikiran saya salah sebab dalam acara ini saya bertemu dengan teman-teman kompasianer dari berbagai latar belakang pekerja. Acara yang dikemaspun sangat menarik dan tidak membosankan. Mas Nurul sebagai moderator dalam acara ini, sangat lugas memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada nara sumber. Para nara sumberpun sangat menguasai bidangnya sehingga dapat memberikan jawaban-jawaban yang tepat dan praktis kepada para peserta.
Sehingga pelaksanaan acara nangkring ini terbilang sukses karena terpenuhinya peserta yang ditargetkan. Nara sumber terdiri dari bapak Surya Chandra (Kepala BKKBN Pusat), Ibu Yohana (Assisten 1 Setda Propinsi NTT mewakili Gubernur NTT), drg. Jefry Yap.M.Kes (Ketua STIKES Citra Husada Mandiri Kupang), Rendy (Duta GenRe Kupang). Beberapa stagmen dari bapak Surya Chandra (Kepala BKKBN Pusat) sangat menarik. Beliau mengatakan bahwa “menikahlah karena berencana bukan karena bencana”, beliau juga mengatakan bahwa “ kompetensi yang tinggi bisa didapat dari pendidikan namun karakter yang baik hanya bisa didapat melalui revolusi mental”.
Dan diakhir acara ini, beliau mengajak generasi muda agar mau menjadi generasi berencana “GenRe”. Dengan slogan dari “GenRe adalah adalah generasi yang berani mengatakan tidak kepada sex, tidak kepada pernikahan dini dan tidak pada narkoba.” Suatu pernyataan yang tegas, lugas dan logis. Jika ingin mendapat masa depan gemilang maka harus berani menolak free sex, berani merencanakan pernikahan dan berani melawan narkoba. Hal-hal positif ini harus terus disebarkan agar generasi berencana ini dapat meraih masa depan cemerlang.
Generasi yang memiliki ketahanan mental dan intelektual yang bagus. Sepanjang acara berlangsung saya terus menyimak dengan baik dan kembali bersyukur karena acara yang baru pertama kali diadakan oleh kompasiana ini terbilang unik dan banyak manfaatnya. Saya merasakan manfaat dalam mengikuti kegiatan ini, selain menambah wawasana, sahabat baru, jejaring dan juga saya rasakan roh menulis semakin kuat dalam diri saya. Saya kembali termotivasi untuk menulis dan menuangkan ide-ide yang ada mulai dari yang sederhana. Dan saya berkomitmen untuk terus mengembangkan diri melalui tulisan.
Acara kompasiana nangkring bareng BKKBN di tutup dengan kuis yang dipandu oleh Bang Rizky C Saragih. Dengan gayanya yang santai dan sedikit kocak acara ini menjadi meriah dan seru. Banyak yang mendapat hadiah dari acara kuis ini termasuk saya. Bersyukur sekali hahahahahahaha. Setelah semua rangkaian acara selesai, perasaan saya senang sekali, bukan karena mendapat hadiah sebagai pemenang kuis namun karena ada kesempatan belajar dan bertemu dengan teman, sahabat dan saudara baru. Ada sharing yang saling menguatkan, ada masukan-masukan dan ide-ide bagus yang dibagikan. Ada rencana-rencana baru yang dapat di realisasikan dalam waktu dekat. Sungguh ini adalah awal yang unik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Persahabatan yang sudah terjalin terus berlanjut hingga duduk-duduk sambil ngobrol santai ditepi laut dalam suasana persaudaraan yang indah. Passion dan Visi yang sama bahwa kami sama-sama menyukai tulisan dan menulis menghantar kami dalam percakapan dan diskusi-diskusi menarik. Kesamaan itu menghantarkan kami pada perbincangan-perbincangan yang lebih dalam dan bukan sekedar basa-basi. Mulai ada keterbukaan diantara kami kompasianer bersama penggelola (Mas Nurul, Kang Pendi & Bang Rizky).
Saling mewawancaraipun terjadi, ide-ide segar mulai terlontar dan ingin secepatnya dituangkan ke dalam tulisan. Bagi saya, yang sangat menarik adalah ketika Mas Nurul dan Kang Pendi, bertanya tentang pengalaman saya ketika keluar dari Timor Timur (Timor Leste sekarang). Mengapa saya katakan menarik? Karena sebenarnya pengalaman ini sudah saya kubur dan hapus dari ingatan saya karena sesungguhnya ini seperti pil pahit yang saya telan.
Namun pernyataan dari Mas Nurul dan Kang Pendi bahwa pengalaman hidup yang saya alami bisa menjadi tulisan yang menginspirasi banyak orang. Apalagi pengalaman ini belum pernah saya tuangkan dalam tulisan dan sharingkan di depan umum. Benar-benar awal yang unik bersama kompasiana karena sangat menginspirasi saya. Ahhhh kalau saja pertemuan ini terjadi beberapa tahun lalu mungkin cerita tentang pengalaman saya semasa jajak pendapat dan exodus dari kota Dili-Timor-Timur, sudah menjadi buku dan bermanfaat bagi banyak orang.
Namun saya tidak pernah menyesali apa yang terjadi, pertemuan yang unik dengan teman-teman kompasiana ini tetap menjadi inspirasi dan motivasi bagi saya. Saya akan mencoba dan terus mencoba untuk menulis. Sekalipun di dalam kesederhanaan bahasa dan gaya tulisan yang unik, saya akan terus berjuang untuk membagikan hal-hal positif yang bermanfaat bagi sesama.
Disetiap pertemuan yang unik saya yakin ada pembelajaran menarik yang dapat dipetik. Dari setiap awal yang unik saya percaya ada hal-hal baru yang bisa dibagikan kepada sesama. Dari setiap persahabatan yang tulus, saya sadar ada persaudaran indah yang tercipta. Awal yang unik dapat memberikan beribu rasa, manfaat, inspirasi dan motivasi. Terima kasih kompasiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI