Mohon tunggu...
Akhmad GilangRamadhan
Akhmad GilangRamadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

hobi saya yaitu menggambar, menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebab Sifat dan Karakter yang Dimiliki oleh Santri yang Hidup di Pesantren Terjadi Bullying

3 Juni 2022   08:00 Diperbarui: 3 Juni 2022   08:16 2415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata bullying merupakan kata yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Secara pengertian, bullying merupakan tindakan menyakiti seseorang yang tidak seharusnya kita lakukan karena bullying memiliki dampak negatif bagi kesehatan mental bagi remaja yang dibully. 

Timbulnya rasa resah, trauma, takut, rasa tidak percaya diri berkurang karena hal itu merupakan dampak ketika seseorang dibully. Pada Negara Indonesia ini sudah banyak kasus bullying di mana saja. Salah satu tempat yang sering terjadi pembullyan ada di sekolah umum. Tetapi pada topik kali ini yaitu ada suatu tempat yang sering terjadi pembullyan selain di sekolah yaitu pondok pesantren. 

Memang tempat sekolah sama pondok pesantren memiliki persamaan yaitu tempat untuk  menuntut ilmu bagi siswa atau santri. 

Cuma perbedaannya kalau di pondok pesantren santri lepas dari orang tua dan disuruh untuk hidup mandiri. Selain itu, di pondok pesantren juga ada tambahan ilmu selain ilmu umum yang diajarkan kepada guru yaitu ilmu agama. Kalau di sekolah umum yang diajarkan mayoritas ilmu umum dan ilmu agama hanya diajarkan tetapi tidak sebanyak di pesantren.

Sebelum membahas tentang pembullyan di pondok pesantren, seperti biasa bahwasannya santri yang hidup di pondok memiliki sifat dan karakter masing -- masing. 

Ada yang memiliki kepribadian yang introvert, tidak suka bergaul atau tidak mau menjalin interaksi sama teman -- temannya. Ada yang memiliki kepribadian yang ekstrovert, suka bergaul dengan siapa saja, terbuka dengan semua orang yang ada di pesantren. 

Dan ada juga yang memiliki kepribadian yang rajin, ingin disenangi oleh ustadz atau ustadzah. Istilahnya yaitu ingin menjadi santri teladan. Dari kepribadian mereka yang bisa jadi adanya pembullyan. Salah satu contoh cerita di Pondok Pesantren, ada salah satu santri yang memiliki kepribadian yang introvert. 

Dia memiliki kepribadian introvert, suka belajar, pintar dan menjadi bintang kelas di pondok pesantren. Di antara mereka yang hidup di pondok pesantren ada teman teman yang iri dengan santri tersebut.

 Sehingga dari hal itu, temannya membuat rencana dengan pihak lainnya untuk menghasud santri tersebut. Karena keiriannya mereka, akhirnya teman -- teman pada menghasud dan membuat rencana secara diam --diam untuk menjauhinya. Selain menjauhi, teman -- teman juga menggosip tentang kekurangannya kepada teman tersangka.

Hal tersebut yang menyebabkan tidak mau kembali ke pondok pesantren karena dia takut kalau masuk pesantren tidak punya teman. Dari hal itu dia trauma untuk kembali ke pondok pesantren. 

Selain cerita dari santri tersebut, ada cerita lagi tentang pembullyan di pondok. Tetapi pembullyan ini sudah umum terdengar oleh banyak orang. Yang dimaksud dari terdengar secara umum yaitu pembullyan dikarenakan fisik yang tidak bagus. Seperti contoh ada anak santri yang memiliki tubuh yang gemuk, kemudian rambutnya keriting, dan berkulit hitam.

Melihat fisik itu, anak santri yang hidup di pesantren ada keinginan membully anak itu. Sebenarnya penyebab pembullyan karena fisik sudah umum didengar oleh banyak orang. 

Di Indonesia sudah banyak kasus pembullyan gara -- gara memiliki fisik yang tidak bagus. Seperti orang yang terlalu gemuk, terlalu kurus, memiliki wajah yang tidak cantik ataupun tampan. Dan di pondok pesantren ini menceritakan ada pembullyan karena fisik dan adapun karena mental.

Adapun penyebab lain kasus santri membully temannya yaitu jauh dari orang tua. Fungsi utama orang tua yaitu mengawasi anak -- anaknya. Selain itu orang tua juga memiliki latar belakang yang berbeda -- beda. Maksudnya yaitu ada keinginan orang tua memondokkan anak -- anaknya dengan memiliki niatan yang berbeda. Ada yang memondokkan anaknya karena anaknya memiliki latar belakang yaitu dulunya nakal. 

Terus tidak bisa diatur sehingga orang tua memondokkan anaknya. Dan adapun niatan orang tua memondokkan anaknya supaya mengerti ilmu agama dan berperilaku dengan baik. Dan masih banyak lagi. Lagipula ketika di pondok ada wali santri dalam artian menggantikan posisi sebagai orang tua yaitu ustadz atau ustadzah.

Tugas mereka mengawasi dan membimbing para santri. Tetapi tugas mereka tidak maksimal mengawasi mereka karena yang ditangani bukan hanya satu santri melainkan banyak santri. Jadi pengawasan mereka tidak maksimal seperti orang tua santri. Maka dari itu peluang santri membully temannya kemungkinan banyak.

Bullying di pesantren bisa terjadi karena kurangnya pengawasan musyrif dan musyrifah terhadap santri dan santriwati. Pada artikel ini dijelaskan bahwa ada beberapa faktor terjadi bullying di pesantren. Di antaranya yaitu bisa karena faktor sifat dan karakter yang tidak disukai oleh santri. Kemudian yang paling umum yaitu memiliki fisik yang tidak bagus dalam kata lain yaitu fisik yang jelek. 

Kemudian bisa karena faktor jauh dari keluarga sehingga anak -- anak mereka melakukan pembullyan di pondok pesantren. Dan adapun bullying melalui candaan santri. Ketika mereka bercanda yang ujung -- ujungnya yaitu mrngejek.

Tetapi ada saja pondok pesantren yang membuat peraturan agar santrinya tidak melakukan tindakan bullying. Seharusnya setiap pesantren perlu membuat peraturan tentang bullying agar santri bisa mematuhinya. 

Tetapi, itu semua tergantung santri. Adapun santri yang yang memang mematuhi setelah ada peraturan baru. Dan adapula yang melanggarnya. Setiap melanggar peraturan seharusnya diberi sanksi. Dan yang paling berat yaitu dikeluarkan dari pesantren. 

Memang kita selalu menemukan sifat dan karakter orang nakal dimana -- mana. Bisa di sekolah, pesantren, tempat kerja, perguruan tinggi. Dan masih banyak lagi. Kali ini yang dibahas yaitu terjadinya bullying di pondok pesantren.

Selain bullying dalam bentuk omongan, adapun bullying berupa tindakan di pondok pesantren. Bullying berupa tindakan contohnya yaitu menghantam wajah santri. Sebelum terjadinya bullying tindakan, korban disuruh masuk ke dalam kamarnya orang tersangka. Kemudian kamarnya dikunci oleh temannya tersangka dan bullying terjadi di dalam kamar. Terjadilah tawuran dua lawan dua di dalam kamar. Hal tersebut merupakan tindakan yang tidak wajar yang dilakukan oleh siapapun.

 Bullying ini tidak ada keuntungan bagi kita melainkan sangat merugikan bagi kita. Munculnya rasa depresi, stress, cemas, takut, dan berbagai macam rasa yang negatif dalam tubuh kita muncul karena adanya bullying. Bahkan ada yang tidak mau kembali ke pesantren atau minta berhenti menuntut ilmu ke pesantren karena bullying.

Adapun salah satu cara agar mengurangi tingkatan bullying di pondok pesantren yaitu melakukan sosialisasi terhadap santri tentang apa saja dampak bullying terhadap sifat psikologinya. Tujuan sosialiasi diadakan supaya santri mempelajari dan mengetahui bahwa bullying itu merugikan. Kemudian ada cara lagi yaitu setiap asrama di pesantren harus ada orang yang pintar mengatasi pembullyan. 

Seperti mengadakan ustad atau ustadzah yang lulusan psikologi atau bimbingan konseling. Fungsinya yaitu meningkatkan pengawasan perlakukan santri. Selain itu, santri bisa menceritakan segala masalah yang dialami olehnya agar kalau punya masalah tidak dipendam dalam -- dalam. Apapun solusinya bisa diatasi bersama dengan musyrif atau musyrifah.

Maka dari itu, semua orang memiliki sifat dan karakter yang berbeda -- beda. Pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Seharusnya kita meniru kelebihan yang dimiliki oleh seseorang bukannya saling iri kemudian membullinya. Kecuali timbul rasa iri kemudian munculnya rasa semangat ingin menirunya. Dan manusia juga punya kekurangan, kita harus menghargai dan memaklumi kalau manusia pasti punya kekurangan. Bukannya memiliki kekurangan kemudian ingin membullynya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun