Melihat fisik itu, anak santri yang hidup di pesantren ada keinginan membully anak itu. Sebenarnya penyebab pembullyan karena fisik sudah umum didengar oleh banyak orang.Â
Di Indonesia sudah banyak kasus pembullyan gara -- gara memiliki fisik yang tidak bagus. Seperti orang yang terlalu gemuk, terlalu kurus, memiliki wajah yang tidak cantik ataupun tampan. Dan di pondok pesantren ini menceritakan ada pembullyan karena fisik dan adapun karena mental.
Adapun penyebab lain kasus santri membully temannya yaitu jauh dari orang tua. Fungsi utama orang tua yaitu mengawasi anak -- anaknya. Selain itu orang tua juga memiliki latar belakang yang berbeda -- beda. Maksudnya yaitu ada keinginan orang tua memondokkan anak -- anaknya dengan memiliki niatan yang berbeda. Ada yang memondokkan anaknya karena anaknya memiliki latar belakang yaitu dulunya nakal.Â
Terus tidak bisa diatur sehingga orang tua memondokkan anaknya. Dan adapun niatan orang tua memondokkan anaknya supaya mengerti ilmu agama dan berperilaku dengan baik. Dan masih banyak lagi. Lagipula ketika di pondok ada wali santri dalam artian menggantikan posisi sebagai orang tua yaitu ustadz atau ustadzah.
Tugas mereka mengawasi dan membimbing para santri. Tetapi tugas mereka tidak maksimal mengawasi mereka karena yang ditangani bukan hanya satu santri melainkan banyak santri. Jadi pengawasan mereka tidak maksimal seperti orang tua santri. Maka dari itu peluang santri membully temannya kemungkinan banyak.
Bullying di pesantren bisa terjadi karena kurangnya pengawasan musyrif dan musyrifah terhadap santri dan santriwati. Pada artikel ini dijelaskan bahwa ada beberapa faktor terjadi bullying di pesantren. Di antaranya yaitu bisa karena faktor sifat dan karakter yang tidak disukai oleh santri. Kemudian yang paling umum yaitu memiliki fisik yang tidak bagus dalam kata lain yaitu fisik yang jelek.Â
Kemudian bisa karena faktor jauh dari keluarga sehingga anak -- anak mereka melakukan pembullyan di pondok pesantren. Dan adapun bullying melalui candaan santri. Ketika mereka bercanda yang ujung -- ujungnya yaitu mrngejek.
Tetapi ada saja pondok pesantren yang membuat peraturan agar santrinya tidak melakukan tindakan bullying. Seharusnya setiap pesantren perlu membuat peraturan tentang bullying agar santri bisa mematuhinya.Â
Tetapi, itu semua tergantung santri. Adapun santri yang yang memang mematuhi setelah ada peraturan baru. Dan adapula yang melanggarnya. Setiap melanggar peraturan seharusnya diberi sanksi. Dan yang paling berat yaitu dikeluarkan dari pesantren.Â
Memang kita selalu menemukan sifat dan karakter orang nakal dimana -- mana. Bisa di sekolah, pesantren, tempat kerja, perguruan tinggi. Dan masih banyak lagi. Kali ini yang dibahas yaitu terjadinya bullying di pondok pesantren.
Selain bullying dalam bentuk omongan, adapun bullying berupa tindakan di pondok pesantren. Bullying berupa tindakan contohnya yaitu menghantam wajah santri. Sebelum terjadinya bullying tindakan, korban disuruh masuk ke dalam kamarnya orang tersangka. Kemudian kamarnya dikunci oleh temannya tersangka dan bullying terjadi di dalam kamar. Terjadilah tawuran dua lawan dua di dalam kamar. Hal tersebut merupakan tindakan yang tidak wajar yang dilakukan oleh siapapun.