Pada akhirnya, menafsirkan hadis Nabi tentang kebaikan dalam konteks people pleaser mengajarkan kita bahwa kebaikan sejati adalah tindakan yang didasari oleh ketulusan dan keseimbangan. Bukan ketundukan tanpa henti, melainkan keharmonisan antara kebaikan kepada sesama dan menjaga kesejahteraan diri sendiri. Di era modern ini, di mana tekanan sosial kian kuat, penting bagi kita untuk mengingat bahwa kebaikan sejati tidak menuntut kita untuk selalu menyenangkan orang lain, tetapi untuk selalu berbuat baik dengan niat yang benar dan tujuan yang mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H