Langkah ini juga membuka ruang bagi anak-anak untuk berbagi perasaan dan pengalaman mereka, yang dapat memperkuat rasa keterhubungan dengan guru dan teman-teman mereka. Saat siswa merasa didengar dan dipahami, mereka akan lebih termotivasi untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju perubahan yang lebih baik.
Dengan penguatan positif dan refleksi, kita tidak hanya membantu anak-anak untuk melihat hasil dari usaha mereka, tetapi juga membangun rasa percaya diri dan ketahanan mental yang kuat. Pada akhirnya, mereka akan belajar bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh, dan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengubah diri mereka sendiri dengan cara yang positif dan bermakna. Inilah inti dari pendekatan Kognitif-Behavioral---membantu anak-anak memahami bahwa mereka bisa menjadi agen perubahan dalam kehidupan mereka sendiri.
Pendekatan Kognitif-Behavioral yang kita bahas memiliki kesamaan dengan ajaran Islam yang selalu mendorong perubahan diri ke arah yang lebih baik. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, dia adalah orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin, dia adalah orang yang merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin, dia adalah orang yang celaka." Hadis ini mengingatkan kita bahwa setiap usaha untuk memperbaiki diri adalah langkah yang berharga dan patut dihargai.
Sebagai pendidik, kita dapat mengambil hikmah dari kisah sahabat Nabi, seperti Abdullah bin Mas'ud, seorang yang dikenal dengan kebijaksanaannya. Pada awalnya, Abdullah bin Mas'ud adalah seorang penggembala domba yang sederhana. Namun, ketika ia mulai mendengarkan ajaran Rasulullah SAW dan merenungkan kebenarannya, ia mengubah cara berpikirnya dan menjadi salah satu sahabat yang paling berpengetahuan dan disegani. Kisahnya menunjukkan bahwa perubahan pola pikir dapat membawa seseorang dari kesederhanaan menuju keagungan, selama ia berani untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
Kita juga dapat merujuk pada kisah tokoh lain dari sejarah Islam yang tercatat dalam kutub al-rijal. Misalnya, Imam Malik bin Anas, yang dikenal sebagai pendiri mazhab Maliki. Imam Malik sejak kecil dikenal sangat tekun dalam belajar, dan meskipun ia menghadapi banyak tantangan, ia tidak pernah berhenti untuk memperbaiki dirinya. Ketekunan dan kesungguhannya dalam mencari ilmu dan merubah diri itulah yang membuatnya menjadi salah satu ulama besar dalam sejarah Islam. Ini menunjukkan bahwa perubahan yang positif tidak hanya memerlukan pemikiran yang benar, tetapi juga ketekunan dan refleksi yang mendalam.
Pendekatan Kognitif-Behavioral sejalan dengan ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk selalu berusaha menjadi lebih baik setiap hari. Ketika kita, sebagai guru atau orang tua, menerapkan pendekatan ini, kita tidak hanya membantu anak-anak mengubah perilaku mereka, tetapi juga membantu mereka menapaki jalan yang lebih baik, yang sejalan dengan prinsip-prinsip agama kita.
Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini ke dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membantu anak-anak kita tidak hanya menjadi siswa yang lebih baik, tetapi juga individu yang lebih baik, yang mampu menghadapi tantangan hidup dengan ketenangan dan keyakinan yang kuat. Ingatlah bahwa setiap langkah kecil menuju perubahan adalah langkah menuju kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat. Mari kita terus mendukung anak-anak kita dalam perjalanan mereka menuju perubahan yang lebih baik, dengan menanamkan nilai-nilai yang kuat, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H