Hal tersebut bukan satu-satunya alasan Indonesia menjadi negara fatherless atau fatherless country. Contohnya seperti penikahan siri, pernikahan jarak jauh, perceraian, kehamilan diluar pernikahan, dsb.Â
Pentingnya Peran Ayah dalam Teori Perkembangan Anak
Seorang Psikolog asal Amerika bernama Urie Bronfenbrenner mencetuskan teori ekologi dalam psikologi perkembangan untuk menjelaskan bagaimana kualitas yang diwarisi oleh seorang anak dan lingkungan tempatnya berinteraksi dapat mempengaruhi bagaimana tumbuh kembang anak.Â
Melalui teori ekologinya tersebut, Bronfenbrenner menekankan pentingnya untuk mempelajari seorang anak dalam konteks lingkungan yang  beragam yang juga dikenal dengan istilah sistem ekologi dalam usaha untuk memahami proses perkembangannya.
Seorang anak biasanya akan berada dalam ekosistem yang berbeda secara simultan, dari lingkungan yang paling akrab di rumah menuju lingkungan luar ke sekolah dan ke lingkungan yang paling luas yaitu budaya dan masyarakat.Â
Setiap sistem ini tidak dapat dihindari untuk berinteraksi dan saling mempengaruhi setiap aspek kehidupan seorang anak.
Bronfenbrenner membagi teori ekologi tersebut menjadi lima tingkatan yaitu microsistem, mesosistem, exosistem, macrosistem, dan chronosistem.Â
Yang akan dibahas kali Ini adalah tingkatan pertama yaitu microsistem.
Lingkungan mikrosistem adalah lingkungan yang paling kecil dan langsung dihadapi anak, yaitu lingkungan dimana ia hidup dan bertemu dengan orang-orang yang berinteraksi secara langsung. Mikrosistem mencakup rumah, sekolah atau penitipan anak, kelompok teman sebaya atau lingkungan komunitas dari sang anak.Â
Interaksi didalam mikrosistem biasanya melibatkan keterlibatan pribadi dengan keluarga, teman sekelas, guru, pengasuh yang memberi pengaruh kepada anak.
Dari teori ini sangat jelas disebutkan bahwa peran orangtua sangat penting bagi perkembangan anak. Orangtua tentu bukan hanya ibunya saja tetapi juga dibutuhkan kehadiran ayah baik secara fisik maupun psikis agar anak dapat berkembang secara optimal.