pada saatnya saban malamÂ
rembulan datang menyapaku
ia memperlihatkan tubuhnya sepotong demi sepotongÂ
dan klimaksnya ia jadi purnama
wah, luar biasa
sinarnya lembut ramah
menyenangkan dan menyegarkan  hati
aku menjadi bahagia
aku menjadi sukacita
selanjutnya apa yang terjadi?
ternyata tubuhnya pun menghilangÂ
sepotong demi sepotong
dan akhirnya lenyap
o, rembulan, kembalilah segeraÂ
muncullah segera
jangan lama-lama bersembunyi
aku rindu wajahmu
aku rindu sapaanmu
Manado, 24 November 2020
R. T. Mangangue
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H