Mohon tunggu...
r. t.  mangangue
r. t. mangangue Mohon Tunggu... Dosen - Peduli terhadap permasalahan yang dialami masyarakat yang dicurangi, , dibully, dibodohi, dll.

Penggemar berat catur, penulis, ghost writer, pengajar, dan pecinta sastra Dapat dihubungi di alamat email: r_mangangue@yahoo.com. Facebook: richard mangangue. Tinggal di Manado.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa: Pe- + Cabang Olahraga

28 September 2020   19:45 Diperbarui: 29 September 2020   05:01 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) prefiks pembentuk nomina pe- memiliki tujuh pengertian; 1. Yang memiliki; 2. Yang menghasilkan; 3. Yang biasa melakukan (sebagai profesi, kegemaran, kebiasaan); 4. Yang melakukan pekerjaan mengenai diri; 5. Yang dikenai tindakan; 6. Orang yang biasa bekerja di; 7. Orang yang gemar.

Dari tujuh pengertian di atas, makna pada nomor 3 paling tepat untuk menjadi dasar atau pedoman dalam pembahasan ini. Mengapa demikian? Karena yang penulis akan soroti dalam tulisan ini adalah prefiks pembentuk nomina pe- yang diikuti kata yang merupakan sebuah cabang olahraga (cabor). Misalnya, pe- + sepak bola menjadi "pesepak bola", bukan penyepak bola.

Kata Pesepak Bola Lebih Praktiis

Penggunaan kata pesepak bola lebih praktis dan ekonomis daripada penggunaan kata-kata "pemain sepak bola" ataupun "olahragawan/atlet sepak bola". Dalam bahasa Inggris dan bahasa Jerman pun (penulis yakin, demikian juga tentunya dalam bahasa-bahasa lainnya) lebih sering digunakan kata footballer dan Fussballer daripada football player dan Fussballspieler. 

Pada masa sekarang ini, kita tidak hanya dituntut untuk memiliki sikap ekonomis dalam pengeluaran uang, penggunaan barang dan waktu tetapi juga bersikap ekonomis dalam penggunaan kata dan huruf.   


Pe- + Cabang Olahraga Huruf Pertama Cabor Tidak Lesap

Dalam menggunakan rumus pe- + cabang olahraga yang berarti pemain atau olahragawan/atlet dari cabang olahraga tertentu, huruf pertama dari cabang olahraga itu tidak lesap, tetap seperti sediakala. 

Sebagai contoh, pe- + tinju menjadi "petinju", bukan peninju. Peninju memiliki arti yang berbeda dengan petinju. Pe- + tembak menjadi "petembak", bukan penembak. Penembak memiliki arti yang berbeda dengan petembak. 

Pe- + dayung menjadi "pedayung", bukan pendayung. Pendayung memiliki arti yang berbeda dengan pedayung. Atlet catur disebut pecatur. Atlet bulu tangkis disebut pebulu tangkis. Atlet renang disebut perenang. Atlet lari disebut pelari, dll. 


Pe- + Cabor Terdiri dari 2 Kata

Namun, untuk cabang olahraga yang terdiri dari  dua kata yang kata pertamanya didahului dengan kata "bola", misalnya, bola voli, dan bola basket, pe- dipadankan dengan kata kedua. Jadi, atletnya disebut pevoli dan pebasket. Demikian juga dengan cabang olahraga pencak silat. Pe- dipadankan dengan kata kedua sehingga atletnya disebut pesilat.

Meskipun demikian, bila kita amati, teryata pe- + cabang olahraga dalam KBBI tidak digunakan secara konsisten. Misalnya, pada lema "terjun". Kata ini yang dipasangkan dengan kata "payung" berarti terjun dengan menggunakan parasut (payung udara). 

Namun, orang yang melakukan terjun payung disebut penerjun payung. Padahal, sesuai rumus yang telah ditulis di atas, seharusnya "peterjun payung". Demikian juga dengan cabang olahraga balap. Atletnya disebut "pebalap", bukan pembalap seperti yang tertera dalam KBBI. 


Supaya Konsisten

Supaya konsisten, seharusnya atlet karate yang disebut karateka dapat disebut pekarate. Bukankah atlet judo yang disebut judoka lebih sering kita sebut pejudo? Untuk cabang olahraga bridge yang atletnya disebut pebridge, penulis mengusulkan agar penulisannya yang masih berbau Inggris itu diganti. 

Karena prinsip bahasa Indonesia adalah membaca apa yang ditulis dan menulis apa yang dibaca. Berdasarkan prinsip ini tentu kata pebridge ditulis pebrij. Bukankah dalam KBBI ada kata "haj" yang berarti beribadah dan ziarah ke Tanah Suci (Mekah); naik haji.

Kata-kata yang tertera dalam KBBI ternyata tidak selalu dipakai para pengguna bahasa Indonesia. Misalnya, kita lebih suka menyebut pemain atau atlet anggar daripada kata peanggar yang ada dalam KBBI. 

Namun, tidak semua lema cabang olahraga dalam KBBI ada penjelasan tentang penyebutan atlet cabang olahraga itu. Misalnya, ski. Sebutan untuk atlet ski tidak ada. Seharusnya sublema peski tertera di bawah lema ski. 

Di bawah lema hoki seharusnya tertera sublema pehoki. Di bawah lema angkat berat seharusnya tertera sublema peangkat berat. Di bawah lema angkat besi seharusnya tertera sublema peangkat besi. Di bawah lema jujitsu seharusnya tertera sublema pejujitsu.

Manado, 28 September 2020

Oleh Richard Tuwoliu Mangangue

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun