Pe- + Cabor Terdiri dari 2 Kata
Namun, untuk cabang olahraga yang terdiri dari  dua kata yang kata pertamanya didahului dengan kata "bola", misalnya, bola voli, dan bola basket, pe- dipadankan dengan kata kedua. Jadi, atletnya disebut pevoli dan pebasket. Demikian juga dengan cabang olahraga pencak silat. Pe- dipadankan dengan kata kedua sehingga atletnya disebut pesilat.
Meskipun demikian, bila kita amati, teryata pe- + cabang olahraga dalam KBBI tidak digunakan secara konsisten. Misalnya, pada lema "terjun". Kata ini yang dipasangkan dengan kata "payung" berarti terjun dengan menggunakan parasut (payung udara).Â
Namun, orang yang melakukan terjun payung disebut penerjun payung. Padahal, sesuai rumus yang telah ditulis di atas, seharusnya "peterjun payung". Demikian juga dengan cabang olahraga balap. Atletnya disebut "pebalap", bukan pembalap seperti yang tertera dalam KBBI.Â
Supaya Konsisten
Supaya konsisten, seharusnya atlet karate yang disebut karateka dapat disebut pekarate. Bukankah atlet judo yang disebut judoka lebih sering kita sebut pejudo? Untuk cabang olahraga bridge yang atletnya disebut pebridge, penulis mengusulkan agar penulisannya yang masih berbau Inggris itu diganti.Â
Karena prinsip bahasa Indonesia adalah membaca apa yang ditulis dan menulis apa yang dibaca. Berdasarkan prinsip ini tentu kata pebridge ditulis pebrij. Bukankah dalam KBBI ada kata "haj" yang berarti beribadah dan ziarah ke Tanah Suci (Mekah); naik haji.
Kata-kata yang tertera dalam KBBI ternyata tidak selalu dipakai para pengguna bahasa Indonesia. Misalnya, kita lebih suka menyebut pemain atau atlet anggar daripada kata peanggar yang ada dalam KBBI.Â
Namun, tidak semua lema cabang olahraga dalam KBBI ada penjelasan tentang penyebutan atlet cabang olahraga itu. Misalnya, ski. Sebutan untuk atlet ski tidak ada. Seharusnya sublema peski tertera di bawah lema ski.Â