Mohon tunggu...
r. t.  mangangue
r. t. mangangue Mohon Tunggu... Dosen - Peduli terhadap permasalahan yang dialami masyarakat yang dicurangi, , dibully, dibodohi, dll.

Penggemar berat catur, penulis, ghost writer, pengajar, dan pecinta sastra Dapat dihubungi di alamat email: r_mangangue@yahoo.com. Facebook: richard mangangue. Tinggal di Manado.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Untuk Apa Ada Sekolah tetapi yang Mengajar Orangtua Sendiri?

21 Juli 2020   09:00 Diperbarui: 6 Agustus 2020   13:54 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya merasa heran, dia cepat sekali menghapal hal-hal yang berkaitan dengan kapal-kapal perang itu. Bahkan saat penyerangan ke Pearl Harbour dalam Perang Dunia II oleh pihak Jepang, dia dapat menjelaskannya dengan baik. 

Dari "channel" Youtube serangan tentara Jepang itu dapat disaksikan dengan jelas disertai keterangan-keterangannya. Bahkan dia menjelaskan kepada saya (padahal saya sudah mengetahuinya) bahwa kemenangan tentara Jepang di Pearl Harbour itu karena para pilotnya yang berani mati. Mereka menabrakkan pesawatnya ke kapal-kapal perang Amerika Serikat.

Karena dia anak tunggal, saya hanya memarahinya sambil menasihatinya agar tidak selalu nonton Youtube.

"Kalau kuota selalu cepat habis, Ayah pasti akan sering beli kuota. Beli kuota itu kan pakai uang. Kalau uang habis hanya untuk beli kuota, bagaimana kita bisa beli makanan? Apa kita harus berpuasa? Tidak kan. Kita pasti harus makan setiap hari," ujar saya sambil berusaha untuk tidak terpancing sehingga tekanan darah tidak melonjak tinggi. 

Meskipun demikian, saya tetap beli kuota karena setiap hari selalu ada tugas dari para guru. Kalau tidak membuat tugas yang diberikan, guru mata pelajaran akan menulis nama-nama murid yang belum memasukkannya di WA grup kelas 4C. Malu kan kalau nama anak saya tercantum di pengumuman itu. Nanti guru-guru akan beranggapan bahwa orangtua Jonathan tidak punya perhatian pada anaknya. Ini yang saya jaga.

Terus terang, dengan belajar dari rumah, kuota yang terpakai memang cukup banyak. Belum termasuk kuota yang dipakai anak saya untuk melihat "channel" Youtube. Secara sembunyi-sembunyi, dia suka mengambil HP saya, saat saya tidur siang atau sedang membuat tulisan di laptop.

Yang Sangat Repot adalah Orangtua

Terus terang juga, dengan belajar dari rumah, yang sangat repot adalah orangtua. Dengan belajar dari rumah, guru justru lebih santai. Guru hanya memberikan tugas dan memeriksa tugas. Lalu memberikan nilai. Jadi, orangtua juga merangkap sebagai guru. 

Bersyukurlah orangtua yang punya waktu untuk membantu anak-anaknya. Mereka bisa memberi penjelasan kepada anak-anaknya supaya mereka mengerti. Dapat disebut, dengan belajar dari rumah kegiatan orangtua menjadi berlipat ganda. 

Syukurlah, ada sekolah yang memberikan korting untuk pembayaran SPP murid-muridnya. Mungkin turut diperhitungkan juga jerih lelah orangtua. Mereka kan menjadi sangat repot dan makin banyak hal yang harus dikerjakan sehubungan dengan aktivitas belajar dari rumah.

Semoga Badai Covid-19 Cepat Berlalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun