Mohon tunggu...
r. t.  mangangue
r. t. mangangue Mohon Tunggu... Dosen - Peduli terhadap permasalahan yang dialami masyarakat yang dicurangi, , dibully, dibodohi, dll.

Penggemar berat catur, penulis, ghost writer, pengajar, dan pecinta sastra Dapat dihubungi di alamat email: r_mangangue@yahoo.com. Facebook: richard mangangue. Tinggal di Manado.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mohon Doa Restu, Padahal Sejatinya Bikin Pengumuman

16 Agustus 2019   19:30 Diperbarui: 25 Juni 2021   07:54 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohon Doa Restu, Padahal Sejatinya Bikin Pengumuman | freepik

Oleh: Richard Tuwoliu Mangangue

Pada 2018, saat pulang dari rumah adik di Lapangan, Manado, penulis tertegun saat membaca  sebuah papan yang dua tiangnya ditancap ke tanah yang kosong (berpagar bambu dan tidak ada satu bangunan pun).  

Di papan itu tertera tulisan demikian: mohon doa restu karena di tempat ini akan dibangun SPBU Kairagi. SPBU adalah singkatan dari stasiun pengisian bahan bakar umum. Sedangkan Kairagi adalah nama tempat atau kelurahan di Manado, di mana papan bertulisan itu dipancangkan.

Yang menjadi pembahasan dalam uraian ini adalah kata majemuk doa restu. Ternyata tidak ada  doa restu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Bahasa edisi V. Pada lema doa, dijelaskan demikian: permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. Sedangkan pada lema restu, dijelaskan demikian:  1. berkat; doa. 2. pengaruh baik atau buruk; pesona. 

Baca juga: Siapa yang Harus Bangga terhadap Bahasa Indonesia Kalau Bukan Kita Sendiri?

Berdasarkan kedua penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa doa dan restu memiliki arti yang sama. Doa adalah harapan, permintaan, pujian. Sedangkan restu adalah berkat atau doa. Jadi, mendoakan sama dengan merestui. Mendoakan/merestui berarti memohon doa/memohon restu.

Menurut KBBI, mendoakan berarti memohonkan berkat dan sebagainya kepada Tuhan (dengan membaca atau mengucapkan doa). Sedangkan merestui berarti: 1. memberi berkat; mendoakan. 2. memengaruhi baik atau buruk; memesona.

Verba yang paling pas untuk ditambahkan pada kata majemuk doa restu   adalah (me)mohon sehingga menjadi: (me)mohon doa restu atau (me)mohon doa atau (me)mohon restu. Berdasarkan penjelasan KBBI yang berkaitan dengan doa atau permohonan doa sudah pasti berhubungan langsung dengan Tuhan. 

Seharusnya (me)mohon doa restu memiliki makna yang sama dengan (me)mohon doa karena restu dan doa memiliki makna yang sama atau hampir sama (90 %). Jadi, restu hanyalah mempertegas kata doa.

Baca juga: Bahasa: Masih tentang Kata Ulang Berubah Beraturan

Namun, ada kecenderungan sekarang ini, kata restu atau kata majemuk doa restu adalah bentuk permohonan (harapan, permintaan) kepada sesama manusia untuk yang bersangkutan (yang mengundang). Misalnya dalam pesta pernikahan, pesta ulang tahun, dan sebagainya. Seolah-olah permohonan doa kepada Tuhan tidak cukup atau tidak lengkap. 

Mungkin karena hanya yang bersangkutan atau keluarga dekatnya yang menyampaikan permohonannya secara langsung, sehingga tidak ada rasa bangga karena tidak disaksikan orang lain. Biar bagaimanapun, manusia kan tetap memerlukan aktualisasi diri. Perlu kebanggan diri bahwa mereka sudah melakukan sesuatu yang patut dipuji.   

Kata majemuk doa restu adalah kata majemuk basa-basi, kata majemuk aktualisasi diri atau kata majemuk untuk kebanggaan diri. Mohon doa restu seperti yang tertera di papan yang terpancang di tanah kosong di Kairagi, Manado adalah sebuah modus baru. 

Ia bukan hanya basa-basi, atau aktualisasi diri atau kebanggaan diri, tetapi ia juga merupakan sebuah bahasa advertensi, bahasa iklan. Dengan demikian, orang yang membacanya langsung tahu bahwa di tempat itu akan didirikan sebuah SPBU.

Baca juga: Bahasa: Pe- + Cabang Olahraga

Bila yang diundang dalam sebuah pesta pernikahan, turut hadir dan memberi ucapan selamat kepada mempelai, itulah bentuk restu atau doa restu. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan mereka yang membaca tulisan yang terpampang di tanah kosong itu memberikan doa restunya untuk pendirian SPBU itu? 

Atau itu hanya basa-basi? Ya, kira-kira begitulah. Sejatinya sang pemilik tanah atau calon pemilik SPBU bukan mohon doa restu, tetapi sekadar mau memberi tahu bahwa di tempat itu akan didirikan SPBU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun