Mohon tunggu...
r. t.  mangangue
r. t. mangangue Mohon Tunggu... Dosen - Peduli terhadap permasalahan yang dialami masyarakat yang dicurangi, , dibully, dibodohi, dll.

Penggemar berat catur, penulis, ghost writer, pengajar, dan pecinta sastra Dapat dihubungi di alamat email: r_mangangue@yahoo.com. Facebook: richard mangangue. Tinggal di Manado.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mohon Doa Restu, Padahal Sejatinya Bikin Pengumuman

16 Agustus 2019   19:30 Diperbarui: 25 Juni 2021   07:54 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohon Doa Restu, Padahal Sejatinya Bikin Pengumuman | freepik

Mungkin karena hanya yang bersangkutan atau keluarga dekatnya yang menyampaikan permohonannya secara langsung, sehingga tidak ada rasa bangga karena tidak disaksikan orang lain. Biar bagaimanapun, manusia kan tetap memerlukan aktualisasi diri. Perlu kebanggan diri bahwa mereka sudah melakukan sesuatu yang patut dipuji.   

Kata majemuk doa restu adalah kata majemuk basa-basi, kata majemuk aktualisasi diri atau kata majemuk untuk kebanggaan diri. Mohon doa restu seperti yang tertera di papan yang terpancang di tanah kosong di Kairagi, Manado adalah sebuah modus baru. 

Ia bukan hanya basa-basi, atau aktualisasi diri atau kebanggaan diri, tetapi ia juga merupakan sebuah bahasa advertensi, bahasa iklan. Dengan demikian, orang yang membacanya langsung tahu bahwa di tempat itu akan didirikan sebuah SPBU.

Baca juga: Bahasa: Pe- + Cabang Olahraga

Bila yang diundang dalam sebuah pesta pernikahan, turut hadir dan memberi ucapan selamat kepada mempelai, itulah bentuk restu atau doa restu. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan mereka yang membaca tulisan yang terpampang di tanah kosong itu memberikan doa restunya untuk pendirian SPBU itu? 

Atau itu hanya basa-basi? Ya, kira-kira begitulah. Sejatinya sang pemilik tanah atau calon pemilik SPBU bukan mohon doa restu, tetapi sekadar mau memberi tahu bahwa di tempat itu akan didirikan SPBU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun