Mohon tunggu...
rama wibi
rama wibi Mohon Tunggu... lainnya -

i'am nothing but i want to be something...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tetap Mencinta

25 Februari 2011   01:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:17 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Taburan bintang yang menerangi langit malam ini seakan menambah kehangatan dua insan yang sedang memadu kasih ini, kamar utama yang terletak di lantai 2 ini memang sengaja mereka buka untuk menambah suasana dingin didalam kamar yang sudah menghangat sedari tadi.

"aaaahhh senangnya aku mas bisa mendampingi kamu....tapi mungkin ini malam terakhir aku bisa melayani kamu...."

"kamu pasti akan berpaling dari aku, dan aku gak akan menyesal kalau......."

"sssssttttttttt........jangan ngomong kaya gitu" jari manis sang suami menutup bibir tipis wanitanya.

"aku mencintai kamu dengan tulus, bukan karena sex mu, meski sex mu adalah yang terbaik dalam hidup ku..." ciuman hangat membuat bibir mereka berdua kembali menyatu.

"i love you masss..."

"i love you too...."
****
Suasana ruang yang serba putih ini membuat siapapun akan membuat dadanya berdegup kencang ketika mengetahui bahwa akan ada ruang lain yang akan di datangi dalam waktu sebentar lagi, ditemani dengan 2 orang perawat dan 1 orang dokter spesialis wanita yang terlihat cantik sebelumnya terlihat sangat pucat dan ketakutan, namun hanya senyum manis sang suami yang bisa menentramkan hati si istri yang sedang gundah gulana sepert ini. Dengan sabarnya si suami terus memberikan sprit-spirit dan joke yang menghilangkan raut ketakutan, hanya keajaiban yang bisa memisahkan mereka berdua, tidak ada pengurangan sayang terhadap sang istri apapun kondisi sang istri nantinya.

"beeeiii, kamu masih inget waktu pertama kali aku dateng ke rumah kamu, bapak kamu langsung ngejagain di ruang teras...."

"hihihihi.....lagian kamu nekat, dah dibilang bapak itu galak banget..."

"haaaahhhahahaa,,,buktinya bapak kamu nyerah juga sama aku...."

"sombong,,,,,sombong,,,,,sombong..."

"mmmmuuuuaaaccchhhhhh........" kecupan manis kembali menenangkan sang istri

"maaf bu, sudah saatnya....." ucap si perawat

"kamu pasti bisa, bisa sayang,,,aku akan tetap mencintai kamu....."

"kamu tetap sayang sama aku mas,,,,meski aku gak bisa melayani kamu lagi????" tanya si istri

"aku tetap akan ada disamping kamu sayang....kamu masuk ya,,,nti aku balik lagi ke sini, aku mesti ke kantor ada urusan yang mesti aku selesaikan sebentar...."

"kamu mo ninggalin aku???"

"ngga sayang aku akan disini lagi saat kamu bangun...."jawab si suami saat mengantarkan ke ruang operasi

Semakin lama, genggaman mereka akhirnya harus terlepas saat kereta dorong memasuki ruang operasi dan pintu pun menutup ruangan tersebut dengan seketika, pejaman mata dan ucapan di bibir hanya bisa menguatkan satu dengan yang lainnya.
****
"dddrrrrrrrtttttttttttttt.......ddddddrrrrrrrrttttttt..............ddddddrrrrttttt..."

Tampilan layar di handphone menunjukkan nama "my baby wife", laki-laki tersebut sesegera mungkin mengangkatnya meski dia sedang sibuk-sibuknya melakukan pekerjaan.

"sssshhhhhh,,,haalooooo,,,sss..ssaaayaannnggg....." jawab si suami

"ini ibu,,,istri mu sudah selesai operasi,,,kamu mau ngomong...." jawab si ibu

"iaaaaa.....bbbuuu......." seketika handphone pun berpindah ke telinga sang istri

"kamu dimana,,,kok gak ada disamping aku...???" tanya si istri

"aaaaakkkuuuu di ruuuaaanngaaannn..." jawab si suami berbisik

"aakkkuu,,,rapat ddduuullluuu sseebbeennttaarr saaayyyaanngg..."

Seketika handphone ditutup dan si suami segera mungkin menyelesaikan pekerjaannya yang tadi tertunda.

"cepaaaatttt paaakkk,,,aaakkkuu maaauu keeelluuuaarrrr......" jerit sang wanita

"aaaaaahhhhhhhhhhh..........aaaaaaahhhhhhh" jeritan mereka berdua terdengar dari kamar pembantu

"saya pergi ke rumah sakit dulu, ibu sudah siuman...."

"bapak akan tetap menyanyangi ibu???" tanya si wanita

"saya akan tetap mencintai dan menyanyangi dia, bukan karena sexnya, meskipun dia adalah sex terhebat dalam hidup saya...."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun