Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Kotak Kosong dan Demokrasi OTW

3 September 2024   07:53 Diperbarui: 5 September 2024   18:23 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam demokrasi otw seperti sekarang ini dimana regulasi tentang pemilihan umum masih berubah - ubah menyesuaikan diri dengan penguasa maupun dengan koalisi partai di Dewan Perwakilan Rakyat. 

Akan banyak menemui hambatan karena rakyat sebenarnya juga ikut mengawal jalannya demokrasi. Saat ini jika demokrasi dipermainkan sebagai alat legalitas maka kelompok kritis masyarakat tentu akan berteriak. 

Walaupun harus menghadapi koalisi besar yang seolah sulit untuk ditembus, namun pada kenyataannya suara para akademisi mulai didengarkan.

Ongkos demokrasi yang mahal seharusnya menjadi konsen pemerintah. Regulasi yang lebih berpihak pada pilihan rakyat harus terus didorong agar masyarakat mempunyai pilihan yang beragam. Dan yang paling penting partai harus mengoptimalkan kadernya untuk berprestasi dalam memimpin daerahnya.

Kotak kosong dan demokrasi otw kiranya tidak menjadikan masyarakat apatis dalam menjalankan kehidupan berdemokrasinya. Dan sehiruk pikuknya demokrasi, ekonomi harus tetap berjalan, sehingga tidak mengganggu kehidupan masyarakat. 

Biarlah rakyat yang berdaulat bukan kotak kosong, karena bagaimanapun kotak kosong adalah simbol ketidakberdayaan masyarakat dalam menentukan pemimpinnya.

Salam Sehat.....!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun