Mohon tunggu...
RINALDI RINALDI
RINALDI RINALDI Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang FLASHPACKER

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Semua Gara-gara Air Asia

31 Agustus 2014   03:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:02 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"..........pasangkan tali keledar dan matikan telefon bimbit..........", kira-kira begitu bunyi perintah 'aneh' yang saya dengar dalam kabin penerbangan Air Asia tujuan Bandara Adisumarmo, Solo. Pagi itu, saya dan istri sedang dalam perjalanan pulang dari Kuala Lumpur setelah hampir lima hari mengunjungi negara tetangga, Singapura dan Malaysia. Sebuah pengalaman baru bagi saya bisa berpergian ke luar negeri, walaupun hanya negara tetangga dekat. Selama ini saya hanya bisa mengetahui tentang Singapura dan Malaysia melalui media massa maupun dari cerita teman-teman yang pernah pergi ke sana. Pengalaman bepergian ke luar negeri telah mengubah cara pandang hidup saya. Bepergian ke luar negeri yang semula saya anggap sebagai sesuatu yang mahal ternyata bisa juga dilakukan dengan cara hemat. Semua ini gara-gara..........Air Asia.

Suatu ketika saya membuka-buka laman internet mencari tiket untuk pulang kampung. Ketika membuka laman Air Asia, ada tawaran promo penerbangan ke Kuala Lumpur dengan tarif tiketyang sangat terjangkau bagi saya. Tanpa berpikir lebih panjang lagi saya pesan tiket itu. Saya kebingungan sendiri pada akhirnya, mengapa membeli tiket itu padahal tidak memiliki rencana berpergian ke luar negeri. Setelah berkonsultasi dengan istri akhirnya diputuskan kami akan pergi ke luar negeri.

Kurang dari satu minggu menjelang keberangkatan, tiba-tiba saya mendapat tugas mendadak dari kantor. Terpaksa saya mengubah rencana perjalanan kami menunggu selesainya urusan kantor. Tiket keberangkatan terpaksa dibatalkan, begitupun pemesanan hotel juga terpaksa dibatalkan.

Setelah menempuh kira-kira 1,5 jam penerbangan dari Jakarta, siang itu saya dan istri tiba di bandara Changi, Singapura. Kami akhirnya jadi berangkat, tetapi dengan rute yang berubah. Kami berangkat menuju Singapura dengan menggunakan maskapai lain. Kami segera menuju ke tempat pemeriksaan imigrasi. "Kamu datang sini!", seorang petugas imigrasi meminta kami menyerahkan dokumen perjalanan untuk diperiksa. Setelah memeriksa dokumen istri, giliran dokumen saya diperiksa. Tiba-tiba petugas itu memanggil rekannya sambil menyerahkan dokumen perjalanan saya kepadanya. "Ikut saya!", rekannya itu menyuruh saya mengikutinya. Kami berjalan menuju sebuah ruangan di kantor imigrasi. Istri saya yang telah berhasil melewati pemeriksaan imigrasi menatap saya dengan cemas.

"Duduk sini!", perintahnya dan sayapun menurutinya. Tidak ada apapun di ruangan itu kecuali deretan kursi disusun mengelilingi ruangan dan sebuah pamflet di dinding. Dua orang wanita muda tampak sedang bercanda dengan seorang petugas imigrasi. Tiba-tiba muncul seorang pria dengan tangan diborgol ke belakang diikuti oleh seorang petugas imigrasi berjalan lewat di depan saya menuju ke luar ruangan. Wanita dan petugas tadipun turut keluar. Tinggal saya sendirian di dalam ruangan itu.

Cukup lama saya duduk ketika tiba-tiba seorang petugas masuk dan memanggil nama saya. Saya menjawab, "Yes!". "Ini paspor kamu. Kamu keluar sini!", kata petugas itu sambil jari tangannya menunjuk sebuah lorong pendek. Saya berjalan menyusuri lorong itu. Ketika sampai di ujung saya buka pintunya dan saya telah berada di luar area pemeriksaan imigrasi. Saya berhasil masuk Singapura.....,lewat pintu belakang.

[caption id="attachment_356373" align="aligncenter" width="300" caption="@Changi"][/caption]

Saya menghampiri istri saya yang sedang duduk di salah satu bangku dengan wajah cemas. Kecemasan istri saya berangsur-angsur reda setelah saya ceritakan semua yang terjadi. Perasaan yang semula bercampur-aduk menjadi lega dan bahagia. Kami segera menuju shelter MRT yang berada di bawah tanah bandara Changi untuk menuju ke hotel. Hari menjelang petang ketika kami tiba di hotel di kawasan China Town.

[caption id="attachment_356372" align="aligncenter" width="300" caption="Tiba di China Town"]

1409403447423330948
1409403447423330948
[/caption]

Saya dan istri keluar hotel ketika matahari mulai meninggi keesokan harinya. Seharian menjelajah Sentosa Island dan menjelang petang kami telah berada di samping Patung Merlion. Banyak wisatawan asal Indonesia berada di sana sore itu. Malamnya kami dijamu makan oleh Suki, seorang sahabat yang bekerja di Singapura. Selesai makan malam, kami berdua diajak berkeliling menikmati pertunjukkan air mancur dan keindahan gedung-gedung di sekitar Patung Merlion. Kami kembali ke hotel larut malam setelah saling berpamitan dengan Suki karena esoknya kami harus melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur.

[caption id="attachment_356331" align="aligncenter" width="300" caption="@Universal Studios"]

14093983161029430949
14093983161029430949
1409400687412574640
1409400687412574640
[/caption]

[caption id="attachment_356351" align="aligncenter" width="300" caption="@Merlion"]

14094006081666757485
14094006081666757485
[/caption]

[caption id="attachment_356348" align="aligncenter" width="300" caption="@Merlion Sentosa Island"]

1409400221546139364
1409400221546139364
[/caption]

[caption id="attachment_356353" align="aligncenter" width="300" caption="Dapat promo es krim gratis @Sentosa Island"]

1409400901892192466
1409400901892192466
[/caption]

[caption id="attachment_356367" align="aligncenter" width="300" caption="Gemerlap malam"]

14094015601460195713
14094015601460195713
[/caption]

Hampir saja waktu sarapan telah lewat ketika saya dan istri tiba di ruang makan. Untung saja menu sarapan pagi itu masih tersaji. Siang hari kami sudah berada di Golden Mile Complex untuk membeli tiket bus tujuan Kuala Lumpur. Sembari menunggu keberangkatan bus, kami berjalan-jalan sekitar kompleks itu. Dibandingkan kawasan lain di Singapura, menurut saya kompleks itu tampak kurang bersih dan teratur.

[caption id="attachment_356335" align="aligncenter" width="300" caption="Berangkat ke Kuala Lumpur"]

14093989621561963911
14093989621561963911
[/caption]

Tujuh jam saya dan istri menempuh perjalanan dari Singapura setelah akhirnya tiba di Kuala Lumpur pada malam hari. Sopir bus menurunkan kami di seberang Berjaya Times Square kawasan Bukit Bintang. Beberapa orang tampak mengamati kedatangan kami, termasuk seorang anggota pasukan RELA, yakni organisasi yang bertugas menindak para pendatang di Malaysia yang tidak memiliki dokumen lengkap. Barangkali jika di Indonesia identik dengan Satpol PP. Dengan memanfaatkan GPS dalam ponsel, kami tiba di hotel setelah berjalan kaki sekitar 10 menit.

Saya dan istri sudah berangkat dari hotel pagi itu. Rencananya hari itu kami akan berkeliling kota Kuala Lumpur. Kuala Lumpur memiliki bus tingkat wisata yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk mengelilingi objek-objek wisata. Bus tingkat itu tidak beratap sehingga para wisatawan dengan leluasa dapat melihat keindahan kota Kuala Lumpur dari kabin atas bus. Seharian menjelajahi Kuala Lumpur, malam harinya kami sampai di Tune Hotel. Hotel yang dimiliki oleh grup Air Asia ini terletak di dalam kompleks Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA2). Kami memang berpindah hotel di situ karena keesokan harinya harus terbang pagi sekali kembali ke Indonesia.

[caption id="attachment_356336" align="aligncenter" width="300" caption="on Hop-On Hop-Off"]

14093990432102499529
14093990432102499529
[/caption]

[caption id="attachment_356337" align="aligncenter" width="300" caption="Mirip menara TVRI"]

14093991401690663853
14093991401690663853
[/caption]

[caption id="attachment_356340" align="aligncenter" width="300" caption="Cemas karena tidak paham artinya"]

14093993061121956288
14093993061121956288
[/caption]

[caption id="attachment_356339" align="aligncenter" width="300" caption="Bukti keaslian menara"]

1409399200373756084
1409399200373756084
[/caption]

[caption id="attachment_356341" align="aligncenter" width="408" caption="Menemukan perangkat ini @Menara Kuala Lumpur"]

1409399411132750962
1409399411132750962
[/caption]

KLIA2 adalah bandara yang sangat luas dan megah dimana disana juga terdapat kantor pusat Air Asia. Bandara yang hanya dikhususkan bagi penerbangan Air Asia ini belum genap satu minggu diresmikan ketika kami berada di sana. Atmosfer di dalam bandara itu sangat membuat saya dan istri nyaman berada di sana. Di sebuah sudut depan kantor Air Asia tampak para calon penumpang tidur di lantai menunggu jadwal keberangkatan pesawat esok hari. Setelah puas berwisata bandara, kami kembali ke hotel yang dapat dicapai hanya dengan berjalan kaki saja.

[caption id="attachment_356344" align="aligncenter" width="300" caption="@KL Sentral"]

14093997271319851740
14093997271319851740
[/caption]

[caption id="attachment_356345" align="aligncenter" width="154" caption="Beli tiket KLIA Ekspres"]

14093998641963694161
14093998641963694161
[/caption]

[caption id="attachment_356370" align="aligncenter" width="300" caption="@KLIA Ekspres"]

1409402830738150723
1409402830738150723
[/caption]

Bunyi alarm pagi itu tidak mampu membangunkan saya dan istri dari tidur dengan rasa super lelah. Di tengah sempitnya waktu, kami mandi dan mempersiapkan segala keperluan untuk penerbangan pulang. Selesai cek-out hotel, kami berlarian menuju tempat pemberangkatan pesawat. Beruntung malam sebelumnya kami telah cek-in penerbangan melalui mesin cek-in otomatis Air Asia yang tersedia di lobi hotel. Dengan bermandikan peluh, kami berdua berhasil masuk pesawat sebelum pintu ditutup. Akhirnya saya dan istri bisa pulang kembali kepada keluarga. Thanks to Air Asia.

1409402930576529826
1409402930576529826
Pulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun