Mohon tunggu...
Qurrotul Ayun
Qurrotul Ayun Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Where there is a will there is a way

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Menjaga Omongan Kita terhadap Orang Lain

20 Juni 2022   20:07 Diperbarui: 20 Juni 2022   20:17 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika orang-orang di sekitarmu mulai banyak yang menyepelekan, menganggapmu gagal, merendaahkan, hingga semua yang keluar dari mulut mereka hanyalah kata-kata negatif mengenai kita, maka berusahalah untuk menganggap itu hanyalah angin lewat jangan dengarkan omongan-omongan yang mana hanya akan menghambat proses kita. 

Mungkin sebagian dari kalian juga ada yang sedang berada diposisi itu atau mungkin ada yang sudah melewatinya, yang membuat hidup kita akan berubah adalah dari diri kita sendiri maka jika kita putus semangat hanya karena omongan-omongan dari orang lain yang tidak mengindahkan semua tentang kita, 

maka jangan berharap diri kita akan mudah bangkit dari rasa kurangnya kepercayaan diri hingga omongan-omongan orang lain tersebut akan menjadi penyakit akut yang hanya akan terus menambah ketakutan dan akan terus menghambat hal-hal positif yang seharusnya kita lakukan malah menjadikan kita sebagai seorang yang hanya terdiam dipojokan dan memikirkan omongan orang lain yang seharusnya kita anggap saja itu hanya angin lewat.

"Lulusan sarjana kok cuman diam aja di rumah, pengangguran ya? haha... ada ya lulusan sarjana nganggur percuma kuliah S1 klo akhir-akhirnya pengangguran", salahsatu contoh omongan yang sangat lumrah terjadi pada masyarakat yang mana mereka tidak memahami arti dan fungsi dari kuliah yang sebenarnya ialah bukan semata-mata hanya untuk mencapai tujuan untuk bisa bekerja, 

untuk bisa menjadi karyawan kantoran namun lebih dari itu, memang pandangan masyarakat kurang luas akan arti dan fungsi dari kuliah yang sebenarnya tapi mereka dengan mudah dapat mengatakan perkataan yang menguji mental seseorang. 

Memang kita kuliah mendapatkan gelar setelah sarjana dan dengan tujuan yang berbeda-beda pastinya, ada yang kuliah karena agar setelah sarjana mereka bisa bekerja dan mendapatkan gaji untuk bertahan hidup, 

ada pula yang kuliah dengan tujuan agar mendapatkan pandangan yang luas dan pengalaman yang banyak dengan aktif di berbagai organisasi misalnya dan setelah sarjana mereka memiliki banyak koneksi dan meimiliki manfaat yaitu disaat mereka ingin memulai bisnis agar semakin mudah dengan adanya banyak jaringan atau koneksi dimana-mana, 

kemudian yang paling penting dan terpenting diantara semuanya yaitu mereka yang kuliah dengan tujuan menambah pengetahuan atau menambah ilmu dan mereka yang selalu merasa haus akan ilmu hingga kebanyakan orang-orang seperti ini, 

tidak heran jika mereka masih memiliki niat dan tujuan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang selanjutnya setelah sarjana mereka lanjut ke jenjang magister dan setelah itu ke jenjang doctor hingga pada akhirnya mereka dapat mengamalkan ilmu-ilmu yang mereka dapatkan dan menjadi amal jariyah yang pahalanya tidak akan putus hingga  mereka sudah meninggal dunia sekalipun akan tetap mengalir.

Oleh karena itu penting sekali kita sebagai manusia untuk saling menjaga omongan yang keluar dari mulut kita masing-masing karena jika suatu saat ada omongan yang membuat orang lain merasa rugi ataupun sakit hati dengan omongan kita, hingga saat ajal tiba kita belum meminta maaf pada orang yang sudah kita dzolimi tersebut maka dosa tersebut akan memberatkan kita di akhirat kelak "mulutmu harimaumu" cukup diingat kita harus lebih berhati-hati dengan omongan kita terhadap orang lain baik omongan secara langsung "lisan" ataupun omongan di sosial media baik dari media chat online atau komentar-komentar pada salahsatu postingan seseorang, dan penting kita ingat bahwa doa atau ucapan yang dilontarkan oleh seseorang yang terdzolimi sangatlah mustajab dan akan langsung terbalaskan oleh Allah.

Hidup di dunia ini kita tidak sendiri dan oleh karena itu maka manusia pasti masih akan memerlukan pertolongan  dan bantuan orang lain, dan juga penting kita sadari seseorang yang kita olok-olok yang kita jelek-jelekkan yang selalu kita omongkan dengan hal-hal negatif kepada orang lain adalah orang yang hidupnya akan lebih sukses dengan kita,

 suatu saat nanti dan ini sering terjadi sehingga di kemudian hari kita yang justru sangat memerlukan pertolongannya, hidup di dunia ini hanya sementara kita tidak pantas untuk merasa sombong, merasa lebih tinggi dari orang lain, merasa paling hebat diantara orang-orang sekitar kita, 

hingga mungkin merasa paling berharta diantara orang-orang di sekitar kita kemudian merasa pantas untuk berkata se enaknya terhadap orang lain dan merasa selalu pantas menginjak-injak orang lain di sekitar kita Nu'udzubillah. 

Apalah daya semua di mata Allah adalah sama dan hanya Allah lah sang pemilik dari segala sifat dan sudah sepantasnya jika terdapat orang-orang demikian maka Allah akan membalikkan keadaan mereka, Allah akan mencabut segala nikmat yang telah diberikan selama ini sedangkan mereka tidak ada rasa syukur sedikitput kepada Allah sebelumnya, 

Allah bisa saja menjadikan kita kaya raya hari ini tapi besok akan menjadikan miskin se miskin miskinnya, Allah bisa saja menjadikan kita orang yang paling sukses di muka bumi ini tapi besok Allah juga bisa menjadikan kita orang yang paling bodoh di dunia ini, 

dan Allah juga bisa mencabut nikmat sehat kita detik ini hingga mati pun kita tidak ada yang tau kapan dan dengan kondisi seperti apa semua rahasia Allah, hanya Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu dan sesungguhnya setiap yang bernyawa akan dipanggil kembali kepadanya. 

Sudahkah kita intropeksi diri sendiri, ataukan kita termasuk orang yang sibuk mengurus urusan orang lain hingga timbul sifat iri dan dengki terhadap orang tersebut yang akhirnya akan menjadikan penyakit hati bagi kita,

 sebenarnya hidup ini mudah yang bikin sulit hanya dari diri kita sendiri terutama penyakit hati yang di mulai dari pandangan lalu ke hati hingga mungkin akan menjadi suatu ucapan yang kurang mengenakkan tentang orang tersebut, 

justru kita harus lebih mengoreksi diri dan selalu berfikir dan bertindak untuk melakukan hal-hal positif dan bermanfaat bagi orang lain yang akan menjadikan hidup kita bermanfaat bagi orang lain dan menjadikan dampak positif yang patut dicontoh oleh orang lain. 

Jauhkanlah pikiran kita dari pikiran negatif yang akan menimbulkan komentar negatif terhadap orang lain yang justru sebenarnya kita tidak mengetahui dengan betul hidup orang tersebut, dan yang ada dan kebanyakan terjadi hanyalah membuat-buat omongan yang seharusnya tidak ada jadi di ada-ada in.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun