Mohon tunggu...
Qurrotul Ayyun
Qurrotul Ayyun Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Larangan Menjadi Seseorang yang Bergantung terhadap Orang Lain

16 Maret 2019   14:48 Diperbarui: 19 Maret 2019   13:06 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menurut Soemitro, produksi adalah kegiatan unutk menciptakan atau menambah suatu barang atau jasa. ( Abdul Aziz, 2008 : 56 ) Produksi merupakan mata rantai konsumsi, yaitu menyediakan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan konsumen. 

Produsen, sebagaimana konsumen bertujuan untuk memperoleh muslahah maksimum melalui aktivitasnya. Jadi, produsen dalam perspektif ekonomi Islam bukanlah seseorang yang pemburu laba maksimal melainkan pemburu maslahah. 

Ekpresi maslahah dalam kegiatan produksi adalah keuntungan dan berkah sehingga produsen akan menentukan kombinasi antara berkah dan keuntungan yang memberikan maslahah maksimal. ( Burhanudin Abdullah, 2008 : 259 )

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan produsen bukan hanya fokus untuk mendapatkan laba yang sebanyak-banyaknya melainkan juga untuk mendapatkan keberkahan didalam apa yang diproduksinya. Dalam hal produksi, Nabi Muhammad SAW bersabda :

Artinya "Dari Abu Hurairah RA berkata, aku mendengar rosulluah saw bersabda : hendaklah seseorang diantara kalian berangkat pagi-pagi sekali mencari kayu bakar, lalu bersedekah dengannya dan menjaga diri (tidak meminta minta) dari manusia, yang itu lebih baik daripada meminta kepada seseorang  baik diberi ataupun tidak. Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Mulailah (memberi) kepada orang yang menjadi tanggung jawabmu" (HR. Muslim).

Maksud hadis di atas adalah Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar manusia itu rajin dalam bekerja. Bukan berarti Nabi menyuruh manusia bekerja secara terus menerus dan tidak melakuan kegiatan yang lainnya. Akan tetapi Rosulluah SAW memerintahkan kita rajin bekerja agar kita terhindar dari sifat malas dan juga sifat selalu bergantung terhadap orang lain.

Nabi tidak hanya menuyuruh umatnya untuk bekerja, tetapi Nabi Muhammad SAW pun juga bekerja semasa hidupnya yakni sebagai pedagang. Nabi Allah yang lainnya pun juga bekerja guna memenuhi kebutuhan hidupnya, ada yang menjadi tukang  kayu, pengembala domba, tabib (dokter), dan lain sebagainya. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Al-Karim dalam surah as-Saba' ayat 13 yang menjelaskan tentang perintah bekerja sebagai tanda syukur kepada Allah SWT.

Artinya : "Para jin itu membuat untuk sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hambaa-hamba Ku yaang berterima kasih." (QS Saba' (34) : 13)

Orang islam dituntut untuk selalu memiliki adab dalam hal apapun,  begitu pula dalam hal bekerja. Dalam bekerja ada tujuh (7) adab yang harus dilakukan seseorang pekerja, antara lain :

1. Diniatkan ikhlas karena Allah SWT (Lillahi Ta'ala).
2. Bekerja dengan tekun dan bersungguh-sungguh (Itqon).
3. Haru jujur dan amanah dalam bekerja. (Shiddiq dan Amanah)
4. Memahami dan menerapkan etika sebagai seorang muslim.
5. Tetap memegang prinsip-prinsip syariah.
6 Menghindari hal-hal yang belum jelas siapa pemiliknya (Syuhbat).
7. Menjaga ukhuwah islamiyah.

Dalam hadis di atas Rosulluah SAW juga memerintahkan agar kita bersedekah atas upah yang kita dapat dari bekerja itu, sekalipun hanya sedikit. Karena dari melakukan amal itu sendiri adalah salah satu bentuk syukur kita kepada sang pemberi rezeqi, yakni Allah SWT. Sekalipun kita beramal hanya Rp.500,- saja, karena yang di namakan amal yang baik bukanlah amal yang banyak atau amat banyak, akan tetapi yang dimaksud dengan amal yang baik adalah amal yang diniati semata mata hanya karena Allah SWT, dan tidak ada tujuan untuk mendapatkan pujian atau imbalan dari orang lain.

Rosulluha SAW dalam hadis tersebut juga melarang kita untuk tidak meminta-minta terhadap orang lain, dalam hadis lain Rosulluah bersabda :

Artinya : Dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari kakeknya ia berkata : Rosulluah SAW bersabda, "Sekiranya salah seorang dari kalian mengambil tali dan membawanya ke gunung, lalu ia datang dengan membawa satu ikat kayu di atas punggungnya, kemudian menjualnya hingga dapat memenuhi kebutuhannya adalah lebih baik daripada meminta-minta manusia, baik mereka memberi ataupun tidak" (H.R. Ibnu Majah : 1826). ( Rosidin dan Ngatiman, 2016: 121 )

Agama islam merupakan agama yaang sangat indah dan terhormat. Maka dari itu agama islam melarang umatnya untuk melakukan hal-hal yang menjadikan drajat diri manusia itu menjadi rendah. 

Di antara perbutan yang terhormat adalah bekerja guna mencukupi kebutuhan hidup. Umat islam dilarang keras untuk bermalas-malasan, pengangguran, dan bergantung pada orang lain dalam hal apapun. 

Sebenarnya semua rezeqi manusia  sudah ditentukan oleh Allah SWT dan dengan cara bekerjalah maka rezeqi itu akan datang. Manusia diperintahkan bekerja sesuai dengan kemampuan yang ada dalam dirinya. Sekalipun ia hanya mampu mencari kayu bakar di hutan.

Sedangkan contoh dari kegiatan yang bisa merendahkan derajat seseorang adalaah meminta-minta. Meminta-minta nerupakan pekerjaan yang amat hina baik si peminta-minta itu dikasih atau tidak. Seorang yang mempunyai harga diri tidak akan melakukan hal ini, yakni meminta-minta. Hanya orang yang tidak punya harga diri yang melakukan hal ini. 

Kembali ke tulisan yang pertama bahwa seorang produsen (pekerja) tidak hanya bertujuan untuk mencari harta yang banyak namun juga mencari keberkahn yang terkandung dalam harta hasil kerjanya tersebut. Tetapi lain lagi bagi seorang peminta-minta ia hanya bertujuan unutk mendapatkan harta yang banyak, tanpa berharap akan berkah yang terkandung didalam harta yang ia dapatkan.

Rosulluah juga bersabda dalam hadis lain tentang tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, yakni :

Artinya : Dari Hakim bin Hizam R.A. nabi Muhammad SAW bersabda " Tangan yang di atas kebih baik dari oadaa tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-baik sedekah adalaah yaang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya, baarang siapa menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan barang siapa yang merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya". (H.R. Bukhori dan Muslim).

Jadi maksud dari hadis diatas adalah menjelaskan tangan diatas lebih baik dari pada tangan yang di bawah. Tangan di atas diibaratkan dengan memberi, bersedekah dan lain lain. Sedangkan yang dimaksud dengan tangan di bawah  adalah diibaratkan dengan orang meminta-minta atau menggantungkan diri terhadap orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Abdullah, Burhanudin. 2008. EKONOMI ISLAM. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA
  2. Aziz, Abdul. 2008.  EKONOMI ISLAM. Yogyakarta : GRAHA ILMU
  3. Rosidin, Mukarom Faisal dan Ngatiman. 2016. MENELAAH ILMU HADIS. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun