Faktor makanan pun mereka sudah terbiasa dengan lauk pauk ala kadarnya. Tahu tempe. Mereka juga memanfaatkan dedaunan yang bisa dikonsumsi. Daun singkong, daun labu, ataupun daun kelor (maronggi, maduranya). Yang penting bisa menyehatkan nan juga membuat stamina mereka bugar kembali.
Keempat, menyetok hasil panen
Ketika masyarakat pedesaan panen, biasanya hasil yang mereka tidak langsung dijual semuanya. Melainkan dijadikan stok kehidupan berikutnya.
Sebagai contoh mereka memanen padi. Hasil dari panen tersebut adalah dua kuintal. Maka mereka akan menyisihkan 1/4 atau sekitar 200 kilo untuk stok makanan mereka. Dari hal tersebut, mereka bakal hemat, tak merogoh saku dalam-dalam ketika ada ketidakstabilan ekonomi, seperti sekarang ini.
Kelima, mencintai rupiah
Wujud cinta pada rupiah masyarakat desa adalah berbelanja produk dalam negeri. Jarang sekali mereka menggunakan pakaian mode italia atau paris hehheh. Tidak ada yang menggunakan dolar. Ya, dari mana juga mereka dapat dolar hehehhe.Â
Bukan cuma pakaian makanan pun jarang-jarang mereka makan pizza, spaghetti dan hamburger. Intinya cinta produk dalam negeri. Maka dari itu, uang rupiah digunakan terus dalam roda perekonomian mereka.
Kelima hal tersebut merupakan bukti masyarakat desa dalam mewujudkan serta mensukseskan makroprudensial aman terjaga, cerdas berperilaku dan stabilitas sistem keuangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H