Mohon tunggu...
Qur Rohman
Qur Rohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ciptakan rasa senang, pastikan anda bisa

Bismillah namsyi ala barakatillah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rahasia Sukses Membaca ala Jepang

11 Februari 2020   01:00 Diperbarui: 11 Februari 2020   01:22 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negara Jepang patut menjadi guru (digugu dan ditiru) dalam menumbuhkan budaya membaca bagi masyarakatnya. Anak-anak, remaja dan dewasa baik dia kaya maupun miskin semua senang  membaca.

Sehingga pemandangan seperti ini pun berbanding terbalik 180 derajat jika dibandingkan dengan negara kita Indonesia. Yang mana setiap hari kita disuguhi pemandangan orang-orang pada menunduk alias focus pada smartphone masing-masing.

Di jepang pemandangan seperti itu hampir tak dapat kita temui. Mereka sibuk membaca buku masing-masing. Baik di jalanan umum, kendaraan umum maupun Lembaga Pendidikan.

Lalu apa rahasia sukses orang jepang bisa membumi dayakan kebiasan membaca pada masing-masing individu? Mungkin beberapa jawaban ini bisa membantu anda menghilangkan tanda tanya tersebut.

1. 10 menit membaca setiap hari di sekolah

Menurut kantor berita harian terkenal jepang yang berpusat di Tokyo, Yoshiko Shimbun. Bahwa kebiasaan membaca diawali dari sekolah. Disana para guru mewajibkan peserta didiknya agar membaca selama 15 menit.

Kalau dihitung-hitung waktu yang sedikit itu tak cukup apalagi bagi orang jepang yang sudah terbiasa membaca, makanya mereka meneruskan di perjalanan maupun di rumah mereka. Pemanfaatan waktu yang minim ini dinilai efektif apalagi diterapkan bagi mereka yang masih dini. Pasti kelamaan akan terbiasa tuh untuk menambah jam membaca.

Baru-baru ini negara kita juga telah meningkatkan kemampuan literasi ini dengan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Untuk kita yang awam, waktu 15 menit terhitung sangat lama sekali bahkan sangat membosankan. Namanya juga memulai semua pasti butuh proses.

Pertanyaannya apakah langkah ini berhasil, kita tunggu saja waktunya!

2. membaca di transportasi umum.

Di atas sudah disindir pemanfaatan waktu 10 menit sebelum jam pelajaran dimulai. Makanya bagi mereka yang sudah terbiasa membaca berlama-lama pasti akan merasakan efek kurang puas terhadap yang dibaca, maka dari itu mereka menambahnya saat pulang atau sebelum pergi kerja.

Etos kerja inilah yang membuat kagum semua negara termasuk warga Indonesia, sampai-sampai mereka memegang buku sembari tertidur di kendaraan umum dan itupun sudah biasa dijumpai di sana. Ada juga yang membaca sambal berdiri di koridor atau sambal duduk mendengarkan musik.

3. Tachiyomi

Kebiasaan membaca ini sering disebut juga membaca gratisan yang dilakukan sambal berdiri di toko buku. Untuk menarik pelanggan, pedagang buku biasanya membuka sampul plastic agar dibaca, dan hebatnya mereka tak takut rugi karena prinsipnya semakin banyak yang membaca buku kemungkinan mereka akan dating lagi keesokan harinya untuk membeli buku.

Coba penjual buku di Indonesia, yaelah pasti mereka takut dikunjungi banyak orang. Bukannya membeli, pasti ujung-ujungnya Cuma  lihat pemandangan aja hehehe.

Menurut Setia Furqon Kholid dalam bukunya yang berjudul "Jangan kuliah kalau tidak sukses". Ia memberikan perbedaan kalau "Orang jepang sedikit-sedikit membaca, dan orang Indonesia memang sedikit membaca''. Lucu juga ya.

Bagaimana cara mengubah kebiasaan kurang baik ini, bahkan ada yang menilai jika otak orang Indonesia itu bersih, dalam artian jarang terpakai untuk hal-hal yang menguras pikiran yang semacam membaca ini.

Al-qur'an pun menyuruh kita untuk membaca sebagaimana ayat pertama yang turun "iqra' (bacalah)''. Bahkan M. Quraish Shihab memberikan penjelasan lebih spesifik lagi kalau membaca bukan hanya tertuju kepada aksar tertenju saja. Membaca keadaan sekitar pun juga disebut membaca kalau merujuk pada penafsiran kata iqra' menurut M. Quraish shihab ini.

Membaca juga dapat menambah ilmu pengetahuan. Kalau dua puluh persen saja warga negara kita rajin membaca, so pasti negara ini akan maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun