Salsa pun tersenyum. Lalu memeluk sahabatnya. Tak lama setelah itu keduanya bangkit dari duduk dan berjalan beriringan meninggalkan taman kota, lalu menuju ke arah pemakaman untuk menziarahi makam Ibu Indayah. Sesekali terdengar suara tawa dari keduanya.
“Sa, ternyata dibalik senyum dan keceriaanmu, kau menyimpan suatu masa lalu yang sangat menyedihkan. Tapi sepertinya aku melihat suatu semangat baru dalam hidupmu. Berjuanglah meraih mimpimu kawan!!” Gumam Maudy sambil memandang ke arah Salsa. Sedangkan Salsa memandang lurus ke arah depan. Ia juga sedang bergumam. “Bunda..... ini aku Salsa putrimu, aku janji aku akan jadi anak yang baik, berbakti, dan insyaallah bisa menjadi anak yang sholihah yang akan mendoakanmu selalu. Dan aku ingin suatu saat nanti, aku bisa menjadi seorang penulis yang akan menulis semua tentangmu dengan tinta emas milikku. Aku merindukanmu Bunda.............”
******************************