Mohon tunggu...
Queen Rahmah Rizqi Zaidah
Queen Rahmah Rizqi Zaidah Mohon Tunggu... Musisi - Bu guru

Alumni Psikologi UIN Maliki Malang. Alumni The University of York, UK. Kelahiran tahun 1991. Hobi bermusik. Pernah jadi reporter dan jurnalis kampus. Bercita-cita menjadi pendidik, penulis, dan inspirator anak bangsa. Pengabdi di pondok pesantren Baitul Arqom Balung Jember. Contact: queenzaidah121@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita Halal Bihalal di Pondok Saat New Normal

28 Juni 2020   21:23 Diperbarui: 28 Juni 2020   21:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri
Saya kagum dan turut bersyukur, ternyata sekalipun jadi alumni, beliau masih mengingat almamaternya. Mungkin bisa dikatakan, tidak terlepas dari tujuan promosi mengenai perusahaan dan produknya, saya tetap berasumsi positif bahwa beliau murni berniat menyedekahkan produknya untuk guru-guru di pondok. Karena di luar sana masih banyak oknum yang memanfaatkan situasi pandemik yang entah akan berlangsung sampai kapan, demi kepentingan pribadinya, demi menggendutnya dompetnya dan kantongnya sendiri.

Padahal, dalam kondisi sekarang, semua orang pasti terkena imbas oleh Covid-19, dari orang tua santri yang pedagang sayuran atau pedagang cilok, pengusaha, hingga guru pesantren. Saya jadi teringat tulisan mas Ahmad Rifai Rif'an dalam bukunya yang berjudul "Tuhan Maaf Kami Sedang Sibuk", dimana beliau menceritakan bahwa jika ingin jadi orang pertama yang masuk surga, jadilah seorang pengusaha yang berjiwa sosial.

Dengan demikian, hasil jerih payah yang dikumpulkan digunakan untuk bersedekah sebanyak mungkin di berbagai lini kehidupan. Sebagian ada yang diinfakkan untuk membangun rumah sakit tempat para dokter bekerja, ada yang digunakan untuk membangun pesantren agar para muballigh bisa belajar dan mengajar, ada yang digunakan untuk membangun penerbitan agar para penulis bisa menerbitkan karyanya.

Mungkin kita tak mampu berpikir semuluk itu, tapi sekedar contoh minimal, ya, seperti sesimpel membagikan sanitizer secara gratis untuk masyarakat sekitar sebagai ikhtiar tindakan preventif untuk melindungi diri dari penyebaran virus Corona. Semoga hal kecil ini bisa menjadi inspirasi kita untuk terus beramal jariyah, membantu sahabat dan rekan yang membutuhkan bantuan.

Maaf kalau tulisan ini agak ngalor ngidul karena memang niatnya cuma basa basi dan cerita saja.

Semoga pandemi segera berlalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun