Hari ini seluruh asatidz dan ustadzat Pondok Pesantren Baitul Arqom Balung Jember berkumpul di auditorium untuk mengikuti agenda halal bihalal dan pengarahan tahun ajaran baru 2020 semenjak protokol #dirumahaja dianjurkan (28/06).
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya acara ini dihelat dengan beberapa keterbatasan gerak sosial. Â Sejak pagi, kursi-kursi sudah ditata rapi berjarak satu meter, seluruh audiens pun dihimbau untuk mengenakan masker.
Acara dibuka dengan sambutan KH. Masjkur Abdul Muid, LML selaku pimpinan pondok dengan membaca surat al-Fatihah sembari berharap kegiatan belajar mengajar tahun ajaran baru di saat new normal berjalan dengan lancar dan tanpa kendala yang berarti.
Beliau memberikan ceramah sambil diselingi beberapa humor sehingga membuat suasana halal bihalal semakin hangat. Inti dari pesan beliau, kami diharapkan untuk terus menjaga kebersihan dan kesehatan diri, sering mencuci tangan dan membawa hand sanitizer pribadi ketika bepergian ke luar rumah sebagai tindakan preventif terhindar dari virus corona yang sampai detik ini masih bertebaran.
Diketahui bahwa di Jember sendiri ada sekitar 100 orang positif terjangkit virus tersebut. Berlakunya new normal sempat menjadi kekhawatiran tersendiri bagi beliau selaku pendidik dan pengajar di sebuah lembaga pendidikan berasrama.Â
Kiai Masjkur juga bersyukur karena Pemerintah Kabupaten Jember sangat membantu dalam hal penanganan pencegahan bagi seluruh civitas akademika pondok pesantren. dr Hj. Faida, MMR, Bupati jember menyediakan rapid test gratis untuk 50.000 santri termasuk yang dilakukan di pesantren tempat saya mengajar sekarang.
Dari hasil rapid test tersebut, santri dengan hasil negatif diperbolehkan masuk pondok dengan tetap mengikuti peraturan kesehatan yang berlaku, sedangkan yang dinyatakan reaktif, dengan berat hati dipulangkan terlebih dahulu baik untuk dilakukan swab test sebagai tes lanjutan maupun untuk sekedar melakukan isolasi mandiri hingga dinyatakan sebelum masuk pondok.
Acara berjalan sebagaimana biasanya, ditutup dengan doa, dan diakhiri dengan ramah tamah atau makan-makan tanpa bersalaman. Tapi pun tak lupa saling sapa dan saling berpamitan.
Dulu suami saya sepulang dari luar kota sempat memberi saya oleh-oleh berupa seperangkat make up dan minuman kesehatan yang ternyata suami dapatkan dari beliau, pemilik PT tersebut. Suami bercerita panjang lebar tentang bagaimana serunya pengalaman jatuh bangunnya beliau hingga bisa sukses dengan produk karyanya yang dalam sehari sudah bisa terjual hingga ribuan produk ke seluruh customer di nusantara.
MaasyaaAllaah. Saya mendapatkan hadiah tersebut secara gratis, suami saya tidak membayar sepeser pun atas produk yang beliau berikan itu, padahal jika diuangkan, harganya jangan ditanya lagi.Â