Yth. Scholarship Hunter di seluruh pelosok negeri tercinta,
Indonesia
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera untuk kita semua. Bagaimana kabar kalian yang berada jauh di sana? (Karena saya juga berada jauh di sini.. hehe..). Setidaknya, walaupun masing-masing kita berada  sangat jauh di pelupuk mata, namun kita tetap bisa bertegur sapa melalui berbagai media yang sudah tercipta. Tak lupa pula, kita panjatkan bersama segala puji dan rasa syukur ke hadirat Ilahi Rabbi, Sebaik-baik Penguasa mimpi, hidup, dan mati seluruh makhluk di alam raya. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, baginda tercinta, yang terhormat, dan yang paling kita rindukan sepanjang hayat.
Pertama-tama, perkenankan saya meminta maaf, karena sudah lama sekali saya tidak menulis untuk kemudian dipublish di media yang akhirnya bisa tersalurkan kepada teman-teman sekalian, sehingga jika ada beberapa kata yang kurang pantas untuk saya sampaikan, terlalu bertele-tele, dan kurang pas baik di hati atau di pikiran teman-teman, mohon dimaklumi saja.
Saya menyampaikan surat ini, karena banyak dari teman-teman yang bertanya dan ingin sekali mengetahui bagaimana tips-tips untuk bisa mendapatkan beasiswa. Yang saya maksudkan disini, tidak spesifik hanya satu beasiswa saja, tapi juga bisa jadi, dapat dipelajari untuk mengejar beasiswa yang lain. Jadi, Â apa yang saya sampaikan akan bisa menjadi satu cara bagi teman-teman untuk terus mencoba berbagai macam beasiswa. Karena, menurut filosofi guru saya, mengejar beasiswa ibarat mengejar pujaan hati, ada faktor peluang yang harus betul-betul diperhatikan secara maksimal dan dipertimbangkan secara matang. Mengejar beasiswa ibarat mencari jodoh. Kalau diterima berarti alhamdulillah berjodoh; kalau gagal, jangan menyerah..!! Bisa jadi berjodoh di kesempatan berikutnya, atau berjodoh dengan beasiswa yang lain. Tenang, rizki masing-masing kita sudah ada yang mengatur, selama kita fokus untuk terus berusaha.
By the way, saya hanya akan menyampaikan beberapa tips berdasarkan dari pengalaman pribadi saya. Saya tahu, ini semua terlihat tidak mudah, tapi sekeras tekad dan kemauan kita untuk menjalaninya, insyaAllah, semudah itu pula jalan terbuka lebar untuk meraih satu peluang mewujudkan mimpi kita. Bisa jadi, ini bukanlah tips terjitu untuk mendapatkan beasiswa, bukanlah solusi paling tepat untuk mengejar mimpi, namun saya harap bisa menjadi sebuah REFLEKSI diri kita masing-masing atas ambisi positif yang tertuju untuk sesuatu yang lebih baik kedepan.
Langsung saja,
1. Tanyakanlah pada diri sendiri beberapa hal berikut:
-Â Untuk apa mengejar beasiswa? Apakah hal ini suatu hal yang positif di masa depan?
- Mengapa harus mengejar beasiswa? Mengapa tidak berusaha mendanai studi dengan penghasilan pribadi?
- Pentingkah apa yang kita cita-citakan ini, hingga kita harus mengejar beasiswa tersebut? Apakah cita-cita kita akan menjadi hal yang positif untuk masyarakat pada akhirnya?
- Apa yang akan kita lakukan setelah mendapat beasiswa tersebut?
- Benarkah sudah merasa sanggup untuk mengemban amanah besar tersebut?Â
Tenang, saya hanya ingin menguji seberapa positif niat teman-teman. hehe.. Berbicara tentang beasiswa bukan hanya berbicara tentang rasa tenang melewati segala proses studi di tingkat lanjut, dan pengalaman baru yang menyenangkan untuk dialami, namun lebih dari itu, juga tentang amanah besar yang tidak boleh kita sia-siakan. Sejatinya, beasiswa bukanlah 100% hak kita sebagai penerima, namun adalah hutang yang harus kita lunasi dengan segala bentuk daya upaya yang sanggup kita lakukan setelah kita menyelesaikan studi. Mendapat beasiswa berarti kita berhutang kepada negara untuk turut membangun negeri dengan apa yang sudah kita dapatkan melalui beasiswa tersebut.Â
Berhutang kepada negara asal kita, tempat kita dilahirkan dan dididik, tempat kita belajar berjalan menapakkan langkah pertama kita. Setelah pertanyaan-pertanyaan tersebut terjawab, pastikan bahwa jawaban tersebut POSITIF bukan hanya bagi diri pribadi teman-teman, tapi juga bagi masyarakat sekitar dalam jangka panjang. Jadi, tentukan dulu niat positif, baru boleh lah mengejar beasiswa sebanyak-banyaknya. Kalau niat belum baik, jangan harap bisa menjalani langkah selanjutnya. :P Selalu ingat bahwa, seberat-beratnya beban adalah, beban dalam mengemban amanah (QS. Al-Ahzab 33:72). Dan, sekecil-kecilnya kebaikan, akan tetap dicatat dan diberi balasan oleh Allah, termasuk itu hanyalah sebuah niat baik, termasuk itu hanyalah sebesar dzarrah (QS. Zalzalah:7-8). Akan lebih bertambah lagi kesyukuran kita jika kita juga mau mengingat bahwa, 'Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lain'-al hadits.
2. Kenali Potensi Diri
Kita dilahirkan penuh potensi, membawa fitrah diri masing-masing, memiliki ketertarikan terhadap sesuatu yang berbeda, dan membawa keunikan yang tidak sama satu dengan lainnya. Masih ada beberapa di antara kita merasa bahwa, sekolah bertahun-tahun membuat kita jenuh untuk belajar lagi. Padahal, terus belajar adalah satu-satunya jalan untuk punya rasa peduli, untuk memiliki karakter baik, karakter yang dibutuhkan oleh setiap orang, karakter pejuang sejati, karakter yang tidak mudah menyerah, karakter yang bukan asal ngomong dan sok tahu, tapi benar-benar tahu 5W1H-nya dari mana, karakter yang tidak plin plan dan tegas mengambil keputusan. Hanya orang-orang yang mau belajar, yang akan tetap mengedepankan sifat-sifat mulia, seperti jujur, rendah hati, tegas juga penyabar, tidak memandang sekaya apa atau seberapa banyak follower instagramnya. Temukanlah apa yang sebenarnya menjadi 'passion' kita. Karena, senyaman-nyamannya pekerjaan adalah melakukan apa yang kita cintai dan mencintai apa yang kita kerjakan, sehingga seberat apapun prosesnya, semua akan terlalui dengan baik.
Dengan mengenali potensi diri, berarti kita tahu jati diri kita dan apa tujuan kita. Kita mengetahui keunikan kita yang belum tentu sama dengan orang lain. Hal ini akan memudahkan kita untuk menulis segala macam essay yang biasanya menjadi persyaratan penyelenggara beasiswa. Lebih dari itu, hal ini menjadi kunci paling penting yang dapat dikenali oleh penyelenggara beasiswa dalam menilai karakter kita, apakah memang kita adalah seseorang yang benar-benar sesuai dengan tujuan mereka untuk diberi beasiswa, atau apakah kita adalah orang yang tepat bagi mereka untuk diberi penghargaan sebagai awardee?
Saya pun tahu, mengenali potensi diri tidaklah semudah membuat mie instan, tetap butuh proses, dan proses itu adalah terus belajar, karena setiap proses balajar ini akan mempertajam keunikan dan karakter kita masing-masing. Sehingga akhirnya pun membentuk jiwa yang profesional terhadap suatu bidang yang kita cintai tersebut.
Nah, pertanyaannya, sudahkah kita mengenali diri kita sendiri? Kalau sudah, alhamdulillah, karena niscaya, 'Barang siapa mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya'- al Hadits. Jika timbul rasa ragu, itu adalah hal yang wajar, jangan menyerah, teruslah belajar. Akan ada waktunya ketika kita yakin tentang kebenaran yang kita ragukan setelah kita banyak belajar.
3. Fokus Menjalani Proses
Ibarat naik gunung, jalan untuk mencapai puncak tidak melulu lurus dan mulus. Ada batu kerikil, ada lika-liku tajam, bahkan jembatan jurang, ditambah dengan tanjakan tajam dan angin kencang. Apalagi, bagi seseorang yang baru pertama kali naik gunung, dan tidak pernah berolahraga. Ahh.. berat..!! Sungguh..!! Jangan coba-coba naik gunung tanpa persiapan, yang akan terjadi adalah, pingsan di jalan atau turun duluan sebelum sampai di puncak. Mungkin analogi naik gunung terlalu berat ya. hehe.. Intinya, segalanya butuh proses, kawan. Proses ini sudah sewajarnya bernilai 'berat'. Hanya ada satu cara untuk menjalaninya, yaitu, FOKUS; dan ada tiga cara agar bisa tetap fokus: ISTIQOMAH/KONSISTEN, ISTIRAHAT dan MAKAN CUKUP, dan SEMANGAT. Fokuslah untuk memenuhi segala persyaratan beasiswa yang ingin diraih.Â
Kata ayah, istoqomah ibarat kereta api yang berjalan di atas rel. Ketika dia melaju, jarang ada kendaraan lain yang bisa menandingi kecepatannya. Dia aka terus berjalan, ketika kendaraan lain berhenti karena lampu merah. Orang yang tetap istiqomah, akan lebih cepat meraih tujuan dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Mungkin kita baru tahu, bahwa istiqamah adalah amal yang paling dicintai Allah.- Hr.Bukhari.
4. Mendekatlah dengan Tuhan
Bagian ini, saya tidak mengada-ada. Tidak terlepas dari pengalaman saya, saya merasa banyak kemudahan terjadi setelah saya memperbaiki ibadah saya. Walaupun saya sadar, ibadah saya masih jauh dari sempurna di mata-Nya. Tapi setidaknya, kita harus sadari pula, bahwa seluruh hidup kita, nasib kita, ditentukan oleh Sang Maha Kuasa, Sebaik-baik Sutradara di seluruh jagat raya. Kita hanyalah aktor, yang ditakdirkan untuk berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh hasil yang maksimal. Marilah kita mulai untuk memperbaiki dan menyempurnakan ibadah kita, sedikit demi sedikit. Tidak pernah ada salahnya untuk sedikit menyenangkan Tuhan yang sudah memberi kita banyak hal indah di dunia. Wudhu kita, shalat kita, sedekah kita. Marilah kita membuka mata bahwa segala yang ada hanyalah titipan bagi kita, dan akan dipertanggungjawabkan kelak pada suatu masa. Mendekatlah pada-Nya, dan mintalah. Maka Dia pun akan mendekat padamu, dan mendengarkanmu.
Karena jika tidak, pantaskah kita meminta hal yang mustahil akan terjadi bagi kita, sementara kewajiban yang harus kita tunaikan saja kita malas melakukannya? Ayolah, mari kita mengingat Tuhan kembali, biarpun sejenak, setidaknya sanggup membersihkan noda di hati. Beribadah itu bersyukur kawan, menyempurnakan ibadah berarti menyempurnakan kebersyukuran kita pada Ilahi. Menyempurnakan ibadah berarti menyempurnakan keyakinan kita bahwa Allah itu Maha Mendengar segala doa, Maha menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin (QS.Yasin 36:82). Menyempurnakan ibadah berarti menyempurnakan cinta di hati kita, kepada keluarga yang kita cintai karena Dia, kepada apapun yang kita lakukan karena Dia, dan atas apapun yang kita kejar demi mendapat kecintaan atau keridhaan dari-Nya. ,Â
Mengingat Allah adalah satu-satunya cara agar hati kita menjadi tenang, tidak galau terhadap segala keputusan terbaik dari-Nya (QS ar-Ra'du 13:28). Sehingga jika hati tetap tenang, kita tidak akan terburu-buru mengambil sikap, kita akan tetap optimis dan yakin dengan langkah yang akan diambil selanjutnya. Jadi, Ingatlah Allah, maka Allah akan ingat kita juga (Al-Baqarah 2:152).
Demikian pesan yang bisa saya tulis untuk sementara waktu hari ini. Sekali lagi, ini bukanlah tips dan solusi terbaik untuk bisa mendapat beasiswa. Kelak, saya akan menulis tips lain yang lebih spesifik. Namun, jika teman-teman sekalian setuju bahwa apa yang saya tulis adalah hal paling mendasar dan umum yang harus kita pahami untuk meraih tujuan tersebut, maka, bantulah saya untuk menyebarkannya kepada teman-teman seperjuangan. Kita tidak akan pernah tahu, sebuah informasi bisa bermanfaat bagi siapa, kapan dan dimana. Setidaknya, kita sudah berusaha menebarkan sebuah kebaikan. Semoga bisa menjadi peta harta karun bagi pembaca.Â
Keep Positive..!!
Assalamualaikum wr.wb.
Dari saudarimu yang peduli,
Queen Rahmah Rizqi Zaidah
York, United Kingdom
20 Desember 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H