Di kamarnya Ibunda Alia sedang meyaksikan berita bersama perawatnya. Orang yang ia kenal tengah melakukan jumpa pers secara langsung disalah satu stasiun televisi swasta.
"Saya sudah bercerai dengan istri saya. Jadi rumor yang selama ini kalian dengar itu tidak benar. Saya tegaskan sekali lagi. Saya sudah bercerai. Dan saat ini ku katakan, saya akan menikah dengan Sinta, wanita yang selama ini mengisi hari-hari saya....."
Laki-laki tersebut kemudian merangkul wanita di sebelahnya, dialah Sinta, penyanyi yang saat ini sedang naik daun.
Bersamaan dengan itu, Alia muncul di tengah-tengah mereka. Merebut mikrofon yang tepat berada di depan sang ayah.
"Kalian jangan pernah percaya kata-katanya. Saya anaknya. Mereka belum pernah bercerai. Ibu saya sedang terbaring lemah di rumah. Tak bisa berbicara. Tak bisa melakukan apapun. Dialah penyebabnya. Seorang suami yang tak ada tanggung jawabnya. Apakah kalian semua hanya percaya kata-katanya?? Lihatlah aku. Dengarkan kata-kataku. Saat ini ibuku...."
"Dorrrrr...!!!"
Semua mata terpana. Suara tembakan menghentikan kata-kata Alia. Kamera menyorot dengan jelas. Alia roboh bersimbah darah... Sinta pelakunya... Dengan terbata-bata ia berkata...
"A.. yah... Ib..u... Sangat...Mencintaimu... Ia menunggumu... Kami Mencintaimu dan merindukanmu ayah... Ibu menunggumu...."
Nafas alia terhenti.
Jumpa pers yang harusnya indah. Ternoda dengan darah. Sang ayah merebut pistol dari tangan Sinta. Wanita yang selama ini ia puja - puja. Menyesalpun tiada artinya.
"Dorrrrr...!"