Sebelum kita mempelajari korelasi dari kurikulum merdeka dan Pendekatan pembelajaran Deep Learning maka mari kita kaji terlebih dahulu tentang pendekatan pembelajaran Deep Learning dan apa bedanya dengan Surface Learning sebagai berikut:
Apa itu Deep Learning?
        Deep Learning dalam konteks pendidikan adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman konsep dan penguasaan kompetensi secara mendalam.Pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman konsep dan penguasaan kompetensi secara mendalam dalam cakupan materi yang lebih sempit.
Apa itu Surface Learning ?
      Pendekatan pembelajaran yang membahas banyak materi secara luas dengan mengorbankan proses pemahaman dan peningkatan kompetensi.
3 Elemen Utama Deep Learning:
1. Meaningful Learning
  Siswa dapat memaknai hal-hal yang sedang ia pelajari.
  Teori Ausubel
  Guru membantu siswa mengaitkan konsep baru dengan konsep-konsep yang sudah mereka pahami.
  Contoh:
  Memperkenalkan penjumlahan pecahan dengan menggunakan benda-benda konkret.
2. Mindful Learning
  Siswa menjadi agen aktif yang secara sadar berniat untuk mengembangkan pemahaman dan kompetensinya.
  Siswa sadar akan hal-hal yang sudah ia pahami atau kuasai sebelumnya.
  Siswa sadar akan hal-hal yang belum ia pahami atau kuasai.
  Siswa sadar akan pentingnya pemahaman atau penguasaan kompetensi dari apa yang ia sedang pelajari.
  Siswa sadar akan alur proses pembelajaran yang sedang ia jalani demi tercapainya pemahaman atau kompetensi yang ingin ia capai.
  Siswa sadar akan kemajuan pemahaman atau kompetensi setelah merefleksikan proses pembelajaran yang telah ia lewati.
  Siswa sadar akan hal-hal yang masih dapat dieksplorasi lebih lanjut dalam proses pembelajaran berikutnya.
3.Joyful Learning
  Siswa menjadi termotivasi dalam menjalani proses pembelajarannya.
  Pendekatan pembelajaran melalui permainan dan aktifitas interaktif contoh :game edukasi, diskusi kelompok ,presentasi
 Â
  Motivasi Intrinsik
       Deep Learning mendorong anak-anak untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan menikmati pengalaman belajarnya. Dengan memadukan aspek meaningful, mindful, dan joyful learning, siswa diharapkan memiliki motivasi intrinsik dalam belajar dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
       Dari paparan di atas sebenarnya deep learning sudah ada dalam kurikulum merdeka juga.Sebagaimana hal tersebut bisa kita tarik korelasinya sebagai berikut:
- Mind fullness hadir seutuhnya dalam kurikulum medeka hal tersebut sudah menjadi sebuah cara agar pembelajaran efektif maka guru harus mampu mengajak murid untuk hadir seutuhnya ( fokus) sehingga pembelajaran yang akan disampaikan menjadi efektif dan bermakna. Dalam mewujudkan mindfullness ini para guru sering melakukan ice breaking di awal pembelajaran untuk menarik fokus murid saat pembelajaran berlangsung. Siswa menjadi sadar bahwa apa yang dipelajari dan karena fokus maka siswa diharapkan mudah memahami secara mendalam materi yang disampaikan  guru. Mind Fullnes dalam kurikulum merdeka ini mirip dengan mind full learning dalam pendekatan pembelajaran Deep Learning.
- Well being ,Sebuah sekolah harus menciptakan lingkungan tempat belajar yang aman, nyaman,asyik menyenangkan. Dalam istilah Filosofi Ki Hajar Dewantoro hal ini disebutkan sekolah sebagai tempat bermain/taman siswa. Diharapkan dengan sekolah  yang well being ini maka murid betah, nyaman dan meningkat prestasinya karena dengan suasana yang menyenangkan tersebut maka kreatifitas, inovasi, dan juga critical thinking siswa akan meningkat dan tentu kondisi ini akan berbanding lurus dengan prestasi murid, mutu pendidikan akan tercapai sesuai harapan tentunya.Dalam pendekatan pembelajaran Deep Learning well being ini mirip dengan Joy full Learning dimana pembelajaran dilakukan dengan game edukasi, murid terlibat aktif dalam pembelajaran.
- Berpusat pada Murid/student agen. Dalam kurikulum merdeka pendidikan berpusat pada murid menjadi salah satu komponen yang wajib dilakukan. Istilah tersebut hingga disebutkan dalam filosofi Ki Hajar Dewantoro sebagai istilah "menghamba pada murid". Student agen /murid sebagai pemimpin pembelajaran dimaksudkan agar menjadikan murid sebagai makhluk yang akan menemukan sendiri solusi dari permasalahan yang dihadapi melalui pembelajaran discovery learning/ problem base learning diharapkan para siswa mampu berpikir kritis. Dalam kurikulum merdeka pembelajaran dilakukan secara kontekstual yaitu pembelajaran yang didasarkan pada kondisi yang dialami siswa/secara faktual melihat fenomena yang terjadi sehingga dengan pendidikan kontekstual ini siswa belajar secara realita/ fakta bukan sekedar belajar teori semata. Dalam kurikulum merdeka literasi dikembangkan untuk memperbaiki mutu pendidikan melalui rapor pendidikan. Baik literasi numerasi, finansial, literasi budaya,dll semuanya diharapkan dilakukan secara kontekstual. Dengan pembelajaran seperti ini maka diharapkan  pembelajaran akan semakin bermakna. Pembelajaran mampu membekali siswa untuk terjun dalam kehidupan masyarakat sesungguhnya. Dalam pendekatan pembelajaran Deep learning maka permasalahan tersebut dikenal dengan istilah meaning full learning ( pembelajaran yang bermakna).
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas kita bisa ambil kesimpulan bahwa apapun bentuk pendekatan belajarnya baik itu kurikulum merdeka maupun pendekatan pembelajaran Deep Learning seperti yang disampaikan pak menteri semuanya bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. Baik kurikulum merdeka maupun pendekatan pembelajaran Deep Learning memiliki kesamaan / ada korelasi yang sama satu dengan yang lain. sehingga kita sebagai pendidik tidak perlu risau dengan adanya pergantian menteri/ perubahan kebijakan sepanjang untuk tujuan memperbaiki mutu pendidikan. Sebagai pendidik kita harus selalu mendukung program pemerintah .KarenaÂ
sebuah perubahan pasti ada yang perlu dievaluasi , serta harus terus mengembangkan yang sudah bagus yang sudah ada agar  mencapai kesempurnaan dalam meningkatkan mutu pendidikan tentunya. Sebagai guru setiap ada pergantian menteri dan ada perubahan kebijakan tidak perlu mempersoalkannya karena tugas guru mau ganti kurikulum apapun  selalu dimulai dengan tugas merencanakan, melakukan pembelajaran, melakukan assesment dan mengevaluasinya. Jadi untuk bisa memfasilitasi siswa secara maksimal sebagai pendidik harus terus belajar , jangan lelah belajar kalau ingin sukses mengajar sebagai tanggung jawab dunia akherat sang pendidik tentunya.
Salam dan Semangat pendidik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI