Mohon tunggu...
qoniannisa
qoniannisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

mahasiswa psikologi yang gemar menulis dan berbagi wawasan tentang dunia mental dan perilaku manusia. Melalui tulisan, saya berusaha menjembatani teori psikologi dengan kehidupan sehari-hari, menjadikannya lebih mudah dipahami dan relevan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Stres ke Keseimbangan: Penguatan Regulasi Emosi untuk Pemuda GapYear Tunggulwulung

15 Desember 2024   03:00 Diperbarui: 15 Desember 2024   02:55 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Materi yang dibahas mencakup pemahaman dasar tentang regulasi emosi, serta empat aspek utama yang mempengaruhinya. Setelah materi disampaikan, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok di mana peserta berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi dalam mengelola emosi sehari-hari. Selain itu, ada sesi latihan praktis berupa simulasi pengelolaan emosi dalam situasi tertentu, seperti stres, kemarahan, dan kecemasan. Kegiatan ini ditutup dengan sesi tanya jawab dan pemberian materi tambahan yang berisi panduan praktis untuk regulasi emosi.

Selama pelaksanaan kegiatan, ada beberapa kendala yang dihadapi yaitu : 

  1. Waktu yang terbatas, sehingga peserta merasa tidak cukup untuk mendalami materi, terutama pada sesi latihan praktis. 

  2. Cuaca hujan pada hari itu juga menyebabkan keterlambatan beberapa anggota komunitas. 

  3. Beberapa di antaranya kesulitan dalam menerapkan teknik regulasi emosi, khususnya dalam hal penerimaan terhadap emosi negatif dan pengendalian impuls.

Namun, meskipun ada tantangan, kegiatan ini memberikan dampak positif yang signifikan. Sebagian besar peserta merasa lebih siap dalam menghadapi emosi negatif sehari-hari. Latihan praktis dan simulasi yang dilakukan selama kegiatan membantu mereka untuk mengelola emosi dengan cara yang lebih efektif. Diskusi kelompok juga memberikan wawasan tambahan mengenai pentingnya regulasi emosi, serta dampaknya terhadap hubungan interpersonal dan kesejahteraan mental mereka.

Kesimpulan

Program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Komunitas GapYear Kelurahan Tunggulwulung berhasil memberikan dampak positif dalam meningkatkan keterampilan regulasi emosi para peserta. Mereka merasa lebih siap dalam menghadapi emosi negatif dan lebih memahami pentingnya regulasi emosi untuk menjaga kesejahteraan mental serta memperbaiki hubungan interpersonal. Secara keseluruhan, kegiatan ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan keterampilan regulasi emosi anggota komunitas, yang pada gilirannya dapat mendukung kesejahteraan mental mereka dan berkontribusi dalam pembangunan komunitas yang lebih baik. Melalui keberhasilan kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi contoh bagi komunitas lainnya di Kota Malang dalam mengembangkan program serupa, yang dapat mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan anggotanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun