Mohon tunggu...
Qois AlHaqqi
Qois AlHaqqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Teknik Sipil yang sedang berusaha memaknai setiap arti kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Book

Engga Sengaja Menang

18 Juni 2023   10:13 Diperbarui: 18 Juni 2023   10:17 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah denger temen-temen kita menang lomba padahal seperti nggk ngapa-ngapain sebelumnya? ya, mungkin yang perlu kita perhatikan bukan tentang apa yang sekarang dia lakukan, tapi apa yang telah dia lakukan pada panjang waktu sehingga pasti ada benang merah yang mengantarkan dia.

Pada buku Atomic Habbits karya James Clear membagikan cara bagaimana kita memiliki mastering pada suatu bidang dengan memodifikasi kebiasaan kita.

1. mindfull of 1%

ini adalah hal yang sederhana, disaat kita dituntut memiliki impian besar, maka satu persen menjadi solusi atas ketamakan kita dan block mindset atas ketidak yakinan pada suatu mimpi. Bagaimana ia bekerja? dengan mengembangkan diri dengan 1% setiap harinya. apa bentuk sederhana yang bisa kita ambil? yaitu misal kita belajar bahasa cukup ambil 3-5 menit dalam sehari dalam setahun, jika dikalkulasikan kita telas membuat perubahan 37 kali lipat lebih baik daripada awal tahun kita, dan uniknya adalah kita melakukan usaha seolah tanpa usaha. Memang lama, dan terkadang kita menginginkan hasil instan, namun dengan long run semacam ini, membuat kita lebih mengingat banyak hal dan memahami apa yang kita pelajari lebih baik dan sangat menjadi solusi buat kita punya block mindset yang mikir apa-apa butuh effort gede.

2. Bangun sistem bukan goal

Pada proses kita membangun habbits yang mengantarkan pada hal positif, kita manusiawi sekali memikirkan apa aja yang sudah kita capai, apa yang telah kita pahami, dan apa yang telah kita kuasai dari apa yang telah kita lalui. Yang pada akhirnya kefanaan terkait tujuan yang tak kunjung tercapai karena keinginan cepat dan instan menggebu membuat kita lupa bahwa sistem dalam kita belajar itu lebih penting dari nilai yang kita kejar. dalam mengejar sesuatu jika dilandaskan pada tujuan, maka perlu disadari, bahwa semua orang pasti punya tujuan yang sama, jika kita pelajar kita sama-sama ingin nilai A, kebahagiaan akan hadir hanya saat kita meraihnya, memikirkan tujuan tidak membuat kita lebih baik dalam prosesnya, dan selalu menghindari manfaat waktu secara jangka panjang.

3. cara kebiasaan bisa resilience

Bagaimana membuat kebiasaan tetap terbangun dan bertahan dengan baik? 

a. Dengan membuat nuansa yang mengantarkan mu pada kebiasaan tersebut. Contoh, dengan menyiapkan baju olahraga disisi kasurmu untuk siap bangun dengan lari pagi.

b. membuat terasa lebih menarik, misal dengan jogging bakal kerasa sepi nih waktu lari, bawa aja TWS sama playing spotify untuk bisa memacu rasa tertarik dan bertahan selama berlari. 

c. Menghapus bentuk respon diluar kebutuhan, misal lari pake TWS buat dengerin musik, tiba-tiba masuk notif yang bikin kita ingin buka HP, maka matikan dulu sejenak notifnya hingga dalam olahragamu hanya mengejar output bisa lari dipagi hari itu tanpa distraksi. 

d. Reward, bisa dengan jika kebiasaan secara jangka waktu sudah cukup lama, bisa diliat seberapa berkembang kita lari yang awal mungkin cuma 2km jadi 20 km, eits keren sekali. tapi memang dengan melihat perkembangan diri kita sendiri kita menjadi lebih menghargai proses apa yang telah kita lalui belumnya.

Semoga dengan ringkasan membangun kebiasaan ini, penulis dan para pembaca bisa membentuk diri yang lebih baik dengan membangun kebiasaan ang dapat meningkatkan kapasitas dan value dalam diri kita masing-masing dengan cara kita masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun