Mohon tunggu...
gendeng irng
gendeng irng Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Lone Wolf (Catatan Perjalanan Sehari di GBK)

15 April 2019   14:35 Diperbarui: 15 April 2019   14:55 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Lone wolf, itu istilah yang banyak dipakai di film2 yang gw tonton untuk aksi solo. Dan hari ini gw berjalan dengan istilah itu. Biasanya hari Sabtu gini gw habiskan sama istri dan anak2 eh kali ini gw malah ngelayap sendiri. Diizinkan lagi.

Padahal dari kemarin2 mau izin ikut Konser Putih BerSATU (kasihan kalo Pak Jokowi diolok-olok lantaran ada aksi rame yang dukung sang penantang dan diklaim macam-macam); tapi takut jadi masalah..., eh ini malah gampang saja. Pas bilang ke istri kemarin sore banget (Jumat) kalo janjian sama rekan2 eks-rekan kerja di koran Investor Daily (ID) yang dulu gw sortir tiap hari tuk ketemuan di acara Jokowi di GBK dia malah dukung. Katanya biar ada pemikiran baru, kali saja ada ide kreatif. Tadi pagi malahan istri sendiri yang siapin bekal dan perlengkapan yang mau dibawa, bahkan ngisiin saldo kartu BRIZZI buat naik MRT, biar gampang ke Gelora Bung Karno (GBK).

Anak2? Sebenernya sempat ada pemikiran istri dan anak2 ikut saja. Gw gak khawatir ada kerusuhan (gw yakin Tuhan sayang bangsa Indonesia), tapi alasan gak bawa anak2 datang dari mereka sendiri. FYI, Sabtu lalu gw ajak anak2 ke GBK buat jalan sore, tapi karena mendung anak2 gw ajak pulang sebelum merasakan ada yang seru di sana. Jadi pas tadi tanya, mau ikut gak ke GBK? Anak2 jawab kompak: males!! Jadi, jalan sendiri deh.

Naik motor sampai Lebak Bulus, perjalanan dilanjut dengan MRT sampai Stasiun Istora (ada gunanya juga ke GBK Sabtu lalu dan baca saran Mak Lambe Turah di FB tadi pagi). Dalam MRT, komunikasi dengan rekan2 di ID dijalankan. Tanpa atribut selain topi merah dan kemeja putih gw sampai di Stasiun MRT Istora Mandiri. Sudah senyum2 sendiri padahal kala di setiap stasiun MRT yang gw lewati ngelihat para calon penumpang berbaju atau kaos putih bertulis #01 (artinya gw gak sendiri); tapi hati ini berasa haru waktu turun dari MRT.

Stasiun yang pekan lalu sepi hari ini ramai banget, dan hampir seluruhnya berbaju putih dengan atribut #01 yang artinya pendukung Pak Jokowi. Gw gak sendiri, banyak yang punya rasa dan asa yang sama dengan gw ternyata. Belum keluar dari stasiun tahu2 ada yang teriak: JOKOWI!!! Sontak seisi lorong keluar teriak sama: JOKOWI!!!

Keluar dari stasiun MRT sekitar pukul 13.00, massa sudah ramai di sisi Jalan Jenderal Sudirman. Berbagai properti Tari Reog Ponorogo nampak di sisi trotoar. Gw pikir mau tampil kali nanti di dalam, eh belakangan gw baru tahu kalau mereka mentas di jalan situ untuk massa yang gak bisa masuk ke GBK. Massa juga sudah ada banyak sekali di kompleks GBK saat rombongan yang bareng jalan dengan gw masuk. Di belakang gw massa yang mau masuk gak ada habisnya.

Mau belok ke Istora, partai PKPI ternyata bikin panggung sendiri di sisi jalan, grup band REPVUBLIK lagi manggung. Keren juga pikir gw, tapi tujuan gw Stadion GBK. Di depan Istora ada antrean buat para peserta yang datang bisa berfoto yang langsung cetak dengan template #01 secara gratis. Ada relawan juga yang bagikan air mineral gratis.

Lewatin Istora, baru belok kiri menuju stadion. Di sinilah dapat kipas tangan yang dibagikan gratis buat para peserta yang lewat. Banyak bendera dan papan tertulis milik para pendukung disita keamanan. Ternyata masuk dalam stadion dilarang membawa bendera atau papan alat peraga kampanye (makanya sotoy kalo ada yang fitnah bilang dikasih uang di pintu gerbang kalo bawa bendera partai tertentu).

Massa yang berseliweran makin banyak saat lingkar luar stadion gw jalani. Sempat coba masuk ke tribun tuk cari kawan2 yang sudah terlanjur masuk, eh gw gak bisa. Pintu dijaga keamanan dan dilarang masuk karena sudah penuh. Saran yang diajukan jadi peserta festival: masuk ke lapangan lewat pintu buat bus yang biasanya bawa tim sepakbola yang bertanding. Setelah digeledah petugas, akhirnya gw masuk stadion.....

Pernah nonton film PELE (2016). Adeganawal filmnya hampir sama gw rasakan pas masuk. Masuk lapangan (walau rumputnya sudah dicover) gw cengo karena ke arah manapun gw memandang itu tribun penuh. Tapi lapangannya belum penuh sih. Jadi kayak berasa ditontonin orang di tribun. Serasa jadi atlet atau gladiator, walau sebenernya Gading Marten dan Indra Bekti-lah yang jadi fokus di panggung.

Sok langsing dan gesit, gw pun merangsek ke posisi depan panggung persis. Center-lah, tapi gak sampai nyentuh panggung. Kira2 15-20 meterlah dari panggung. Ngeri kalo gw pingsan kepanasan, karena lone wolf, siapa yang bakal nolongin. Jadi berstrategilah. Cukup di situ, toh masih ada tempat kosong di belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun