Sudah nduk….
Ayah cinta banget sama nduke, sayang banget sama nduke, gak usah mikir yang aneh – aneh ayah gak mungkin macem – macem, ayah janji sama nduke ya…. Ayo” nduke makan terus bobok, besok pagi biar gak kesiangan ayah berangkatnya.
Nduke juga cinta banget sama ayah…
Malam semakin larut, kehangatan suasana dalam kamar mulai terasa dan pelan – pelan mulai mengusir rasa resah dan gundah di dalam hati Ita. Bahasa kalbu melebur menjadi satu dalam cinta yang bergelora. Desahan nafas terbingkai indah menjadi kenangan yang akan selalu terkenang. Jari – jemari mulai erat menggenggam, tangan semakin kuat mendekap. Ayunan cinta terus membawa dua insan terbang jauh menuju singgasananya. Sampai aliran air datang dan menghempaskan mereka berdua ke dermaga cinta dan mereka berduapun terlelap dalam indahnya surga dunia.
04.00 Yadi terbangun dan mendekap erat Ita yang masih tertidur, Ita pun membalas dekapan Yadi mereka seolah tak ingin berpisah, tapi jarum jam tak mau menghianati sang waktu yang begitu setia menemaninya berputar.
Kita mandi yuk…. Ayah mau berangkat!!!
Selesai mandi Yadi memakai baju yang sudah di siapkan Ita
Saat taxi biru muda berhenti di depan rumah mereka, Yadi menghela nafas panjang dan menelan ludahnya. Mulut Yadi membungkam dan matanya tertuju ke langit – langit ruang tamu, dia pun melangkah menghampiri Ita yang berderai air mata. Dengan tubuh besar dan tegap Yadi mendekap erat tubuh Ita yang kecil dan sedikit berisi, dia mengecup kening Ita dan mengelus rambut Ita yang ikal dan panjang. Mereka berdua larut dalam tangis.
Ayah cinta nduke, ayah sayang nduke, ayah janji gak akan ninggalin nduke, ayah janji akan kembali kita akan bersama lagi selamanya sampai kakek nenek dan sampai kita berdua meninggal.
I love you nduke…. So much!!!
Nduke janji, nduke akan setia menunggu ayah. Kita akan bertemu di kota lama.