Mohon tunggu...
Jonathan Latu
Jonathan Latu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Banser NU

menulis supaya membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Wahabi Bisa Merebut Masjid NU dan Muhammadiyah?

6 Mei 2019   23:54 Diperbarui: 7 Mei 2019   00:29 3047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ini pernah Sholat sebelahan shaf sama mereka di masjid di Indonesia dan "annoying" sekali mereka ini senang sekali memaksa diri geser-geserin orang yang ada disebelahnya. Sementara Desember 2018 lalu ketika melaksanakan Ibadah Umroh, hampir tiap hari saya Sholat sebelahan sama Wahabi Arab dan biasa saja malah. Silakan kroscek kebenaran ini dan boleh senyum kalau pengalaman kita sama.

Diatas sudah saya tulis bahwa Indonesia ini Islamnya kebangetan ramah dan sangat menghormati Dzuriyah (Keturunan Rasulullah), sehingga kebiasaan orang Indonesia ketika bertemu yang bau Arab pasti akan menghormati. Ini adalah kearifan lokal yang hanya ada di Indonesia, padahal di Saudi sana Makbaro Ummina Maymunah Binti Al Harith Istri Kanjeng Nabi lokasinya ditengah jalan trans Mekkah Madinah dan seadanya tidak layak disebut sebagai makam dari seorang yang sangat dikasihi Kanjeng Nabi. 

Penghargaan terhadap sesama manusia, utamanya jika dia adalah dzuriyah hanya dimiliki oleh Islam Indonesia saja, bahkan Islam Arab saja tidak pernah peduli hal itu.

Keramahan Islam Indonesia ini baik, dan tentu saja sesuai Sunnah yang diajarkan Kanjeng Nabi tentang ukhuwah. Namun keramahan ini adalah titik lemah pada gerakan Wahabi yang melakukan ekspansi dan klaim atas masjid-masjid NU dan Muhammadiyah di Indonesia. Kejadian di pasuruan tersebut bukan yang pertama, sudah sangat sering Wahabi alias Al Kacong (Aliran Kathok Congkrang) menguasai Masjid karena sikap ramah tamah dari jamaah dan pengurus masjid. 

Awalnya membantu, kemudian mengisi pengajian, kemudian "mengkudeta" majelis, kemudian full menguasai Masjid tersebut dan ekslusif mereka pakai seolah mereka yang buat padahal merampas.

Silakan googling: Masjid NU yang dikuasai Wahabi, maka akan muncul banyak sekali berita, kajian dan juga jurnal tentang hal tersebut. Silakan baca satu persatu mulai dari sejarah sampai dengan kajian para ahli dan jarang ada berita bagaimana cara mengambil alih kembali Masjid tersebut. 

Ramah tamah khas Islam Nusantara ini sudah saatnya menjadi otokritik juga, ramah adalah budaya kita yang harus dijaga tapi ramah jangan sampai lengah karena sekali lengah mereka akan bancakan ambil apa yang menjadi milik kita.

Karena mencintai Tanah Air adalah bagian dari iman, maka menjaga Masjid kita tetap memberikan kesejukan bagi Indonesia adalah tugas dan kewajiban kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun